Jalan yang sulit sering kali mengarah ke tujuan yang indah.
•••
"Raraa," sapa Milo saat Tiara sudah keluar dari kelasnya.
"Hai, Milo."
"Ke Pak Ade sekarang, yuk," ajak Milo diangguki oleh Tiara.
Tangan Milo tiba-tiba menggenggam tangan Tiara membuat gadis itu mati kutu. Otaknya berpikir keras atas apa yang sedang terjadi saat ini.
"Mil—"
"Ssttt Ra, enggak apa-apa," sela Milo.
Tiara mengangguk pelan karena dirinya sudah tidak bisa mengeluarkan kalimat apapun. Entah kenapa, jantungnya berdegup kencang.
"Ra," panggil Anrez yang entah sejak kapan sudah berada di belakangnya.
Tiara dan Milo sontak memutar tubuhnya mendapati Anrez di belakang mereka. "Eh, kenapa?" tanya Tiara.
Anrez mengalihkan pandangannya pada tautan tangan antara Tiara dan Milo. Hampir seluruh hatinya tidak terima ketika tangan Tiara digenggam oleh orang lain.
Tangannya terulur melepaskan tautan tangan antara Tiara dan Milo. Menggantikan genggaman tangan Tiara dengan tangannya kemudian menatap tajam ke arah Milo tanpa bicara sepatah katapun.
"Gue mau ngomong sama Tiara. Lo bisa duluan," kata Anrez dingin.
"Gue bisa nungguin Tiara pas udah selesai sama lo," balas Milo.
Anrez berdecak kesal. "Lo duluan aja. Gue nanti anterin Tiara ke lab. Lo tenang aja."
"Gak, gue—"
"Turutin aja apa susahnya sih?!" sentak Anrez.
"Ihhh Anrez, kok marah-marah?" rengek Tiara.
Gadis itu menoleh ke arah Milo. "Milo duluan aja, nanti Rara nyusul."
Milo menghela napasnya berat lalu mengangguk. "Gue tunggu di lab, ya, Rara."
"Iya, Miloo."
Pandangan Tiara kembali terfokus pada Anrez yang sedang menatapnya dengan lekat. Tidak seperti tadi yang menatap tajam ke arah Milo. Tatapannya sudah mulai melunak.
"Raaaa," panggil Anrez dengan wajahnya yang memelas.
"Dih, langsung berubah gitu. Tadi sama Milo galak, sama aku enggak."
"Rara not aku. Aku enggak suka kamu tadi sebut nama kamu sendiri sama Milo," kata Anrez.
Tiara mengerutkan keningnya. "Kenapa?"
"Enggak suka aja, Ra. Kalian pake gandengan lagi. Mau nyebrang emang?"
"Kamu aneh. Udah ah, Rara mau ke lab. Nanti kelamaan ditunggu Pak Ade," balas Tiara lalu segera beranjak dari hadapan Anrez.
Belum dua langkah berjalan, Anrez mencekal tangan Tiara membuat gadis itu menghentikan langkahnya.
"Aku anter, Ra. Tadi kan aku bilang mau anter kamu ke lab."
Anrez membenarkan posisi tangannya. Mencari posisi nyaman untuk tangannya menggandeng tangan Tiara kemudian berjalan beriringan menuju lab, tempat di mana Tiara akan bertemu dengan Pak Ade.
"Lama enggak ketemu Pak Ade-nya? Aku tungguin kamu deh, nanti kita pulang bareng," tanya Anrez.
"Iihhhh enggak usah nungguin. Kalau lama gimana?"
"Enggak apa-apa kalau lama juga," balas Anrez.
"Enggak. Pokoknya kamu pulang aja. Rara pulangnya gampang kok. Bisa naik ojol atau nanti minta nebeng Milo kalau dia mau."
KAMU SEDANG MEMBACA
Anzara ✓
Teen FictionBersahabat sejak kecil memang tidak menjamin perasaan itu tidak akan tumbuh. Apalagi separuh hidupnya dijalani bersama-sama. Pastinya, perlahan perasaan itu akan muncul. Entah Tiara, atau Anrez, atau bahkan keduanya. Start 15/11/2021 End 6/4/2022