Kepergian bisa jadi fase paling hidup yang bisa kita rasakan, untuk merasakan sepenuhnya jadi manusia, bahwa ternyata melupakan itu bukan cuma tentang menghapus, tapi melepas.
- Rintik Sedu
•••
"Ini semua gara-gara lo, Rez."
Seluruh pasang mata kini tertuju pada April. Gadis itu kini menatap tajam ke arah Anrez yang tengah terduduk di kursi meja belajar Tiara.
"Gara-gara lo, kita enggak bisa ngabisin waktu sebelum dia pergi ke luar negeri. Lo tau enggak? Gue marah banget. Kenapa sebelum dia pergi ke luar negeri, lo orang terakhir yang bareng sama dia?"
"Kalau Tiara enggak kecelakaan dan pergi ke luar negeri, hari ini dia pasti lagi main dan habisin waktunya sama Ben. Kalau Tiara enggak pergi, besok kita bakal main dan nginep di sini sebelum dia berangkat ke luar negeri."
"Gue yakin banget kalau semua ini enggak kejadian, Tiara bakal pamit sama sahabat-sahabatnya buat berangkat ke luar negeri. Tiara bakal pamit sama kita dan bikin keberangkatan Tiara enggak seberat ini."
"Sekarang lo tau kan kenapa Tiara dibawa ke luar negeri sama Om dan Tante?"
"ITU KARENA LO, ANREZ!"
"Ini semua gara-gara lo! Lo harus tanggung jawab! Cari Tiara dan bawa dia kembali ke sini, bangsat!"
"April, udah," tegur Nabila seraya mengelus punggung April guna menenangkan gadis itu.
"Anrez enggak bisa dibaikin lagi, Nabila! Dia sadar enggak sih udah nyakitin Rara?" balas April emosi.
"Iya-iya, sayang. Sini kamu duduk dulu," seru Nabil kemudian menarik lembut lengan April untuk duduk di tepi ranjang.
"Rez, lo tau enggak?" kata Hasya yang masih berada di posisinya.
"Kita sebagai saksi kedekatan kalian sadar banget sama perasaan kalian. Tanpa kalian sadari sejak awal, perasaan kalian udah tumbuh lebih dari sebatas sahabat. Gue pribadi liat dari cara kalian tatapan satu sama lain. Tatapan itu enggak kosong, Rez."
"Setiap kalian pacaran, kalian selalu putus. Alasannya apa? Pasti karena kalian lebih mentingin satu sama lain dibanding pacar kalian sendiri. Waktu Hasby nembak Tiara, dia tolak Hasby karena Tiara udah mulai sadar sama perasaannya buat lo."
"Lo ingat waktu Kyla ke Indonesia? Lo tau enggak yang dia rasain ketika lo lebih mentingin Kyla dibanding Tiara padahal Tiara juga butuh banget lo? Sakit. Tiara sakit sampai nangis, Anrez. Dan lo enggak sadar akan hal itu."
"Waktu kalian mau sarapan bareng, tapi lo berujung ingkarin janji lo karena keasyikan sama Kyla. Lo tau enggak? Tiara mau confess sama lo. Dia mau jujur sama perasaannya untuk lo. Tapi lo enggak ada waktu itu. Lo ke mana? Sibuk sama cinta pertama lo."
"Enggak cuman sekali lo ingkarin janji lo. Untuk yang kedua kalinya lo ingkarin janji lo ke Tiara karena Kyla. Kata lo, Kyla butuh lo karena neneknya meninggal dan tinggalin Tiara gitu aja tanpa kasih dia kabar."
"Lo enggak inget sama sekali ke Tiara. Bahkan lo baru samperin Tiara di paginya. Gue tau kok, sebelum lo samperin Tiara, lo abis confess kan ke Kyla? Udah lupa sama Tiara, terus lo bilang Tiara egois dan berubah?"
"Lo bikin dia nangis, lo bikin dia sakit, lo bikin dia kecewa, lo bikin dia ngerasa enggak penting buat lo. Lo sadar enggak sama apa yang lo lakuin ke dia? Enggak, Rez. Bahkan setelah lo minta maaf aja, lo tetep lukain dia."
Hasya tersenyum miring. "Dan saking baiknya Tiara, dia maafin kesalahan lo itu. Dia coba ngertiin posisi lo waktu itu. Dengan ikhlas, dia maafin lo, Anrez."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anzara ✓
Подростковая литератураBersahabat sejak kecil memang tidak menjamin perasaan itu tidak akan tumbuh. Apalagi separuh hidupnya dijalani bersama-sama. Pastinya, perlahan perasaan itu akan muncul. Entah Tiara, atau Anrez, atau bahkan keduanya. Start 15/11/2021 End 6/4/2022