30 menit yang lalu...
Bruce, Gerald, Alice, Colossus, Marcel, dan kolonel spanyol itu masih saja merakit bom di lantai atas.
“Ada yang salah... Sepertinya aku melupakan sesuatu?" Tanya Marcel kepada dirinya sendiri saat memasang bom itu di dinding.
“Oh iya! Tentang tim pertama… apa yang harus kulakukan kepada mereka?” Tanya Marcel pada dirinya sambil merakit bom lain.
“Hei… sebelumnya. Aku mendengarmu sedang berbincang dengan bahasa rusia di alat komunikasimu. Kau terdengar khawatir dan juga marah. Ada apa?” Tanya Alice
“Bukan apa-apa, hanya saja urusan antar kelompok prajurit organisasi militer tempatku dibesarkan.” Jawab Marcel
“Kau yakin tentang itu? Jika ada apa-apa, ingat, kau tidak sendiri. Kau bisa meminta bantuan pada Ian. Satu-satunya orang yang kau miliki, sekaligus bisa kau andalkan. Kamu hebat sekali bisa bertahan selama puluhan tahun tanpa meminta bantuan kakakmu semenjak kamu terpisah darinya saat umur 6 tahun.” Kata Alice
"Entahlah. Mungkin aku tidak ingin merepotkannya. Dia sudah punya banyak masalah dan pekerjaannya sendiri. Aku tidak ingin membebaninya. Semakin aku dewasa, membuatku semakin sadar kalau kami punya kehidupan masing-masing. Memang mirip. Tapi berbeda dengan caranya sendiri."
"Aku bahkan tidak berharap dia atau siapapun menyelamatkanku waktu itu. Banyak hal mengubahku. Aku semakin tak mengharapkan siapapun untuk menolongku... Satu-satunya orang yang bisa kuandalkan adalah diriku sendiri. Aku tidak ingin merepotkan orang lain." Jelas Marcel sambil merancang bom.
“Sebenarnya… ini adalah masalah penting.” Kata Marcel yang membuat yang lain bertanya-tanya padanya.
"Seharusnya mereka tidak turun ke sana bersama Alex.” Kata Marcel
“Kenapa?” Tanya Bruce
“Domhnall Byron menanamkan sesuatu di kepala Alex yang membuatnya bisa melakukan perintahnya, kapan pun dia mau.” Jawab Marcel
“Bagaimana kau bisa tahu itu? Tanya Gerald
“Karena aku tumbuh besar di sana. Dan kebanyakan dari kami sering diberi serum yang mengendalikan otak kita agar kita menaati perintah. Mustahil untuk melawannya. Tentu saja aku tahu kalau Byron pasti punya cadangan, dan dia pasti akan memaanfaatkan salah satu dari kalian.” Kata Marcel
“Kenapa kau tak bilang dari tadi?” Tanya Alice
“Karena jika aku bilang. Semua teman prajurit yang kukenal akan mati. Dalam skala terburuk, mereka akan dimusnakan. Aku akan mati tentunya. Rencana pemberontakkanku untuk membebaskan seluruh teman-temanku dengan serum itu juga akan gagal.” Kata Marcel
“Apa kau punya penawarnya?” Tanya Bruce
“Hanya satu. Aku hanya sempat mencuri satu. Aku tak memberikannya kepada kalian, karena aku harus membawa sampel serum itu kepada ilmuan lain yang bisa diajak kerja sama, agar mereka bisa membuatnya lebih banyak. Jika kuberikan pada Alex. Maka aku tak bisa selamatkan ratusan, ribuan prajurit yang ada di organisasi itu.” Jelas Marcel
“Aku banyak mempertaruhkan hidupku demi penawar itu. Aku rela mati untuk itu.” Lanjutnya lagi.
"Tapi... kurasa saat ini aku tak boleh menjadi egois dan mementingkan keluarga terlebih dahulu." Kata Marcel sambil memberikan pistol kepada Bruce.
"Mungkin, nanti aku bisa mencari dan mencuri lagi sampel serum itu. Berharap saja yang berikutnya aku tidak akan mati." Kata Marcel sambil mengangkat kedua bahunya tak peduli.
"Jika kau bertemu dengannya. Tembak dia dengan pistol ini di kepalanya. Jangan sampai meleset karena kamu punya satu peluru. Yang artinya hanya satu kesempatan." Kata Marcel dengan sungguh-sungguh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Project X
Ciencia FicciónDi dalam markas-markas tersembunyi, manusia yang tinggal di laboratorium sejak bayi menjadi subjek bahan percobaan untuk membangun era baru, manusia yang lebih kuat. Untuk menjadi kuat dan mendapat kekuatannya, mereka harus menjalani berbagai pender...