Chapter 3

586 88 9
                                    

Perbatasan itu 'teman'
yang coba kau lebur karena nyaman,
aku hanyalah dekat yang kau salah artikan.

•••

"ANREZ!"

"Aleta?"

Aleta berjalan menghampiri meja kantin mereka dengan emosi yang tertahan. Sangat kentara sekali di raut wajahnya kalau Aleta sedang marah sekarang.

Gadis itu menarik paksa tangan Tiara hingga dirinya berdiri dari duduknya. Ditatapnya wajah Tiara dengan air muka yang sudah memerah menahan amarah.

Plak

Aleta menampar pipi Tiara keras hingga gadis itu tertoleh ke arah kanan. Anrez yang melihat Aleta tiba-tiba menampar Tiara di hadapannya pun terkejut.

Anrez menggamit tangan Tiara lalu memposisikan tubuh sahabatnya di belakang dirinya.

"Lo apa-apaan sih?!" sentak Anrez.

"Dia yang apa-apaan, Anrez! Kenapa kalian deket banget sih? Aku pacar kamu, 'kan?"

Anrez memilih menutup mulutnya rapat-rapat tanpa merespon ucapan Aleta karena emosinya sudah membuncah akibat kelakuan pacarnya itu.

Aleta tersenyum miring. "Sepenting itu, ya, sahabat kamu? Sepenting itu sampai kamu lupa punya pacar?"

"IYA! TIARA LEBIH PENTING DARI PADA LO!"

Mendengar ucapan yang menurut Aleta sangat kasar sampai menusuk ke hatinya, tangannya langsung tergerak mengambil segelas es teh manis yang berada di meja lalu menyiramnya ke tubuh Tiara.

Aksi itu tentunya membuat perhatian dari seluruh penjuru kantin. Semua mata tertuju pada mereka.

Tubuh Tiara sudah basah kuyup dengan teh manis yang baru saja disiram oleh Aleta kepadanya.

"ALETA! KITA PUTUS!"

Anrez menarik lembut tangan Tiara keluar dari kantin menuju toilet untuk membersihkan tubuh sahabatnya. Disusul oleh April, Hasya, dan Nabila.

"Lo udah gila, ya?" tanya Ben.

"Lo pikir masalah lo sama Anrez bakal selesai kalau kelakuan lo kayak gini? Lo salah besar, Let. Tiara gak ada urusannya sama hubungan lo dan Anrez," tambah Hasby.

Nabil berdiri dari duduknya lalu berjalan menghampiri Aleta. "Lo bakal tau akibatnya karena udah gangguin sahabat gue."

Tanpa menunggu respon dari Aleta, Nabil langsung beranjak dari hadapan gadis itu.

"Cabut," seru Nabil diangguki oleh Rifky dan Naufal. Sedangkan Hasby dan Ben sudah pergi sejak tadi karena tidak tahan melihat wajah Aleta yang memuakkan.

•••

"Kita bersihin dulu rambut kamu, ya," ucap Anrez lembut.

"Masa kamu masuk ke toilet perempuan?"

"Gak apa-apa. Udah yuk," balas Anrez lalu melangkah yakin memasuki toilet sementara Tiara memilih untuk menutup mulutnya rapat-rapat.

Mood-nya hilang entah ke mana. Tubuhnya sudah lengket dan dingin karena es teh manis yang Aleta siram pada tubuhnya.

Sekarang mereka sudah berdiri di depan wastafel. Anrez menatap lekat Tiara yang kini menundukkan kepalanya.

"Ra, aku bersihin dulu rambut kamu," seru Anrez dibalas anggukan oleh Tiara.

Dengan telaten Anrez membersihkan rambut Tiara lembut membuat gadis itu menyunggingkan senyumnya.

Anzara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang