[15+]
Kisah 2 remaja dengan kehidupan yang sangat berbeda.
ARGA FORTUNIO REYNALDI. Laki-laki yang kehilangan senyuman di wajahnya karena tragedi di masa lalu. Memaksanya harus menyelesaikan sebuah misi demi mendapatkan ujung tombak kebahagiaan nya l...
Absen dulu yuk kalian udah kelas berapa nih? Atau udah kerja dan kuliah? 💌🙌
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Hari minggu atau hari libur adalah hari yang selalu ditunggu oleh siswa/i karena mereka bisa tidur sepuasnya. Sama hal nya dengan Arga sekarang, ia masih tertidur pulas.
Surya yang sedang didapur untuk menyiapkan sarapan Arga. Surya sengaja menyuruh Bi Ana untuk libur lebih lama karena Surya ingin menghabiskan waktu lebih lama bersama anaknya. Yah meskipun sebenarnya Arga juga selalu jarang ada dirumah.
Arga selalu sibuk sekolah dan urusannya, pulang kerumah pasti selalu malam dan berangkat sekolah selalu pagi buta sekali. Kadang Surya belum bangun tapi Arga sudah berangkat ke sekolah.
Terkadang sesekali ia berpapasan atau bertemu dengan Arga, Arga seolah tak mau terima keberadaan Surya. Setiap kali Surya menyapa Arga pasti mengabaikannya.
Surya selalu berusaha untuk bisa bicara dengan Arga dan menjelaskan semuanya, kemana ia setelah kejadian Axal dahulu. Tapi mungkin belum waktunya untuk ia bicara, jadi biarlah waktu yang akan menjelaskan semuanya nanti.
Ponsel Arga terus berdering sejak 15 menit yang lalu.
Arga jadi terpaksa membuka kedua matanya dan tangannya mencoba meraih ponselnya yang berada di nakas samping tempat tidurnya. "Egh.. siapa sih?" gumamnya.
Saat ponselnya teraih, Arga langsung mengangkat telfonnya. "Apaan sih lo? Masih pagi jangan ganggu deh!" cetusnya.
"Oh pacar gue masih tidur ya? Sorry deh kalau gitu"
Ya, telfon tersebut ternyata dari Aletta. Arga mengira jika telfon itu dari Alvaro, karena tadi saat masih setengah sadar ia membaca username nya adalah Alvaro bukan Aletta.
Arga sontak terduduk dan kedua matanya melebar melek. "Ta sorry! Gue kira si Varo! Sumpah!" ujarnya panik.