Bruce's POV
Bruce daritadi sedang duduk bersantai di dekat kolam renang apartemennya. Dia sedang sibuk dengan pikirannya sendiri selama berjam-jam tanpa melakukan apa-apa.
"Aku merasa hidupku tidak berguna. Entah kenapa, aku merada aku lebih baik mati. Aku selalu saja membantu orang lain. Dan hebat dalam urusan dalam hidup yang tak berguna ini. Seperti saat aku membantu Devon dengan masalah keluarga yang rumit. Dan Dylan si psikopat itu saat kecil. Tapi, aku merasa tak bisa ada yang membantuku." Batin Bruce sambil menyalakan pematik, untuk menyalakan rokok yang berada di bibirnya.
"Yah... mungkin itu salahku juga, karena tak pernah terbuka kepada siapapun. Aku selalu bersikap menyenangkan, seolah aku tak punya masalah." Batin Bruce sambil menghebuskan asap rokoknya ke udara, dan menyandarkan kepalanya ke kursi santai yang dia duduki itu.
"Kamu sepertinya sedih."
"Argghhh... Kau perusak suasana Lizzie! kenapa kamu selalu bisa bertelepati denganku?" Keluh Bruce dengan kesal.
"Apa kamu lupa aku ini punya kekuatan penyihir? Kamu adalah salah satu orang favoritku, tidak mungkin aku akan melepaskanmu begitu saja... Kenapa kamu begitu sedih?"
"Aku tidak ingin bangkrut ketika aku mati. Ingin hidup di VIP. Mencoba masuk ke klub, mereka ingin melihat ID Ingin aku memakai pertunjukan yang bagus dan dasi. Aku sudah bekerja dan bekerja. Tapi itu belum cukup untuk memuaskan Karena aku mendapat mimpi untuknya dan untukku. Jadi aku punya uang di pikiranku."
"Jika kamu ingin menumpuknya, kamu harus bekerja untuk itu. Kamu mendapat mimpi dan kamu punya waktu. Tapi itu tidak cukup untuk membuat mereka bertahan."
"Jadi aku menumpuknya, aku harus bekerja untuk itu. Ya, aku punya uang di pikiranku. Mencoba menjadi pria yang lebih baik... Tapi, itu belum cukup untuk memuaskan. Lamborghini terbaru, aku harus membelinya saat pacarku pertama kali melihatnya. Aku harus membelikannya dompet, koper. Saint Lauren, Dior, Louis Vuitton, Channel, Prada, Fendi, dan masih banyak barang merek lain yang harus kubeli untuk para gadis. Aku pikir jika aku tidak punya uang, aku akan menjadi yang terburuk untuknya. Dan jika aku tidak punya uang, aku akan kehilangan dia. Yang paling keras adalah yang paling pialang, dia adalah orang yang cerewet. Yang paling keras adalah yang paling pialang dan aku sedang berjuang. Ugh... Gadis-gadis memanggilku teman, sekarang mereka ada padaku."
"Sepertinya kamu sangat kesepian dan butuh teman saat ini. Sepertinya aku harus kesana jika kamu tak keberatan."
"Tidak. Tidak mungkin. Dan tidak akan pernah. Aku tidak akan membiarkannya. Karena kau adalah perempuan yang menyebalkan dan gila." Jawab Bruce
***
Ya Tuhan! Mengapa aku membiarkan orang ini masuk ke apartemenku? Apa yang salah denganku! Aku menggelengkan kepalaku sedikit saat meletakkan makanan di atas meja. Aku melepas sepatuku dan duduk di sofa, dan mengikat kepangku menjadi sanggul, aku melihat Lizzie, si anak dari Lord Zurtmotrius dan seoranh manusia yang bernama Hailey. Dia berjalan langsung ke lemari minuman keras, dan dia kembali menatapku.
"Kamu suka minuman keras... huh?" Dia bertanya.
"Aku tidak minum sebanyak itu, pamanku membeli semua itu, dia ada di sekitar sini minggu lalu." Kataku sambil mengunyah beberapa kentang gorengnya. Dia membuka lemari dan mengeluarkan botol dan kemudian berjalan ke area dapur membuka lemari esku. Aku mengacungkan jari tengahku padanya saat Punggungnya terbalik, Karena aku tidak percaya dia berjalan di sekitar apartemenku seperti dia memilikinya. Dia duduk di sampingku dan membuka tutup botol, aku melihatnya meneguk vodka, dia pergi untuk menelan sprite, tapi aku merebutnya darinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Project X
Science FictionDi dalam markas-markas tersembunyi, manusia yang tinggal di laboratorium sejak bayi menjadi subjek bahan percobaan untuk membangun era baru, manusia yang lebih kuat. Untuk menjadi kuat dan mendapat kekuatannya, mereka harus menjalani berbagai pender...