North Dakota
2100
Malam hari itu, beberapa orang sedang sibuk bertaruh di bawah papan iklan hologram yang ada di bagian atas gedung. Suara decitan ban mobil dan asap memenuhi area jalanan balapan tersebut. Beberapa orang bersorak. Dan beberapa gadis berpakaian mini sedang menyemangati para pembalap mobil yang sedang melakukan balapan. Beberapa dari mereka sedang menyiapkan soda dingin dan beberapa makanan untuk menonton balapan itu. Ada beberapa tempat khusus untuk mobil dimana disana disediakan oli dan berbagai suku cadang mobil. Semua orang sibuk menonton balapan, kecuali untuk seorang pria berambut cokelat sambil memakai kacamata hitam untuk sedikit menutupi identitasnya itu. Meski itu tak terlalu berguna bagi orang yang mengenalinya, tapi dia tetap peduli setan dan memakainya. Pria setinggi 188 cm itu terus saja berjalan mondar-mandir sambil menelepon seseorang yang sepertinya sangat penting. Dia mengenakan setelan jaket kulit hitam yang sudah menjadi ciri khasnya setiap hari. Bisa dibilang, tempat ini adalah salah satu kerja sama bisnisnya dengan kerabatnya.
Dari kejauhan, seorang pria bermata biru langit, beserta rambut pirang sedikit kecoklatan, dengan rambut yang sedikit acak-acakan itu, dia membuat simpul senyum jahat di bibirnya. Dia berada di dalam mobil. Tentunya dia bukan peserta balapan. Tapi, dia baru saja mendapatkan mobil balapan baru yang dia pesan tadi pagi. Dia hanya ingin mencoba seberapa cepat mobil tersebut berjalan kepada kerabatnya yang pemarah itu. Sangking fokusnya pada ponselnya dan berbagai bisnis yang dia kerjakan.
Pria itu sampai lupa dan tidak sadar kalau ada suara deruan mobil yang melaju kencang ke arahnya dan menabraknya sampai terlempar dan terjungkal ke jalanan aspal di area balapan.
Pria itu langsung membanting ponselnya karena kesal. "Sialan! Berengsek! Bajingan! Keparat!" Teriak Hexston meneriakkan daftar panjang kata-kata kotor pada Elfonzo yang ada di dalam mobil yang tak jauh dari mereka, menertawainya setelah melakukan hal jahat itu pada Hexston.
Hexston langsung melompat keluar dari arena balapan sebelum beberapa mobil nyaris menabraknya. Dia pun segera menunjukkan kedua jari tengahnya sambil menghampiri Elfonzo yang masih meluapkan semua sisa tawanya.
Meski Elfonzo lebih tua setahun dari Hexston. Dia selalu terlihat lebih muda daripada Hexston. Mungkin itu karena faktor ayahnya yang ramah, suka bercanda, dan tersenyum setiap saat. Berbeda dengan Hexston yang saat ini adalah pria pemarah, selalu mementingkan pekerjaannya. Meski terkadang jahil, tapi dia lebih sering serius daripada Elfonzo. Setidaknya pikirannya lebih dewasa dari pada Elfonzo. Sungguh, Elfonzo sudah seperti copy paste dari sikap Bruce. Terlebih mata biru lautnya. Wajahnya memang tampan, tapi dia memiliki wajah badboy yang ramah pada semua gadis. Elfonzo, Bruce, dan Marcel adalah trio yang memiliki wajah dengan suasana yang sama.
Pria dengan setelan jaket kulit hitam itu langsung mengambil sebuah kaleng soda dari sebuah alat pendingin di sana, lalu dia berjalan ke mobilnya sambil membawa kunci inggris di sana.
"Keluar dari mobil sekarang juga!" Tekan Hexston yang dibalas oleh Elfonzo dengan menggelengkan kepalanya. Hexston yang mulai geram pun langsung memecahkan kaca mobilnya dengan memukulkan kunci inggris tersebut dengan keras. Selagi Elfonzo melindungi wajahnya dengan lengannya dari pecahan kaca, Hexston langsung menyiram kepalanya dengan soda, hingga membasahi rambut pirang kecoklatannya sebelum dia sempat keluar dari mobilnya. Ketika dia ingin pergi lewat pintu di belakangnya, Hexston sudah menarik pakaiannya dan menahannya. Lalu, dia membasahi tubuhnya lagi beserta mobilnya dengan minuman soda itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Project X
Science FictionDi dalam markas-markas tersembunyi, manusia yang tinggal di laboratorium sejak bayi menjadi subjek bahan percobaan untuk membangun era baru, manusia yang lebih kuat. Untuk menjadi kuat dan mendapat kekuatannya, mereka harus menjalani berbagai pender...