Chapter 58

377 71 16
                                    

Sempat kau bersikap seolah sandaran jiwaku. Namun apa artinya memilih hati yang salah?

•••

Drttt drrtt

Mama is calling..

Anrez hanya menatap layar ponselnya yang menunjukkan panggilan dari sang mama. Sudah berkali-kali Mama Rani meneleponnya namun tidak ada satu panggilan pun yang Anrez jawab.

Sekarang sudah pukul 8 malam dan Anrez belum beranjak dari taman sedikitpun. Ia masih diam di mobilnya dengan tatapan lurus ke taman yang gelap.

Cowok itu menghela napasnya panjang. Hatinya masih sesak. Hatinya ikut merasakan sakit yang Tiara rasakan karena perubahan dirinya sendiri terhadap gadis itu.

Kira-kira Tiara bagaimana sekarang? Apa yang gadis itu rasakan saat melihat perubahannya yang sangat signifikan? Ia tidak bisa membayangkannya apalagi kalau sampai Tiara menangis.

"Lo bego banget sih anjing," umpat Anrez kemudian memukul stir mobilnya.

"ARGH BANGSAATTT."

•••

Tiara memasuki kamarnya. Ia baru saja pulang latihan soal fisika untuk olimpiade yang tinggal menghitung hari.

Gadis itu segera membersihkan tubuhnya dan membereskan perlengkapan sekolahnya. Setelah selesai, Tiara mendudukkan tubuhnya di meja belajar kemudian membuka buku fisikanya.

Memilih untuk melupakan apa yang terjadi pada hari yang berat ini dan fokus pada soal-soal di hadapannya. Hitung-hitung mengalihkan pikirannya dari apa yang berkecamuk di otaknya.

Tok tok

Ceklek

"Rara?" panggil Mama Fitri.

Tiara mengalihkan pandangannya pada sang mama yang berada di pintu. "Iya, Ma."

"Mama boleh masuk, ya?"

"Boleh, Ma. Masuk aja," balas Tiara. Mama Fitri langsung memasuki kamar putrinya dan melihat Tiara yang sedang berkutat dengan soal-soal fisika.

"Ra, nih red velvet sama susu," kata Mama Fitri.

Tiara menoleh ke arah mamanya kemudian tersenyum. "Makasih, Mama."

"Istirahat dulu kenapa sih, Ra. Baru pulang udah ngerjain soal aja."

"Enggak apa-apa, Ma. Olimpiade-nya sebentar lagi," jawab Tiara.

"Mau sebentar lagi juga, tapi istirahat lebih penting, Ra. Lagian kamu tadi di sekolah udah belajar, 'kan? Sekarang waktunya istirahat."

Tiara terdiam. Tidak membantah atau menyela teguran dari Mama Fitri. Gadis itu menyimpan pensil dan menutup bukunya lalu mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang samping sang mama.

"Ma," panggil Tiara.

"Iya? Kenapa?"

"Rara boleh cerita?"

"Boleh dong. Kenapa?" balas Mama Fitri.

"Mama bosen enggak denger Rara cerita tentang Anrez?"

Anzara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang