Sementara Ian pergi mencari saudara dan saudarinya, ditambah dengan keponakannya. Edmund keluar dari sekolah, dan membimbing Athena ke ayunan, mereka duduk bersebelahan. Selama beberapa detik mereka terdiam, Edmund pun akhirnya membuka pembicaraan.
“Apa begitu sulit untuk jujur kepada sahabatmu sendiri, Athena?” Tanyanya yang langsung membuat Athena menunduk.
“Bukan begitu, aku hanya…” Athena menghentikan perkataannya karena dia sudah kehabisan ide, dia tidak tahu harus berkata apa lagi.
“Aku mengerti, ada hal-hal yang tidak bisa kita bagi dengan siapapun.” Ucap Edmund dengan sedikit kecewa.
“Pernahkah kamu merasa takut pada dirimu sendiri? Karena ada monster di dalamku dan itu membuatku takut.” Kata Edmund
“Terkadang… Semua orang punya bagian hitam dan masa terkelam dalam hidup mereka.” Kata Athena mengingat kakaknya, dan mantan anggota Tim Excalliber itu.
“Aku takut pada diriku. Jika aku menceritakannya kepadamu, kamu pasti menjauhiku. Aku bukan orang baik yang selama ini kau pikir.” Kata Edmund
“Ceritakan saja kalau kau ingin membuktikannya.” Athena menatap mata Edmund denhan penuh kesungguhan.
“Kau tidak akan menganggapku monster nantinya?” Tanya Edmund
“Tidak. Kau tidak bisa memandingkanku dengan mereka. Hatiku tidak sebuta yang kau pikir.”
“Seandainya semua orang sepertimu, hidupku tidak akan seperti di neraka.” Kata Edmund tertawa dengan sarkastik.
“Menjadi berbeda bukan kejahatan.” Ucap Athena seakan-akan dia mengerti bagaimana rasanya menjadi dirinya.
“Aku tak memilih untuk dilahirkan seperti ini.”
“Menyangkalnya tidak akan mengubah kenyataan.” Jawab Athena
“Kekuatan ini bukan hanya membuatku jadi berbeda, tapi aku juga sudah menyakiti banyak orang karena ini. Aku sudah membuat banyak sekali kekacauan.”
“Soal membunuh ayahmu, aku sudah tahu. Tapi apakah ada yang lainnya? Seperti apa?”
“Aku membunuh teman-temanku. Aku membunuh ibuku beserta keluarga barunya. Dan masih banyak lagi. Aku tidak sanggup menceritakannya karena itu mengundang kenangan buruk. Aku tak mengerti kenapa bisa membunuh orang-orang tak bersalah. Aku bersumpah tak bermaksud melukainya. Tapi saat menyaksikan mereka perlahan mati. Entah kenapa aku menikmatinya.” Kata Edmund dengan menunjukkan kepuasan di matanya yang membuat Athena bergidik. Perasaan itu tidak asing. Perasaan yang dijelaskan oleh Gerald kakaknya berulang kali. Perasaan senang melukai. Ketika monster dalam diri seseorang bangun. Apakah kota Centurion, kota miliknya benar-benar perlahan memanggil bagian hitam dari seseorang?
“Aku tahu kamu tidak bermaksud menyakiti siapa-siapa. Kau bukan seperti yang mereka katakan.” Kata Athena
“Mereka tidak mau mengerti. Tidak ada yang peduli padaku. Membuktikan kepada mereka tak akan mengubah semuanya. Maksudku, semua yang kulakukan akan sia-sia.” Kata Edmund
“Hanya pola pikirmu yang bisa mengubahnya. Mulailah menganggap dirimu istimewa. Kau berarti. Lagipula aku tidak akan membuatmu merasa sendirian.” Kata Athena sambil tersenyum.
Obrolan mereka langsung diganggu oleh sorakan ejekan Bruce dari kejauhan yang datang bersama Alex, Alice, Aaron, dan Ian.
“Mesra sekali!!! Aku harap kedatangan kami tidak mengganggu! Terlebih tidak membuat kekasihmu yang pemarah ini menjadi pembunuh yang berkali-kali lebih kejam!” Serunya sambil merangkul Ian. Tentu saja pria itu sangat terganggu dengan perilaku Bruce, tapi dia menahan diri untuk tidak menampar keponakannya dan membunuhnya di depan ibunya, Alice.
KAMU SEDANG MEMBACA
Project X
Science FictionDi dalam markas-markas tersembunyi, manusia yang tinggal di laboratorium sejak bayi menjadi subjek bahan percobaan untuk membangun era baru, manusia yang lebih kuat. Untuk menjadi kuat dan mendapat kekuatannya, mereka harus menjalani berbagai pender...