[15+]
Kisah 2 remaja dengan kehidupan yang sangat berbeda.
ARGA FORTUNIO REYNALDI. Laki-laki yang kehilangan senyuman di wajahnya karena tragedi di masa lalu. Memaksanya harus menyelesaikan sebuah misi demi mendapatkan ujung tombak kebahagiaan nya l...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Terkadang semua manusia menginginkan kisah hidup yang berakhir bahagia. Sampai lupa bahwa Tuhan telah merancang semuanya sedemikian rupa dan pasti ada saja kisah hidup yang berakhir menyedihkan"-Arga.
. . . .
Sudah kah siap menerima akhir yang menyakitkan dan belajar mengikhlaskan kepergian yang tak akan pernah kembali?.
*****
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Di dalam sebuah kamar rumah sakit, hawa dingin sangat terasa di kamar ini. Ruangannya amat sunyi, hanya terdengar suara dari mesin detak jantung yang mengisi ruangan ini.
Malang, seorang anak muda terbaring tak berdaya di atas bangkar nya, banyak alat-alat yang dipasangkan ke tubuhnya untuk menopang nya agar tetap bertahan hidup.
Ia sudah melakukan operasi sebelumnya, tapi sayang kini dirinya mengalami kritis.
Di sebelah kamar anak muda itu, ada seorang anak muda lain juga yang juga turut serta menjadi korban, ia pun terbaring lemas di atas tempat tidur nya. Beruntung dia adalah korban yang tak mengalami luka cidera terlalu serius, hanya ada satu peluru yang merangsang di kaki nya, tapi kini sudah berhasil dikeluarkan.
Keluarga korban, dan teman-temannya sudah kalang kabut dibuat cemas dan khawatir dengan kondisi kedua anak muda itu.
Delvaroz Gang, Kayla, Vanessa, Axal. Menjadi saksi mata kejadian penembakan terhadap Arga dan Aletta.
Tragis, menyaksikannya sungguh menyesakkan dada.
Axal, dan Delvaroz. Saling merutuki diri mereka karena tidak bisa menolong Arga dan Aletta. Semua kejadian itu terjadi begitu cepat, sangking cepatnya kejadian, mereka sampai shock dan masih tak percaya bahwa hal buruk itu sudah terjadi.
Abigail, ia menyandarkan diri nya di dinding dengan tatapan yang kosong. Chiko, terduduk lemas di lantai, ia menelungkup kan wajah nya di antara lipatan kedua tangannya.