Part 20

55 56 0
                                    

Ian sengaja mengenakan mantel cokelat di balik jasnya untuk memprediksi hal-hal yang pasti terjadi. Dia berjalan memasuki rumah miliknya yang sudah Ia tak gunakan. Dia berjalan memasuki bebrapa ruangan di rumahnya yang lumayan gelap yang sedikit berdebu dengan perlahan.

Ian langsung menoleh ketika dia mendengar suara nafas seseorang yang tak jauh darinya.

Blar!

Api yang langsung ditembakkan mengenai mantel Ian, dan pria tersebut langsung melepas mabtel coklatnya yang terbakar.

Blar! Blar!

Ledakan api ditembakkan ke arah Ian, dan sebelum mengenainya, Ian langsung mengekuarkan cakarnya untuk memanjat ke atas, kemudian melompat ke berbagai arah untuk menghindari api pria itu.

"Apa-apaan mutan itu?! Dia bukannya kabar sisi liarnya sudah hilang?" Kata pria gendut yang sedang kewalahan untuk menembakkan apinya kepada Ian.

"Percuma saja. Dari awal, kamu bukan tandinganku. Satu-satunya pengendali api terkuat yang pernah kutemui adalah Alice. Jadi, api kecil yang kamu miliki tidak mempan padaku. Lagipula, ini bukan rumahmu. Kenapa kamu merusuh disini? Ini bahkan bukan kotamu." Kata Ian yang langsung berada di belakangnya, dan menusukknya dengan suntikan berisi cairan yang membuat mutan itu tidak bisa mengeluarkan kekuatannya lagi.

"Rumah ini. Kota ini. Mana ada pemiliknya?!"

"Tidak ada, katamu? Dari dulu, kota ini sudah berada di kekuasaan keluarga Travolt. Dan, rumah ini... adalah rumah lamaku." Jawab Ian yang membuat api yang membakar rumah itu mereda, dan menghilang.

"Kalau saja kamu hanya mencuri kokain saja. Dan, tidak menempati tempat ini. Lalu tidak melakukan perdagangan anak mutan. Kamu mungkin masih bisa selamat. Tapi, kamu memilih untuk melakukan hal bodoh." Kata Ian sambil mendekatkan ke pria tersebut.

"Jangan konyol! Kamu hanya mutan lemah yang menjadi pemimpin!"

"Lemah?" Tanya Ian sambil mengeluarkan cakarnya dan mengangkatnya ke atas, pria yang sudah ketakutan itu mengira Ian akan membunuhnya, tapi tidak. Ian malah memasukkan cakarnya kembali, dan membuat pria yang bersandar dinding berdiri ketakutan.

"Lucu sekali. Sekarang kamu takut padaku. Mana sifat sombongmu yang tadi kamu tunjukkan padaku?" Tanya Ian sambil mengeluarkan ponselnya dan memotret pria tersebut sebagai bukti.

"Kamu tidak akan pernah menjadi seseorang yang tak lebih baik daripada kita!" Teriak pria gendut itu sambil mengeluarkan pistolnya, dan menodongkannya kepada Ian.

Beberapa lampu yang menerangi ruangan itu langsung padam, dan menyisakan beberapa lampu saja.

"Kenapa kalian semua selalu memilih cara yang sulit kepadaku?" Tanya Ian dengan pandangan tidak suka kepadanya.

Dengan cepat Ian langsung mencengkram pistol itu, tapi terlambat peluru sudah ditembakkan. Anehnya, tembakan peluru beserta pistol tersebut malah membeku di tangan Ian. Es yang membeku pun mulai menjalar ke tubuh pria itu.

"B-bagaimana bisa?!" Teriak pria yang ketakutan itu yang sudah setengah membeku.

"Satu hal yang kalian tidak ketahui tentangku. Aku ini bisa meminjam kekuatan dari mutan lain. Meski hanya sementara, itu sangat membantuku." Kata Ian dengan seringainya kepada pria yang sudah menjadi patung es itu.

"Terimakasih kepada Devon." Gumam Ian sambil mencemgkran tangannya sehingga patung es tersebut langsung hancur berkeping-keping karena kekuatannya.

***

"Ian. Reputasimu sedang menurun dan menuju kehancuran di dunia mutan. Aku bisa menawarkan kesepakatan denganmu. Aku akan membuatmu mendapatkan reputasimu kembali. Dan akan kuberi kamu sekotak berlian yang berada di depanmu itu." Kata pria itu kepada Ian yang duduk bersebelahan dengan salah satu rekan mutannya.

Project XTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang