Dari dulu, Edmund memiliki dua kepribadian. Yang tak lain adalah dirinya yang seperti biasa dan dirinya yang lain yang memiliki sisi gila. Edmund memberi nama dirinya yang ada di masa lalu. Dirinya yang gila itu diberi nama dengan sebutan Nick. Kenapa dia memberi sosok itu dengan nama depannya? Itu karena orang-orang di masa lalu memanggilnya sepertu itu. Orang-orang yang dia ingin lupakan. Orang-orang yang dia benci. Edmund menganggap sisi gilanya itu berasal dari masa lalu yang dia ingin kubur dalam-dalam, dan tak pernah membuka untuk melihatnya lagi.
Jika boleh jujur, dia sangat membenci dirinya yang gila. Dia bernaggapan bahwa Nick selalu membawa malapetaka kemanapun fia pergi. Dia tidak tahu bagaimana dia bisa ada, dan mengganggu kehidupannya. Menghancurkannya. Membuatnua semakin buruk.
Seingatnya, dia melihat Nick saat dia pertama kali menemukan kekuatannua dan menunjukkannya kepada orang tuanya. Tentu saja orangtuanya tidak senang. Mereka membencinya. Mereka merasa ngeri. Mereka benci sesuatu yang berbeda hingga mereka berburuk sangka. Mereka benci mutan. Mereka takut dengan hal-hal itu.
Flash On
2057
Tepat dimana hari dia telah bertemu dengan ibunya kembali. Dia membunuh mereka dengan mengendalikan pikiran mereka sehingga mereka mengambil pisau, menuju gudang, dan saling membunuh satu sama lain.
Setelah mereka mati dengan mengenaskan, Edmund langsung membungkuk dan berbicara pada ibunya yang sudah mati itu.
"Aku selalu membuatnya semakin rumit, bu."
"Ini bisa saja lebih mudah jika kamu memilihku dari awal."
"Seharusnya kamu tidak usah memilikiku jika kamu tidak menginginkanku di awal."
"Dan bodohnya aku, karena sudah berharap kamu menyayangiku dan aku percaya bahwa kamu peduli padaku. Padahal selama ini... kamu hanya diam saja saat ayah memukuliku."
"Kamu tidak melakukan apapun. Kamu mengecewakanku."
"Aku tahu kamu telah kecewa lebih dulu padaku. Karena aku berbeda. Karena aku tumbuh tidak seperti yang kamu harapkan. Tapi itu bukan salahku. Aku tidak punya pilihan atas kekuatan yang kumiliki."
"Tapi kamu punya pilihan untuk menerimaku atau tidak. Dan kamu malah memilih banyak pilihan bodoh untuk mengecewakanku."
"Itu adalah hari ulang tahunku yang ke lima. Ayahku mabuk saat itu dan memukuliku. Setelah itu, aku berada di luar menangis. Lalu kamu bertanya padaku, kenapa aku menangis?"
"Pertanyaan yang bodoh, bukan?"
"Lalu kamu bilang padaku kalau dunia ini tidak peduli padaku." Katanya sambil menutup kain tersebut dengan sapu tangannya.
Tak lama setelah itu dia segera pergi dari gudang tersebut dan masuk ke dalam rumah ibunya. Menyalakan televisi dan menonton kartun sambil makan cokelat seolah tidak ada yang terjadi.
Sehari telah berlalu, Edmund masih tinggal di rumah keluarga baru ibunya yang telah dia bunuh. Dia bahkan mengambil beberapa mainan milik anak ibunya. Dia kelihatan hidup debgan normal disana selama beberap jam. Tak lama kemudian, beberapa polisi mengetuk pintunya.
Edmund pun segera membuka pintunya tersebut.
"Kami perlu bicara pada ibumu."
"Dia seharusnya pulang beberapa jam yang lalu." Kata Edmund memasang eskpresi tidak bersalahnya.
"Apa yang terjadi? Dimana dia?"
"Aku tidak tahu." Kata Edmund menatap mereka dengan ekspresi yang benar-benar tidak tahu.
"Edmund. Dimana kamu terakhir melihat ibumu?"
"Kemarin malam saat aku makan malam bersamanya." Jawab Edmund

KAMU SEDANG MEMBACA
Project X
Ciencia FicciónDi dalam markas-markas tersembunyi, manusia yang tinggal di laboratorium sejak bayi menjadi subjek bahan percobaan untuk membangun era baru, manusia yang lebih kuat. Untuk menjadi kuat dan mendapat kekuatannya, mereka harus menjalani berbagai pender...