Chapter 24

310 73 16
                                    

Friends can break your heart too.

•••

"Hai, guys. Kenapa nih? Tumben banget ngajak ketemu di luar?" tanya Anrez ketika matanya menangkap ketiga temannya datang menghampirinya.

"Lo kemana aja? Enggak jengukin Tiara lagi?" tanya Nabil dingin.

"Gue nemenin Kyla, Neneknya kritis udah 4 hari."

"Terus, ngelupain Tiara gitu aja?" tambah Naufal.

"Kyla butuh gue."

"Anjing lo," sarkas Rifky

Bugh

Aksi yang tiba-tiba dari Rifky membuat Naufal dan Nabil terkejut. Bogeman mentah yang dilayangkan Rifky mampu membuat Anrez jatuh tersungkur ke tanah.

Dengan gerakan cepat, Naufal menahan Rifky agar tidak memukul Anrez lagi dan Nabil membantu Anrez untuk berdiri.

"Rif, sadar! Dia sahabat lo!" tegas Naufal.

"Bacot lo. Gue enggak terima Tiara disakitin sama cowok brengsek kayak Anrez."

Anrez bangun dibantu oleh Nabil lalu menatap ke arah Rifky. "Lo kenapa sih, Rif?"

"Lo yang kenapa, bego! Maksud lo apa bikin Tiara nangis?!" sentak Rifky.

Anrez mengernyitkan dahinya. "Lo kenapa semarah ini sih? Lo suka sama Tiara?"

Naufal mendengus kesal. "Rez, lo sadar enggak sih sama pertanyaan lo? Lo bukannya udah tau kita gimana, ya? Kenapa lo bisa nanya kayak gitu ke Rifky?"

"Rifky aneh banget, Fal. Kenapa dia semarah itu sama gue gara-gara Tiara nangis?" balas Anrez yang belum menyadari sesuatu.

Anrez terdiam mematung. Ia diam seolah baru saja menyadari satu hal dari kalimat yang terlontar dari mulutnya.

"Tiara nangis?" tanya Anrez.

"Bodo, anjing. Lo pikir aja sendiri kesalahan lo apa," balas Rifky lalu pergi dari hadapan Anrez disusul oleh Naufal dan Nabil.

Anrez mendudukkan tubuhnya di bangku taman. Otaknya berputar memikirkan apa kesalahannya sampai bisa membuat Tiara menangis.

Ia salah apa?

•••

Ceklek

Anrez membuka pintu ruangan Tiara perlahan. Mengintip sedikit keadaan ruangan gadis itu. Terlihat Tiara tengah tertidur di atas brankarnya dan Papa Arief yang melihat ke arahnya.

"Rez," panggil Papa Arief.

Anrez menyunggingkan senyumnya lalu masuk ke dalam ruangan Tiara mendekati Papa Arief dan duduk di sampingnya.

"Tante mana, Om?" tanya Anrez.

"Kantin." Anrez manggut-manggut.

"Ke mana aja? Enggak ke sini terus, Rara nyariin kamu loh," tanya Papa Arief tanpa basa-basi.

"Maaf, Om. Aku nemenin temen, Neneknya kritis, dirawat di sini juga."

"Kyla?" tebak Papa Arief tepat sasaran.

Anrez tersenyum canggung. "I-iya, Om."

Papa Arief manggut-manggut. "Enggak apa-apa kalau kamu lebih milih nemenin Kyla, tapi jangan lupa kabarin Rara. Dia nyariin kamu terus."

Anzara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang