[15+]
Kisah 2 remaja dengan kehidupan yang sangat berbeda.
ARGA FORTUNIO REYNALDI. Laki-laki yang kehilangan senyuman di wajahnya karena tragedi di masa lalu. Memaksanya harus menyelesaikan sebuah misi demi mendapatkan ujung tombak kebahagiaan nya l...
Saat revisi ini hari minggu. Kalian waktu baca part ini hari apa? 👉🏻
Gimana setelah baca ARGALETTA sampai part sekarang? Cerita dong🤝🏻
Happy Reading 🤎
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Arga dan Aletta sudah ada di parkiran motor. Pencarian Bagaskara diberhentikan sejenak karena mereka semua belum ada juga yang menemukan lagi keberadaan nya. Bagaskara bagaikan hilang ditelan bumi.
Tapi bukan berarti Arga hany menanti Bagaskoro saja untuk mencari bukti lain. Dirumah nya Arga sesekali masuk ke kamar Axal untuk mencari barang bukti lainnya disana.
"Sebelum pulang mau ikut aku ketemu Bunda, Ta?" ajak Arga pada kekasihnya.
"Boleh! Udah lama banget juga kan gak ketemu Bunda. Dia pasti kangen sama lo" balas Aletta.
"Salah." lirih Arga membuat Aletta mengerutkan keningnya bingung. "Salah apa nya?" tanya Aletta.
"Bunda kangen sama Kak Axal, bukan gue."
Terlihat raut wajah Arga sedikit sedikit sedih usai mengatakan nya. Aletta memahami apa yang dirasakan Arga sekarang.
Pasti sedih jika orang tua kita sendiri masih belum terima akan kehilangan anaknya hingga membuat lupa pada anak nya yang lain.
"Udah ah yuk kesana aja!" seru Aletta antusias agar Arga ikut semangat.
Arga tersenyum sekilas melihat Aletta yang justru lebih semangat untuk bertemu dengan Bunda nya.
Mereka pun segera bergegas pergi dari sekolah dan menuju ke rumah sakit jiwa untuk menemui Bunda Arga.
Keadaan sekolah yang mulai sepi karena semua muridnya sudah pulang kerumahnya masing-masing.
Tapi tidak dengan 2 orang murid, yang masih berada di sekolah dan tengah meributkan suatu hal.
"Lo mau ngapain sih ngajak gue kesini?!" cetus seorang murid.
"Bilang sama kakak lo itu, gue gak mau tunangan sama dia!" ujar murid lainnya yang terlihat emosi.
"Ya bukan urusan gue lah! Itu urusan lo sama dia!"
"Percuma gak akan di dengerin!"
"Lo aja gak di dengerin, apalagi gue! Lagian udah sih terima aja perjodohannya, bokap lo butuh duit!"
"Ya emang bokap gue butuh duit. Tapi gak dengan mengorbankan gue!"