Hiraeth -1-

690 110 14
                                    

Cerita ini udah selesai ditulis, jadi 50+ vote sebelum 24 jam setelah update, bakalan langsung double update lagi. So, jangan pelit votenya guys...
.
.
.

Hiraeth merupakan kosakata Bahasa Inggris yang umumnya diucapkan oleh orang-orang Wels. Kata ini sendiri memiliki arti yang sangat indah, yakni kerinduan atau nostalgia, kerinduan atau keinginan yang tulus, atau rasa penyesalan

****

Hari ini hujan mengguyur kota Seoul. Tak ada orang-orang yang berlalu lalang di jalan-jalan depan pertokoan seperti biasanya. Hanya ada kendaraan bermotor yang memenuhi jalan raya. Hawanya begitu dingin. Membuat kebanyakan orang ingin berdiam diri dan bergelung di bawah selimut tebalnya saja. Namun, lain hal nya dengan seorang gadis bernama Im Yoona. Gadis itu lebih memilih untuk duduk di sebuah caffe dengan hanya ditemani secangkir kopi yang bahkan sudah dingin. Mungkin karena dia membiarkannya begitu lama. Dia melirik jam tangan mahal yang melingkari pergelangan tangan kanannya, lalu menghembuskan nafas berat untuk ke sekian kalinya.

Apa dia tidak akan datang lagi?

Apa penantiannya akan sia-sia?

Apa, dia akan seperti ini terus?

Hanya diberi janji dan dibiarkan menunggu? Berbagai pertanyaan memenuhi pikirannya.

Pertanyaan-pertanyaan yang sebenarnya ingin dia tanyakan pada orang itu, namun ia tak mampu. Rasa kesal dan lelahnya karena menunggu seakan menguap begitu saja ketika melihat pria yang menjadi objek berputarnya hidupnya datang dengan memberikan senyumnya yang mampu meluluhkan hatinya.

Seperti biasa.

Park Chanyeol, pria itu adalah orang yang membuatnya rela menunggu padahal menunggu adalah hal yang amat sangat ia benci. Terhitung sudah lebih dari satu bulan menunggu adalah kegiatan barunya. Waktu sudah menunjukkan hampir pukul sepuluh malam. Harusnya Yoona sudah dapat bergelung di bawah selimut hangatnya jika saja Chanyeol tidak mengajaknya makan malam bersama. Yoona begitu senang ketika Chanyeol mengajaknya makan malam untuk pertama kalinya setelah satu bulan. Yoona mengerti jika Chanyeol benar-benar sibuk karena pria itu merupakan seorang arsitek yang bekerja di sebuah perusahaan besar dan terkenal.

Chanyeol memiliki bakat dan kemampuan yang lebih dari orang-orang di sekitarnya sehingga membuatnya mudah mendapat jabatan yang lebih tinggi dari pada teman-temannya. Pria itu baru saja dipromosikan sebagai ketua tim bahkan saat dia baru bekerja dua bulan di perusahaan itu.
Yoona merasa sangat beruntung mendapat lelaki seperti Chanyeol. Pria yang nyaris sempurna.

Chanyeol menyuruh Yoona untuk datang lebih dulu ke restoran tempat mereka sering makan bersama, karena Chanyeol masih ada pekerjaan yang harus dia selesaikan katanya. Pria itu tengah sibuk dengan proyek pembangunan resort baru di Jepang. Proyek itu benar-benar menyita pikiran, tenaga dan perhatian Chanyeol.

Binaran mata Yoona menghilang seiring dengan lamanya dia menunggu. Dia berusaha untuk tidak menghubungi Chanyeol karena mungkin hal itu akan membuat pekerjaan Chanyeol terhambat. Yoona menurunkan bahunya lemas. Chanyeol berubah dan ia lelah. Haruskah ia menyerah saja? Pikiran seperti itu sering menghinggapi benak Yoona, membuat gadis itu merasakan nyeri pada ulu hatinya. Dia takut. Jika dia melepas Chanyeol, dia tidak akan bisa hidup dengan baik. Karena sayangnya, Yoona sudah benar-benar menggantungkan hidupnya pada pria itu.

Yoona meraih ponselnya dan memutuskan untuk menghubungi Chanyeol. mencari kepastian bahwa lelaki itu akan datang atau tidak. Jujur saja, Yoona sudah sangat lelah. Ingin segera membersihkan diri dan meringkuk di ranjang empuknya. Beberapa menit setelah telfonnya tersambung, Chanyeol mengangkat panggilannya. Namun Yoona heran mendengar suara gaduh di sana. Berisik sekali. Seperti suara dentuman musik yang memekakan telinga.

•Short Series• [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang