Chapter 57

309 68 17
                                    

Tiara memasuki rumahnya dengan langkah yang gontai. Hari ini terasa sangat berat baginya. Mulai hari ini, Tiara dan Milo harus semakin serius belajar untuk olimpiade minggu depan.

"Ra, capek, ya?" tanya Mama Fitri ketika melihat putrinya lemas.

"Capek banget, Mama."

"Ya udah, ganti baju, bersih-bersih, terus nanti kita makan, ya, sayang. Papa sebentar lagi pulang kok," seru Mama Fitri langsung diangguki oleh Tiara.

Tiara menaiki tangannya berjalan menuju kamarnya untuk melakukan yang Mama Fitri serukan kepadanya.

Ceklek

Gadis itu mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang kemudian menyimpan asal tas sekolahnya. Pikirannya tertuju pada sikap Anrez yang mengabaikan dirinya hari ini.

Anrez kenapa? Kenapa cowok itu tiba-tiba berubah? Padahal kemarin mereka baik-baik saja bahkan mereka berpelukan.

Sikap Anrez sangat kentara sekali kalau cowok itu menghindarinya. Apakah Tiara melakukan kesalahan kepada Anrez? Tapi apa?

Tiara membuang napasnya kasar. Merasa masalahnya dengan Anrez tidak kunjung selesai. Ia kira, pertemuannya dengan Anrez di rumah cowok itu kemarin, itu dapat memperbaiki hubungan mereka. Namun nyatanya tidak. Salah total.

"Anrez kenapa sih anjir?"

"Capek banget gue sama dia."

•••

"Ben," panggil Tiara. Kini cowok itu sedang berada di sebelahnya. Lebih tepatnya Tiara yang duduk di bangku Ben dan Hasby.

"Kenapa?"

"Kayaknya gue harus ngomong sama Anrez," kata Tiara sontak membuat Ben menatap ke arahnya.

"Ngomong soal perasaan lo?"

Tiara menggeleng. "Omongin kenapa dia ngehindarin gue. Dia kentara banget ngehindarin gue. Gue salah apa sih, Ben, sama dia?"

"Ra, lo yakin mau ngobrol sama dia? Kalau akhirnya lo nangis lagi gara-gara dia gimana?"

"Enggak akan, Ben. Istirahat masih lama, 'kan?"

Ben mengangguk pelan. Merasa masih ragu dengan apa yang akan Tiara lakukan. "Iya, Ra. Istirahat masih ada waktu 10 menit."

Tiara langsung berdiri dari duduknya. "Gue ke kelas Anrez. Byeee, Bennn."

"Eh, Ra. Mau ke mana?" tanya Hasby ketika keduanya berpas-pasan di pintu kelas.

"Kelas Anrez," teriak Tiara karena jarak mereka sudah lumayan jauh.

Hasby menatap Tiara yang semangat hendak menghampiri Anrez seraya berjalan menuju bangkunya.

"Gue khawatir deh," kata Ben saat Hasby sudah duduk di sampingnya.

"Rara?"

Ben mengangguk. "Gue khawatir Anrez malah ngebentak dan kasarin Rara lagi."

"Gue juga. Apalagi kemarin gue liat Anrez cuekin Rara sampai enggak mau liat muka Rara."

"Serius lo?" tanya Ben. Ia baru mengetahui hal itu.

"Beneran. Abis itu Rara langsung sedih mukanya."

Anzara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang