Chapter 78

350 67 17
                                    

Tiara dan Anrez berjalan menuju dapur dari kamar cowok itu dengan tangan yang saling bertautan disertai senyum yang mengiringi langkah mereka.

"Aduh, ini pasangan baru gandengan terus," sahut Papa Mahen.

"Ehh, Papaaa. Maaf tadi Rara di kamarnya Anrez," sapa Tiara kemudian mendekati Papa Mahen lalu memeluknya.

"Hai, sayang. Enggak apa-apa. Papa tau pasti Anrez enggak ngebolehin kamu ketemu Papa," balas Papa Mahen seraya membalas pelukan Tiara tak kalah erat.

"Kan, aku mah selalu difitnah nih."

Mama Rani tertawa pelan. "Sabar, Nak. Papa kalau udah ketemu sama anak perempuannya, pasti gitu. Apalagi udah 10 tahun enggak ketemu."

Papa Mahen merenggangkan pelukannya lalu menatap lekat wajah cantik Tiara alias anak perempuannya. Ah, lebih tepatnya calon menantu kalau sekarang.

"Kemana aja sih, Ra? Hm? Enggak kangen sama Papa? Kemana aja sih, Ra, sampai 10 tahun kamu enggak pulang-pulang? Hm?" tanya Papa Mahen lembut sembari membelai rambut Tiara.

"Maaf, Papa. Selama ini Rara ada di Spanyol. Enggak bisa akses data Rara, ya?"

Papa Mahen mengangguk. "Papa yakin ini ulah Arief nih. Enggak apa-apa, yang penting sekarang kamu ada di sini sama kita."

"Maaf, ya, Pa. Rara seneng bisa pulang."

Papa Mahen kembali mengangguk. "Iya, sayang. Tetep di sini dan jangan pergi lagi, ya."

"Siap, Papaa."

Papa Mahen kemudian mendekatkan mulutnya dengan telinga Tiara. "Kecuali mau honeymoon sama Anrez," bisiknya langsung menciptakan semburat merah pada pipi Tiara.

"Pa, bisikin apa?" tanya Anrez kepo.

"Ah, kamu suka pengen tau aja," balas Papa Mahen disertai senyum liciknya.

"Papaaa," rengek Anrez.

"Malu ngerengek depan calon istri," ujar Papa Mahen.

"Udah ah. Ra, masak, yuk!" seru Mama Rani.

Mata Tiara sontak berbinar. "Ayo, Ma. Mau masak apa? Rara kangen makanan Indonesia nihh."

"Ayam bakar mau, Ra?"

Tiara mengangguk. "Boleh, Ma."

"Ayoo," seru Mama Rani seraya menarik pelan tangan Tiara menuju dapur.

"Ayo, Pa, ikut," ajak Anrez.

"Ngapain? Kamu mau ikut masak?"

Anrez menggeleng. "Mau liatin Rara sama Mama masak di meja bar."

"Meni bucin."

"Papa kenapa jadi kesundaan gitu sih ngomongnya? Ketularan Milo deh kayaknya ini mah," heran Anrez.

"Kamu juga itu logatnya kesundaan. Kamu ketularan juga sama Milo."

"Udah ah, aku mau ke dapur. Bye," kata Anrez menyerah. Tidak ingin menyia-nyiakan waktunya untuk melihat Tiara memasak.

"Ikut atuh ih."

•••

"Aku bikin sambel, ya, Ma."

"Enggak apa-apa?" tanya Mana Rani.

"Hm? Enggak apa-apa dong, Ma. Memang kenapa?"

"Tangan kamu takutnya sakit," balas Mama Rani khawatir.

Tiara terkekeh. "Enggak apa-apa, Ma."

Anzara ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang