Ratu Pub dan Raja Dunia -4- End (+)

778 69 3
                                    

Yeee sampe juga di part terakhir di cerita ini. Tapi tenang aja part lumayan panjang untuk part menutup ini yaaa....
Semoga suka..♡
.
.
.

Dengan perasaan khawatir Chanyeol mengedarkan pandangannya keseluruh ruangan gelap yang biasa mereka datangi malam hari, pub. Berusaha menemukan sosok Yoona yang sedang meminum wine dengan kondisi mengenaskan. Layaknya seorang wanita yang tengah patah hati. Namun apa yang didapatnya berbeda dengan yang dia bayangkan. Alih-alih bersedih karena melihat Chanyeol bersama wanita lain tadi pagi saat di perusahaannya, Chanyeol justru melihat Yoona tengah meliuk-liukkan badannya di lantai dansa bersama dua orang pria disampinya menemani.

Chanyeol yang merasa kesal melihat pemandangan yang tersaji, dengan segera menghampiri Yoona yang masih terlihat bahagia dengan kegiatannya saat ini. Yoona merasa kesal saat tiba-tiba saja tangannya dicengkram dan ditarik oleh seseorang yang membuatnya berhenti menari dan berbalik untuk mengucapkan sumpah serapah yang telah tersedia di dalam otaknya. Namun, alih-alih menyumpahi orang tersebut, Yoona justru terdiam saat melihat Chanyeol-lah yang berada dihadapannya.

Kedua orang pria yang menemani Yoona sejak tadi pergi karena tatapan mata Chanyeol yang menyuruh mereka pergi. Siapa yang berani melawan perintah Park Chanyeol jika berakhir dengan pulang ke rumah dalam keadaan cacat permanen? Jadi mereka hanya menurutinya.

"Oh, Tuan Park Chanyeol." Ucap Yoona sambil tersenyum lebar. Mencerminkan seperti mereka adalah sahabat yang sudah lama tidak berjumpa, dan Tuhan memberikan waktu mereka bertemu di pub ini dengan jangka waktu yang pendek.

"Mau menari?" Tawar Yoona sambil menunjuk lantai dansa yang dihuninya sedari tadi.

Chanyeol hanya menggelengkan kepalanya sebagai pengganti jawaban bahwa dia menolak untuk kali ini. Mood-nya sedang tidak bagus untuk bersenang-senang. Tujuannya datang ke tempat ini hanya untuk bertemu dengan Yoona, memberikan penjelasan mengenai Hyejin, dan mengajaknya menikah, mungkin?

"Aku bisa saja menari denganmu sekarang, tapi aku tidak ingin. Ada hal yang harus kita bicarakan." Kata-kata Chanyeol membuat Yoona tertawa. Entah mengapa wanita ini sering kali tertawa saat Chanyeol berbicara serius padanya. Apakah ekspresi Chanyeol terlalu lucu?

"Aku pernah membaca sebuah novel yang memiliki quotes Never trust a Man who can dance, sepertinya itu bukan hanya sekedar quotes, tapi kenyataan." Yoona menghentikan ucapannya, memberikan jeda cukup lama untuk memberi kesempatan Chanyeol mencerna apa yang wanita itu maksud.

"Terserah." Chanyeol memutar matanya kesal karena ucapan Yoona barusan, "Ikut aku." Lanjutnya sambil menarik Yoona, mengikuti langkahnya yang Yoona tau mengarah kemana. Sebuah kamar sewaan yang memang sengaja disediakan pub ini untuk para tamunya.

Setibanya di kamar, Yoona dan Chanyeol sama-sama terdiam, hanya saling memandangi tanpa bersuara. Sebenarnya banyak yang ingin ditanyakan Yoona pada Chanyeol. Seperti, bagaimana dengan wanita yang ku temui di perusahaan kemarin? Apa dia memuaskanmu? Apa kalian bermain hingga larut? Apa dia kekasihmu? Alih-alih mengutarakan apa yang ada dipikirannya, Yoona malah tersenyum kearah Chanyeol yang sama sekali tidak melepaskan pandangan matanya dari Yoona.

"Hah, disini cukup panas, lebih baik kita bermain diluar." Ujar Yoona sambil membalikkan tubuhnya menuju pintu berniat meninggalkan Chanyeol.

Namun usahanya sia-sia saat lengan Chanyeol menarik pundak Yoona untuk berbalik menghadap kearahnya lagi dan langsung menciumnya tanpa izin dari wanita itu.
Chanyeol melumatnya dalam-dalam menikmati sensasi yang tak biasa saat lidahnya menyentuh lidah wanita itu. Chanyeol melumatnya penuh napsu, tidak perduli dengan penolakan yang jelas-jelas diberikan oleh Yoona dengan sebuah dorongan, pukulan, namun semuanya serasa sia-sia karena Chanyeol tidak akan pernah melepaskannya.

•Short Series• [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang