«22»

954 220 19
                                    

××Reader POV××

Aku diajak keluar malam begini oleh Hwajin -kakak Lim juga ikut- hanya untuk lihat Han Yeri bebas?

Padahal bisa aku jemput karena kami sudah janji.

"Han Yeri sudah bebas?"

"Bukan, dia akan mebantu kita", jelas Na Hwajin.

"Ah, kenapa bisa tahanan bebas begini senior?!", kakak Lim frustasi padahal belum apa-apa. "Kenapa harus dia!?"

"Oh, kakak! Bibi!"

Bibi? Siapa? Aku?

"Memangnya bibi mau cosplay jadi anak remaja~? Padahal sudah tua pfft~"

"Hei! Umur 26 itu masih muda!", kakak Lim ya maksudnya?

Han Yeri langsung memeluk lenganku. "Kalau kakak [y/n] pasti cocok! Lihat mukanya saja mirip boneka porselen begini, imut lagi~"

Lalu tiba-tiba aku seperti diangkat. "Nggak aku izinkan", Na Hwajin mengangkatku seperti di film Lion King.

"Hm~ kenapa nich~? Kok paman sama kakak makin mesra~"

"Pokoknya! Dia ikit bantu tapi denganku! Aku serahkn sisanya pada kalian berdua!"

Aku digendong di pundaknya dan dibawa pergi.

Rasanya seperti naik jerapah.

Aku pernah naik jerapah, seru.

Tapi ujungnya dimakan juga, hukum rimba.

"Mau turun?"

"Tidak"

"Ahaha, aku yang pegal nanti"

"Maaf, tapi seru"

"Aduh, kau ini, turun yuk"

Aku turun dari pundaknya setelah ia berjongkok. "Kita mau ke mana?"

"Kantor polisi"

"Hwajin, bukannya helper itu artinya penolong? Tapi kenapa dianggap orang jahat?"

"Hmm~ begini ya", dia memegangi pundakku. "Pokoknya kalau diajak si Han Yeri ikut dalam misinya tolak saja"

Jawabannya kok berbeda?

Helper di sini berbahaya ya?

Katanya helper di sini yang membantu anak remaja yang sedang kabur dari rumah.

Tapi sayangnya mereka diperkerjakan menjadi PSK dan dijual ke tempat prostitusi.

Keduanya itu apa?

Hal yang buruk?

"Masih belum mengerti?"

Aku menggelengkan kepalaku.

"Hah~", Hwajin frustasi ya? "Aku tidak mau kau terlibat aslinya apalagi sampai menyamar...aku khawatir saja kejadian lalu terjadi lagi"

"Hwajin frustasi?"

"Aku? Nggak, kenapa?"

"Pak menteri kalau menghela nafas selalu bilang dia frustasi"

Na Hwajin malah tertawa lebar, apa aku habis mengatakan hal yamg lucu.

"Tidak semua tahu! Pokoknya ayo selesaikan tugas ini"

Kami jalan lagi ke kantor polisi terdekat.

Aku rasa ke kantor polisi pusat.

Di sana Hwajin yang memberi laporan, sedang aku mendapat pelajaran dari yang masih berjaga.

Tentang helper dan hal buruk lain.

Aku diberi kelas dadakan.

"Apa ada sifat yang membuatnya jadi bisa dikenali kalau helper itu mucikari?"

"Hm~ yah, semua lelaki memang memiliki sifat buaya sih...apa ya yang spesifik?"

Semua lelaki memiliki sifat buaya?

Aku langsung menoleh ke Hwajin, fia hanya melambai padaku drngan senyum.

Sedang petugas di depannya fokus ke hpnya.

Aku kembali menatap petugas di depanku. "Semua lelaki punya selaput tambahan di matamya untuk bisa lihat di dalam air?"

"Eh?"

"Prrffft!"

"Jadi semua lelaki karnivora? Gigi mereka taring semua? Punya punggung berduri juga? Tapi Hwajin tidak begitu, dia memiliki badan atletis yang bagus seperti pegulat The Rock dan John Cena"

"I-itu bu-bukan begitu yang saya maksud"

"Apa manusia berkelamin lelaki berevolusi dari buaya?"

"A-anu i-itu anda salah paham sepertinya"

Bukan ya?

📚📚📚

××Na Hwajin POV××

Aduh, aku tidak bisa menahan tawa lagi!

Polosnya aduh bikin salfok!

"Maaf pak, anda menemukannya di mana?"

"Ada deh, khukhukhu"

Ayo fokus ayo!

Ada kerjaan malag salah fokus!

Aku lihat juga dia sudah kembali lagi kemari bersama dengan petugas tadi.

Dia menatapku penuh selidik.

"Ada apa?"

"Na Hwajin buaya"

"Pfft!"

Aduh~ "dari mananya aku buaya?"

"Dulu Hwajin pernah bilang padaku panggil Hwajin dengan sa--"

"Ssh! Ssh! Kita ada kerjaan!"

Hadeh, kalau kedengaran dua petuga ini aku bisa malu!

Untung aku menutup mulutnya.

Lalu tiba-tiba ada berita datang.

Penemuan mayat anak SMP di motel.

Diduga dibunuh oleh helper.

Aku curiga itu adik dari tahanan yang meminta tolong pada kami.

Kalau benar sang kakak pasti terpukul sekali.

"Apa benar itu gadis ini?"

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang