Arrogant -4-

503 94 9
                                    

Yukk kencengin vote lagi biar update tiap hari atau bahkan double dalam sehari.
40+ vote for next part yaa dear...♡
.
.
.

Park’s Group Inc dapat menobatkan hari senin menjadi hari yang sangat melelahkan untuk para karyawannya. Mereka sudah disibukkan sejak pagi dengan beberapa jadwal pertemuan dan jumlah uang yang siap masuk ke perusahaan mereka. Sama sepeti yang Yoona lakukan disini, ia begitu berhati-hati mengerjakan dua laporan yang terselip dalam dokumen merah. Tentunya dokumen ini akan datang lebih banyak lagi dan membuat pekerjaannya bertambah. Tapi Yoona berusaha menyelesaikannya lebih cepat agar Chanyeol dapat segera membacanya.

Berbicara soal Chanyeol, pria itu begitu romantis dengan mengantar Yoona pulang setelah melihat pertunjukan kembang api. Ia benar-benar menunggu Yoona masuk kedalam apartemennya sebelum kembali mengemudi dan menghilang dari jangkauan pandangan. Manis sekali. Sayangnya itu hanya bertahan tidak lebih dari satu hari. Kecemasan muncul ketika Chanyeol tak menghubunginya di hari minggu. Mungkin ini sedikit berlebihan, tapi Yoona terus saja mengumpat ketika ponselnya bergetar dan bukan nama Chanyeol lah yang tertera. Ia mengabaikan segala macam panggilan dan begitu gelisah sampai pada hari ini. Chanyeol tak memberikan kabarnya. Beberapa spekulasi mulai muncul di otaknya yang terus berpikir.

Tangan Yoona berhenti membuka lembar selanjutnya ketika ponselnya yang berada diatas meja berbunyi. Ia melihatnya malas, dan ketika tau siapa yang menelpon, secepat yang ia bisa, telpon itu sudah berada pada telinganya.

“Hallo, Chanyeol, kau…”

Terpotong Chanyeol berbicara lebih dulu darinya. “Batalkan pertemuan hari ini dan buatkan aku janji ulang untuk esok hari, lakukan itu segera dan beri aku laporan secepatnya.” Katanya dingin tak seperti kemarin.

Yoona mencengkram erat ponselnya dan menggigit bibir. Well, ketakutannya terjadi. Saatnya untuk bersikap profesional. Satu tarikan napas, ia mengangguk walaupun Chanyeol tak melihatnya.

“Baiklah, Mr. Park, jadwal pertemuan anda akan saya kirimkan via email.”

Saluran telpon terputus.
Yoona mendapati tubuhnya lemas dan anehnya tak bisa bergerak. Pandangannya tertuju pada lantai kantor yang dingin.

Jangan pernah jatuh cinta padanya.

Seharusnya ia mengingat semua perkataan Yuri, kan? Kenapa sekarang ia begitu bodohnya mengakui bahwa ia mencintai Chanyeol. Di balik semua kepiluannya itu, Oh Sean keluar dari lift dan menatapnya geli. Ia sedang tak ingin berbicara banyak dengan orang, tapi siapa yang dapat menolak Sean dan menyuruhnya pulang jikalau ia juga merupakan bagian terpenting bagi Chanyeol. Jadi, Yoona membiarkan jemarinya menyisir rambutnya dan mengusap air matanya yang syukurnya tidak terjatuh pada sudut matanya.

Oh Sean mengangkat tangannya untuk menyapa. “Haiii~”

Yoona memasang senyum. Walaupun tak terlalu lebar, ia berharap dapat menutupi rasa sakitnya. “Ada yang bisa saya bantu Mr. Oh?”

Sean menggaruk-garuk jangutnya yang baru tumbuh. “Aku ingin bertemu Chanyeol. Apa ia ada di tempat?”

“Maaf, Mr. Oh . Saat ini, Mr. Park sedang tidak berada di ruangannya.”

Sean menarik sebelah alisnya. “Lantas dimana bokong besarnya berada?”

Yoona tercekat. Sean sedang membicarakan bagian tubuh Chanyeol yang membuat ingatannya begitu refleks memutar ulang kejadian malam minggu lalu. Yoona hanya berharap satu, pipinya tak bersemu merah dan membuatnya terlihat jelas di mata Oh Sean.

Yoona menggeleng. “Saya tidak tau, Mr. Oh. Beliau sedang sibuk melakukan sesuatu diluar kantor.”

Oh Sean nampaknya tengah menimbang sesuatu ketika ia memajukan bibir bawahnya dan bergumam. Senyum simpul langsung menghiasi wajahnya begitu ia beralih melihat Yoona. “Apa kau sedang free sekarang?” Oh Sean bertanya.

•Short Series• [M]✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang