Persidangan yang panas terjadi.
Salah satu anggota badan hak pendidik ternyata seorang pembunuh berantai keji.
"Lee Joonbin?"
"Saya pengacara anda sekarang"
"Apa..."
"Katakan saja"
"Anda mengajukan diri?"
"Iya, anda tersangka sekarang [y/n]"
Apa organisasi terancam?
Awalnya.
Namun semua tuduhan pada organisasi lenyap.
Kini gadis itu sendirian lagi.
Tak ada seorang pun disisinya.
Semua tuduhan memojokkannya.
Segala tuduhan terus mengarah padanya.
"Apa hukuman paling berat adalah...hukuman mati?"
"...kita akan tahu nanti sekarang tolong kerja samanya"
Ia merasa dikhianati lagi.
Tidak ada seorang pun yang mau percaya padanya.
Ruang sidang bagai ruang eksekusi mati baginya.
Ia pernah terlibat beberapa kali dalam eksekusi karena dialah algojonya.
Baru pertama kali ini dia yang berdiri di tengah untuk diadili.
Banyak media yang menyorot.
Banyak mata yang menyorot.
Ekspresi dinginnya masih terpajang.
Sorot matanya redup.
Suar argumen tidak masuk telinganya.
Entah argumen pembelaan atau tuduhan.
Saat sang hakim mulai mengetuk tongkatnya.
Di balik riuh wartawan dan rakyat sipil yang memanggil namanya untuk minta penjelasan.
Suara seseorang yang rendah bahkan orang lain tidak bisa mendengarnya dapat membuatnya bertatap muka dengannya dari jauh.
Orang itu tersenyum sumringah sampai menampakkan giginya.
Mengucapkan kata manis yang membuat mata redup tersangka berbinar.
Setitik air mata ada di pelupuk matanya.
"Anjing nakal!"
Seseorang berseru dan hendak membunuh sang terduga tersangka dengan pistol yang direbutnya dari polisi.
Dalang dari semua yang memfitnah gadis tersebut.
Perbuatan dalang tersebut terhenti oleh tersangka lain.
Dengan menjeratnya sampai pingsan dengan rantai borgolnya.
Persidangan yang berlangsung cukup lama.
Adu argumen yang begitu menegangkan.
Sampai menemui titik terang dan vonis untuk setiap tersangka.
Jeruji besi yang mengekang.
Orang-orang yang belum tau menyukai tahanan baru.
"[Y/n], 1567, pembunuh berantai, sang keadilan malam"
"...apa yang terjadi padamu?"
"Kenapa bisa di sini? Tidak seharusnya kau di sini"
"Saya menanggung tanggung jawab atas apa yang saya lakukan"
"...duduklah dan kita cerita"
Nama dan wajah yang sangat dikenal bahkan di seluruh negeri ini.
Ternodai sudah dengan kasus yang ada.
Tiap hari ada saja yang mengunjungi sang kriminal.
"Kakak..."
"Ah, kalian dari SMK itu ya? Sudah lama ya"
Tak jarang beberapa orang yang menjenguknya membuat keributan.
"Kenapa mereka malah membuang kakak sih!?"
"Iya! Padahal kakak tidak salah apa-apa!"
"Dari awal saya...memang bukan bagian dari mereka. Jangan marah pada mereka ya"
Kalimat itu sanggup membuat keributan itu mereda.
Senyum tipis yang sendu selalu ditunjukkannya.
Kepada setiap orang yang mengunjunginya.
Sang tahanan tidak mengharapkan kunjungan dari beberapa orang yang menariknya dari kegelapan.
Yang mengunjunginya selalu pemuda dan pemudi yang dulu pernah ia selamatkan.
Surat pun ia dapat.
"Surat dari anak itu lagi?"
"Iya"
"Dulunya aku tidak suka anak itu, ternyata dia benar-benar berubah"
"Tahanan 1567! Ada kunjungan!"
"Haha, anak-anak sangat menyukaimu"
Hal ini yang membuat si tahanan merasa tidak sendiri.
Meski orang-orang yang dianggapnya keluarga pergi meninggalkannya.
Namun ia tak menyangka tamunya yang datang hari ini.
"Ada apa dengan wajah itu hm?"
📚📚📚
Dengan ini kukatakan
S1 TAMAT :V
Hiya baru balik langsung tamat gak tuh :v
Makasih udah baca, like, comment, dan nunggu lama :v
Nantikan kelanjutannya yaw :v
