041.

735 60 1
                                    

"Dia adalah bukti nyata, bahwa obat tidak selalu cair

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dia adalah bukti nyata, bahwa obat tidak selalu cair."

*****

Makan malam yang tidak mungkin Arga dan Aletta lupakan karena keduanya sudah mendapatkan izin dari semua keluarga Aletta.

Kini Arga dan Aletta sedang ada didepan rumah Aletta karena Arga hendak pulang.

"Gue bahagiaaaaaaa~ banget hari ini!" seru Aletta dengan senyum berseri.

"Gue juga sama bahagia nya." balas Arga.

Keduanya saling bertatapan amat dalam, tanpa kata pun mereka seperti tau bagaimana perasaannya masing-masing.

Arga kemudian menarik Aletta dalam pelukannya dan mendekapnya erat. "Kalau ada kata selain cinta, mungkin itu udah gue kasih buat lo, Aletta Adya Fradella." ujarnya sembari mengelus pucuk kepala Aletta.

Aletta yang awalnya kaget karena Arga tiba-tiba memeluknya jadi merasa nyaman dan hangat dalam dekapan Arga. "Semoga rasa lo gak pernah berubah buat gue, Arga"

"Mungkin rasa bosan dalam hubungan itu pasti ada. Tapi semua tergantung setiap orang mau kalah sama rasa bosannya atau melawannya. Karena rasa pergi cuma karena rasa bosan gak imbang dengan perjuangan cinta yang udah di usahakan bersama." lugas Arga.

Aletta semakin mengeratkan pelukannya pada Arga dan menghirup dalam-dalam wangi tubuh Arga.

"I really really love you, Arga."

Untuk pertama kalinya selama mereka menjalani hubungan. Aletta terlebih dahulu mengutarakan perasaan cintanya pada Arga.

Aletta menghilangkan rasa gengsinya untuk saat ini, karena ia benar-benar merasa bahagia dan beruntung.

"Me really really really really love you more, Aletta." balas Arga kemudian mengecup singkat pucuk kepala Aletta membuat Aletta malu dan makin menenggelamkan wajahnya pada dada bidang Arga.

"Yaudah gue balik ya." ujar Arga kemudian melepaskan pelukannya.

"Iya, hati-hati" balas Aletta dibarengi anggukkan kepala.

"Selamat tidur dan mimpi indah tuan putri" ujar Arga sembari mengacak-acak gemas rambut Aletta.

"Ish Arga! Berantakan donggg!" geram Aletta memukul pelan lengan Arga.

Arga hanya terkekeh kecil karena senang membuat kekasihnya itu kesal dan bahagia diwaktu bersamaan.

Arga segera menaiki motornya dan perlahan berjalan pergi meninggalkan rumah Aletta.

ARGALETTA [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang