Chapter 33

305 66 10
                                    

Tidak ada yang tahu kapan cinta akan tumbuh, dan tidak ada yang tahu juga kapan cinta akan berhenti.

•••

"Hai," sapa Anrez ketika sudah sampai di rumah Tiara.

"Hai. Ayo masuk!" seru Tiara dengan tangannya yang menggandeng Anrez memasuki rumahnya.

"Ada apa sih, Ra? Kemarin bukannya baru main? Sekarang udah ngajak ketemu aja."

"Emang enggak mau ketemu Rara?" tanya Tiara.

"Mau, mau. Cuman tumben aja gitu."

"Yaa biarin aja sih," balas Tiara. Gadis itu mendudukkan tubuhnya di sofa ruang keluarga disusul oleh Anrez.

"Tante sama Om mana?" tanya Anrez.

"Di kamar."

Anrez manggut-manggut. "Ra."

"Apa?"

"Kalau kecewa kamu belum sembuh, tolong bilang sama aku, ya? Aku beneran pengen sembuhin rasa kecewa kamu ke aku," kata Anrez sambil menatap lekat wajah cantik milik Tiara.

Tiara mengangguk. "Tapi Rara udah enggak apa-apa kok. Abis kamu ceritain semuanya ke Rara, semaleman Rara mikir dan memposisikan diri sebagai kamu. Kayaknya kalau Rara jadi kamu, Rara juga bakal ngelakuin itu karena Kyla lebih butuh kamu dari pada Rara waktu itu."

"Ra, kenapa sih?"

"Kenapa apanya?" tanya Tiara bingung.

"Kenapa sih kamu baik banget, Raaa? Kamu udah dibikin kecewa sama aku loh, kenapa tetep baik sama aku?"

Tiara tersenyum manis. "Kata Mama, kalau ada orang yang jahatin, nyakitin, atau bikin kecewa, jangan dibales lagi sama itu semua. Rara harus tetep jadi orang baik walaupun orang itu udah jahat sama Rara. Jadi, Rara enggak punya alasan buat balas itu semua ke Anrez."

"Lagian, Rara enggak berhak untuk terlalu marah sama kamu. Karena di sini posisinya Rara cuman sahabat kamu," sambung Tiara.

"No. Kamu boleh marah sepuasnya sama aku even though you are just my best friend."

"But not for me, Anrez. Udah, ya? Rara udah enggak mau bahas ini lagi," balas Tiara tegas membuat Anrez tak berani membantahnya lagi.

"Ra ..."

"Apa lagi, Anrez ganteng?" balas Tiara.

Tanpa membalas sepatah katapun, Anrez membawa tubuh Tiara ke dalam dekapannya. Gadis itu terdiam karena Anrez yang memeluknya secara tiba-tiba.

"Anrez."

"Ssttt ... sebentar aja, Ra," ujar Anrez tepat pada telinga Tiara.

"Rara," panggil Anrez yang masih berada di pelukan Tiara.

"Hm?"

"Aku sayang sama Rara. Janji, ya, harus bahagia terus."

•••

Ketiga laki-laki duduk di sofa keluarga rumah Tiara dengan kedua tangannya yang disilangkan di depan dada menatap tajam ke arah Anrez.

"Biasa aja liatinnya anjing," kata Anrez yang sudah merasa risih dan rasa takut mendominasinya.

"ANREZ, SEJAK KAPAN KAMU SEKASAR ITU?" teriak Tiara membuat Anrez terkejut.

Anrez sontak menutup mulutnya ketika tersadar kalau ia baru saja berbicara kasar. Cowok itu menoleh perlahan dengan takut-takut ke arah Tiara yang berada di sebelahnya.

Anzara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang