Kamu menjadi penenang bagi hatiku sekaligus jadi bagian yang membingungkan.
•••
"Mamaa, Anrez belum dateng, ya?" tanya Tiara baru saja turun dari kamarnya.
"Belum, Ra. Sarapan dulu," balas Mama Fitri.
Tiara mengangguk kemudian mendudukkan tubuhnya di kursi meja makan. Mata gadis itu berbinar saat melihat ada makanan kesukaan di hadapannya.
"Wah, ada nasi goreng," seru Tiara.
Mama Fitri tersenyum. "Ya udah, cepet makan nanti keburu Anrez-nya dateng."
Tiara menganggukkan kepalanya kemudian segera mengambil seporsi makan untuk sarapan dan langsung melahapnya.
Tok tok
"Kayaknya itu Anrez deh, Ma."
"Mama aja yang bukain. Kamu lanjut makan," balas Mama Fitri.
"Oke, Ma." Mama Fitri berjalan menuju pintu rumahnya untuk membukakan pintu.
Ceklek
"Assalamualaikum, Tante." Anrez mencium punggung tangan Mama Fitri.
"Waalaikumsalam. Masuk dulu, Rez. Tiara lagi sarapan."
Anrez mengangguk lalu melangkahkan kakinya memasuki rumah sahabat kecilnya dan menghampiri Tiara yang berada di meja makan.
"Pagi, Rara."
"Pagi, Anrez. Anrez udah sarapan?"
Anrez mengangguk. "Aku udah sarapan kok tadi di rumah."
"Oh, tunggu bentar, ya. Rara dikit lagi abis makannya," balas Tiara.
"Iya, santai aja." Anrez mengacak rambut sahabat kecilnya gemas. Tingkah Tiara selalu saja membuatnya tersenyum atau bahkan tertawa. Ingat, sahabat.
"Nanti abis pulang sekolah, mau jalan gak?" tawar Anrez kepada Tiara.
"Ke mana?"
"Kamu maunya ke mana? Mau ke mall? Udah lama kamu gak belanja. Biasanya suka banget ngajak aku nemenin kamu belanja," balas Anrez dengan senyum hangatnya.
Tiara membalas senyuman itu. "Oke, nanti pulang sekolah kita ke mall, ya."
"Siap, Queen. Ayo cepetan abisin, nanti kita telat ke sekolah," seru Anrez dibalas anggukan oleh Tiara.
Anrez terkekeh seraya memperhatikan Tiara yang sedang melahap sarapannya. Sahabatnya ini selalu saja bisa membuat mood-nya naik drastis hanya karena tingkah lakunya.
"Ayo. Rara udah selesai makannya," ajak Tiara sembari bersiap-siap.
"Om mana sih, Ra?" tanya Anrez yang tidak melihat kehadiran Arief sama sekali di meja makan. Biasanya selalu ikut sarapan bersama.
"Om udah pergi dari tadi pagi, Rez," jawab Fitri.
Anrez membulatkan mulutnya lalu mengalihkan pandangannya ke arah Tiara yang berada di sampingnya. "Ayo?"
Tiara mengangguk. "Ma, Rara berangkat, ya."
"Iya. Hati-hati, ya, Rez, bawa mobilnya," seru Fitri.
"Siap, Tante. Kalau ada Tiara mah aku pasti hati-hati, Tan," balas Anrez dengan cengirannya.
Fitri tertawa pelan. "Ya udah gih."
"Dadah, Mamaa."
Anrez menggamit tangan Tiara untuk digenggamnya erat. Gadis itu menoleh ke arah Anrez lalu menyunggingkan senyumnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anzara ✓
Teen FictionBersahabat sejak kecil memang tidak menjamin perasaan itu tidak akan tumbuh. Apalagi separuh hidupnya dijalani bersama-sama. Pastinya, perlahan perasaan itu akan muncul. Entah Tiara, atau Anrez, atau bahkan keduanya. Start 15/11/2021 End 6/4/2022