Chapter 7

474 71 4
                                    

Beberapa orang diciptakan menjadi terlalu dekat untuk dipandangi, tetapi terlalu jauh untuk digapai.

•••

April melangkahkan kakinya yakin memasuki kelas XI MIPA 1. Untuk apalagi selain menemui Nabil dan memberikan susu coklatnya?

"Hai, Nabil," sapa April ceria membuat Nabil menoleh ke arahnya. Tak hanya Nabil, Rifky dan Naufal ikut menatap April dengan tatapan bingung.

"Hai."

April tersenyum manis saat sapaannya dibalas oleh Nabil walaupun singkat. Tapi tak apa. Menurutnya, ini adalah awal yang baik untuk April.

"Gue bawain susu coklat kesukaan lo," kata April seraya memberikan susu kotak coklat kepada Nabil.

Tak disangka, Nabil menerima susu kotak coklatnya membuat April ingin kayang saat itu juga.

"Thanks."

"Sama-sama. Jangan lupa diminum, ya. Pagi ini lo pelajaran matematika, 'kan? Minum susunya biar lo fokus sama pelajaran, ya," kata April disertai dengan senyum manisnya.

"Apa hubungannya minum susu sama fokus belajar, Pril?" tanya Rifky.

Sontak April menatap tajam ke arah Rifky membuat cowok itu bergidik ngeri melihatnya.

"Ampun, Bos."

April kembali menatap Nabil yang sedang memperhatikannya dan juga Rifky. Ia tersenyum manis ke arah Nabil.

"Gue keluar, ya. Jangan lupa diminum susunya."

Tanpa menunggu jawaban dari Nabil, April segera beranjak dari kelas XI MIPA 1 menyisakan Rifky dan Naufal yang sedang menatap Nabil.

Keduanya memperhatikan setiap gerak-gerik Nabil. Dari mulai Nabil yang mengambil susu kotak coklatnya dari meja, lalu membuka plastik sedotannya, kemudian meneguknya hingga tandas dalam hitungan detik.

"Lo kerasukan apa?" tanya Rifky yang masih takjub dengan Nabil.

"Hah?"

"Tau lo. Biasanya kalau dikasih sesuatu sama cewek, selalu dikasih ke kita. Giliran dikasih April, kok lo langsung minum?" tanya Naufal.

"Ini susu coklat kesukaan gue," balas Nabil sambil memperlihatkan kotak susunya.

"MASA?"

"Kalem dong anjir. Gak usah teriak segala, sat," protes Naufal.

"Sorry. Gue gak percaya banget sama alibinya Nabil soalnya."

"Gue juga gak percaya sih. Tapi bedanya gue gak teriak kayak lo," balas Naufal.

"Ada apa sih? Rame banget sampai kedenger ke kelas sebelah," tanya Anrez yang baru saja datang ke kelasnya.

"Ketauan banget nih abis dari kelasnya Tiara," sahut Rifky.

"Sirik aja sih lo," cibir Naufal.

"Dih. Lo temen siapa sih? Kok gak belain gue?" protes Rifky tak terima.

"Temen Anrez, otomatis gue belain Anrez dong."

Rifky berdecak kesal lalu menatap Anrez yang sudah duduk di samping Nabil. "Rez," panggilnya.

"Uy," sahut Anrez sambil membalikkan badannya menghadap ke Rifky dan Naufal.

"Mau tau sesuatu gak?" tanya Rifky dengan senyumnya yang penuh kepuasan karena akan menggoda Nabil.

"Gak usah hiperbola, Rif," seru Nabil ikut menghadap ke belakang.

Rifky mengangkat bahunya acuh. "Jadi, tadi ada yang dikasih susu coklat sama doi."

Anzara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang