«11»

1.6K 341 26
                                    

××Reader POV××

"Yakin tidak apa?"

Aku mengangguk setiap kali Na Hwajin bertanya hal yang sama.

Kenapa aku tidak yakin?

Ini untukku juga.

Lalu ekspresinya itu khawatir, padahal tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

"Kalau kau tidak kuat beri kode padaku atau kakakmu itu, dudukmu belakang kami sih"

"Seperti apa? Kode morse?"

"Bukan! Beri sinyal saja seperti tarik jasku atau apalah yang tidak mencolok"

"Baik, aku mengerti"

Aku sudah janji akan hadapi ini.

"[Y/n]!"

"Kakak, selama--"

"Kau ke mana saja?! Senior tidak melakukan apapun padamu kan!? Kau baik-baik saja kan!?"

"Iya, aku tidak tahu apa yang terjadi tapi Na Hwaji--"

"Ah, kau ini terlalu khawatir hahaha!", kenapa mulutku ditutup Na Hwajin?

"Ya, aku percaya padamu senior, ayo berangkat"

Ah, iya kerjaan.

"[Y/n] jangan beritahukan soal apa yang terjadi pagi ini", bisik Na Hwajin.

"Soal aku teebangun di pelukanmu?"

"Sst! Iya! Itu aku tidak sengaja!"

"Baik, aku akan simpan rahasia", memang kenapa? Bukannya tidak apa diberitahukan?

Itu kan manusiawai?

"Berjanjilah", kelingkingnya disodorkan.

"Janji kelinking? Kalau bohong nanti potong jari kelinking? Ba--"

"Aku percaya padamu tidak akan bocorkan hal tadi", kelinking kami bertautan. "A-ayo berangkat"

Pagi tadi saat aku bangun, aku tidak tahu kenapa Na Hwajin bisa memelukku.

Tapi ada bekas jejak air mata di pipinya.

Aku tidak tahu kenapa.

Karena sesak rambutnya aku tarik, paling bisa kujangkau soalnya.

Apa mungkin dia mengingat mendiang nona Gayoon?

📚📚📚

××Author POV××

S

ekolah dasar.

Di sini anak-anak didik untuk membenruk karakter mereka.

Guru merupakan orang tua kedua.

Tapi bagaimana jika guru tersebut malah memberikan pelajaran yang menyimpang pada anak didiknya?

Cuci otak misal?

Karena anak-anak seusia sekolah dasar gampang terpengaruh dengan apa yang diajarkan.

Karena mereka masih polos dan belum sepenuhnya paham.

Dengan berkedok pengajaran model baru, guru pun merasa tidak bersalah.

Tapi bagaimana dengan pandangan orang lain?

"Hoek!"

"[Y/n], jangan dipaksa"

"Tidak...aku kuat, akuntidak akan mundur, ini seperti perang dengan masa laluku"

"Hah, kalau sudah tidak kuat langsung bilang"

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang