Aku rindu. Dan obatnya adalah kamu.
•••
Tok tok
"Ma, Pa, ini Anrez."
"Masuk, Nak," balas Papa Mahen dari dalam kamar.
Ceklek
Anrez membuka pintu kamar kedua orang tuanya kemudian masuk. "Aku ganggu enggak?"
"Hmm, kalau boleh jujur sih ganggu, Rez. Papa lagi berduaan sama Mama, mau kasih kamu adik," balas Papa Mahen membuat Mama Rani sontak memukul lengannya.
"Mas, apa sih."
Mama Rani mengalihkan pandangannya pada Anrez. "Ada apa, sayang?" tanyanya.
"Aku mau minta tolong."
Papa Mahen dan Mama Rani langsung saling pandang. Tidak mengerti konteks mengapa putranya meminta tolong kepada mereka.
"Duduk," seru Papa Mahen.
Anrez mengangguk kemudian mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang, berhadapan dengan kedua orang tuanya.
"Pa, tolong cari keberadaan Rara. Tolong cari di mana Rara sekarang. Minta tolong karyawan-karyawan Papa buat cari Rara, Pa. Aku minta tolong banget sama Papa," pinta Anrez.
"Papa memang udah minta tolong anak-anak kantor Papa, Rez. Sekarang kita lagi proses cari Rara ada di negeri mana."
"Beneran?" tanya Anrez.
Papa Mahen mengangguk. "Papa juga pengen anak gadis Papa balik lagi ke Indonesia sama kita. Kita sabar dan tunggu kabar dari anak-anak kantor Papa, ya."
"Aku nyesel," ujar Anrez lalu menundukkan kepalanya.
"Nyesel kenapa, sayang?" tanya Mana Rani.
"Ternyata selama ini Rara punya perasaan yang sama kayak aku, Ma. Perasaan aku ternyata berbalas tanpa aku sadari. Rara suka sama aku jauh sebelum aku sadar sama perasaan aku. Tapi dulu aku malah nyakitin Rara. Aku udah nyakitin Rara. Terus terakhir bisa-bisanya aku jauhin Rara karena aku pikir Rara udah pacaran sama Milo. Tapi ternyata mereka enggak pacaran. Aku nyesel banget."
Mama Rani tersenyum simpul kemudian tangannya terangkat mengusap lembut rambut Anrez. "Kamu belum terlambat, sayang. Kamu masih punya kesempatan buat ketemu sama Rara. Kita doa sama-sama biar kita bisa cepet ketemu Rara, ya."
•••
Satu tahun kemudian ...
Anrez mendudukkan tubuhnya di tepi ranjang. Ia baru saja pulang dari kampusnya. Ah iya, Anrez sekarang berkuliah di Universitas Trisakti mengambil Fakultas Ekonomi.
Pandangan Anrez kini tertuju pada bingkai foto di atas nakas. Tangannya kemudian tergerak mengambil bingkai foto itu. Foto box dirinya tengah bersama Tiara.
"Kangen, Ra. Udah setahun aja kamu pergi. Sampai sekarang aku enggak tau kamu ada di mana."
"Kamu kangen juga enggak sama aku? Enggak mau tau, kamu harus kangen juga sama aku sih," kata Anrez diakhiri dengan kekehannya.
"Kamu di sana pasti lagi kuliah juga, ya? Kira-kira kamu ambil jurusan apa? Kedokteran kah? Dari dulu kamu pengen banget tuh jadi dokter."
"Semoga kamu sukses dan lancar kuliahnya di sana, ya, Ra. Aku di sini sama temen-temen masih berusaha buat cari kamu dengan bantuan orang tua kita."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anzara ✓
Teen FictionBersahabat sejak kecil memang tidak menjamin perasaan itu tidak akan tumbuh. Apalagi separuh hidupnya dijalani bersama-sama. Pastinya, perlahan perasaan itu akan muncul. Entah Tiara, atau Anrez, atau bahkan keduanya. Start 15/11/2021 End 6/4/2022