Udah lama gak update shortseries yaa. Ok jangan lupa votenya 40+ untuk part beruntunnya loh...
.
.
.Berjalan di sepanjang trotoar, perasaannya sangat kesal, sudah sehari pria ini kabur dari rumah dan berharap tidak akan bertemu lagi dengan ayahnya, mereka bertengkar hebat sebelumnya, itu sudah bukan pertengkaran yang pertama lagi, mereka selalu bertengkar dan rumah menjadi sesak bagi pria ini, di pikirannya hanya ayahnya yang salah, ibunya sudah meninggal dan tetap saja pria ini menyalahkan ayahnya yang tidak bisa mengurus ibunya dengan baik.
Kemarin pun menjadi puncak kekesalannya dan berakhir dengan dia memilih meninggalkan rumah itu, tidak ada lagi cinta dan kasih sayang, semua lenyap semenjak ibunya pergi.
Merogok sakunya, saat ini dia sudah tidak memegang uang sepeser pun, perutnya cukup lapar, meninggalkan rumah sepertinya ide yang buruk, tapi kakinya enggan untuk berjalan pulang. Terdiam sejenak, menatap seorang gadis yang sepertinya tengah menunggu, suasana di sekitarnya sangat sunyi, ini jalan setapak yang jarang di lalu orang, gadis itu tidak juga beranjak dari sana.
Setan mungkin sudah menguasai pikirannya, melihat sekitar dan masih tidak ada siapapun yang lewat, berjalan perlahan dan tepat di dekat gadis berambut hitam panjang itu.
"Serahkan uangmu jika kau ingin selamat." Ancam pria itu, dia tidak punya benda tajam, tapi menggenggam keras pergelangan gadis itu.
"U-uang! Ba-baiklah." Gadis itu terbata-bata, raut wajahnya cukup terkejut tiba-tiba saja ada yang mengancamnya, sangat takut dan pergelangannya cukup sakit.
Pria ini menatap ada yang aneh dari gelagat gadis di hadapannya, iseng menggerakkan tangannya ke arah mata gadis itu, benar saja, dia gadis yang buta, bahkan tidak melihat ke arah tasnya yang sibuk di rogok, dia masih kesulitan mencari dompetnya, tangan pria itu terlepas.
"Pergilah." Ucapnya, kini nada suaranya terdengar datar.
Kegiatan mencari dompetnya terhenti, tangan pria itu menghilang dan menyuruhnya pergi. "Pe-pergi? Anda menyuruhku pergi?" Ucapnya tidak percaya.
"Ah, pergi sebelum aku berubah pikiran." Ucap pria itu, menatap gadis yang ternyata buta, dia menjadi merasa bersalah sendiri, baru kali ini dia ingin berbuat jahat dan bahkan akan merampok seorang gadis buta. Jahat yang berkali lipat.
"Kau tidak apa-apa?" Tanya gadis itu, bukannya bergegas pergi, dia malah sibuk berbicara dengan pria yang menatap dingin ke arahnya.
"Apa maksudmu? Cepat pergi dari sini!" Ucap kesal pria itu.
"Beberapa orang kadang melakukan kesalahan karena dalam keadaan terdesak, aku yakin kau bukan orang jahat, dari suaramu kau terdengar seperti orang baik." Ucap gadis itu, menatap ke arah lain dan pria itu berada di sebelah kanannya, bukan kiri.
"Jangan sok tahu."
"Atau apa karena kau kasihan padaku?" Pria itu terdiam, ucapannya benar, dia pun beranggapan kasihan selain rasa bersalah. "Aku tidak suka di kasihani." Ucap gadis itu, raut wajahnya terlihat tegas.
Krrriiiyuuuuukkk...~
Mungkin pria ini ingin segera mengubur dirinya hidup-hidup, bunyi perutnya yang butuh makanan membuatnya sangat-sangat malu.
"Aku akan mentraktirmu makan." Ucap gadis itu.
"Apa? Kau ini bodoh atau apa, aku hampir merampokmu dan sekarang kau mau mentraktirku! Dasar gadis aneh!" Ucapnya, wajahnya tengah memerah karena malu, tapi gadis itu buta jadi dia tidak perlu menyembunyikan wajahnya.
"Tapi kau tidak jadi merampokku, aku hanya ingin berbuat baik padamu, memang orang lapar suka bertindak seenaknya, aku pun seperti itu." Ucap gadis itu dan malah terkekeh.
KAMU SEDANG MEMBACA
•Short Series• [M]✔
Historia Corta[Adult Content 21+] 🔞 Private Part, Follow first Hanya sekumpulan cerita pendek Park Chanyeol dan Im Yoona dalam berbagai genre. •Tidak untuk anak dibawah 17 tahun•