"Ra," panggil Ben. Cowok itu kini sudah duduk di depannya. Tepat di bangku Nabila yang sedang kosong.
"Hm?"
"Nanti latihan buat olimpiade?" tanya Ben.
Tiara mengangguk. "Iya."
"Pulangnya sama gue, ya? Nanti kalau lo udah selesai, lo telepon gue."
"Tumben."
"Udah lama enggak main sama lo. Dan kayaknya lo juga banyak cerita yang belum lo ceritain ke gue," jawab Ben.
Tiara terkekeh. "Iya, Ben."
"Okay, Ra. Jangan lupa nanti telepon gue, jangan malah pulang sama Milo."
"Iyaaaa, Beennnn."
Tangan Ben terulur mengelus kepala Tiara lembut. "Semua bakal baik-baik aja, Ra. Lo punya gue."
Tiara menghela napasnya berat kemudian menundukkan kepalanya. Merasa kata-kata yang diucapkan Ben sukses membuat hatinya berdesir.
"Raaa, gue sedih liat lo kayak gini," kata Ben.
Ben segera berdiri dari duduknya lalu berjongkok di samping Tiara. Tangannya tergerak mengangkat dagu gadis itu agar bisa melihat ke arahnya.
"Ra, are you okay?"
Tiara menggeleng. "No. I need a hug. I need a long hug."
Ben langsung membawa Tiara ke dalam dekapannya. Memeluk erat tubuh yang kini sedang rapuh itu. Memberikan seluruh kekuatannya untuk Tiara.
"It's okay, Ra. Nangis sepuas lo di pelukan gue."
Tangis Tiara langsung pecah sesaat setelah Ben menyelesaikan kalimatnya. Tiara menumpahkan semua rasa sakitnya di dalam pelukan Ben.
"Gue tenang lo bisa nangis sama gue, Ra."
•••
"Kamu kenapa, Ra? Tadi pas ngerjain soal enggak fokus gitu?" tanya Milo khawatir.
Tiara menoleh ke arah Milo kemudian tersenyum simpul. "Enggak apa-apa. Aku cuman lagi enggak mood aja."
Milo menatap Tiara penuh selidik. Merasa alibi yang gadis itu ucapkan tidak memungkinkan. Pasti ada yang Tiara pikirkan sejak tadi.
"Aku tau kamu ada sesuatu hal yang kamu pikirin. Apapun itu, Ra, kamu bisa cerita ke aku dan beban kamu akan sedikit berkurang. Tapi kalau enggak mau cerita, enggak apa-apa kok. Inget, aku selalu ada buat kamu."
Tiara menatap Milo lekat. Cowok di hadapannya ini terlihat sangat tulus. Namun hal itu belum bisa membuat hatinya terjatuh pada Milo.
"Miloooo, thank youuu."
"My pleasure, cantiikkk. Pulang yuk," ajak Milo seraya menggamit tangan Tiara.
"Aku pulang sama Ben hari ini. Ben udah jemput aku di depan."
"Ohhh, ya udah. Mau jalan sama Ben?"
Tiara mengangguk. "Iya. Udah lama enggak main sama Ben."
"Ya udah. Yuk kita ke parkiran."
Keduanya pun berjalan beriringan menuju parkiran. Terlihat Ben sudah menunggu di parkiran dengan tubuhnya yang disenderkan pada mobilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Anzara ✓
Teen FictionBersahabat sejak kecil memang tidak menjamin perasaan itu tidak akan tumbuh. Apalagi separuh hidupnya dijalani bersama-sama. Pastinya, perlahan perasaan itu akan muncul. Entah Tiara, atau Anrez, atau bahkan keduanya. Start 15/11/2021 End 6/4/2022