«43»

397 55 2
                                    

××Reader POV××

"Tidak kusangka ternyata kau anggota dari organisasi yang kubenci"

"Lee Joonbin?"

Aku bertemu dengannya tidak sengaja di taman.

Dia orang yang tiba-tiba cerita tentang masalah pendapat dengan Kakak Lim dan Na Hwajin.

"Kenapa tidak beritahu aku?"

"Karena kau tidak tanya"

"Harus ya?"

"Bukannya perkiraan sendiri itu bisa menghanucrkan diri sendiri?"

Dia pasti tahu dari berita yang ada.

Akhir-akhir ini televisi sering menyiarkan satu tahun badan hak pendidik.

"Lee Joonbin sendiri tidak sopan pada orang sakit"

Aku tidak tahu mengapa dia segitu bencinya dengan kami badan penyidik.

Dia pengacara remaja yang membenci kami dengan alasan, kami menghancurkan masa depan anak-anak.

Padahal tidak begitu, mereka masih hidup.

"Aku selalu kalah jika berdebat denganmu"

Kalau ada kakak Lim pasti langsung diusir dia.

"Dari mana Lee Joombin tahu aku di sini?"

"Aku melihatmu dibawa kemari kemarin, aku baru bisa kemari saat kupastikan kedua orang itu tidak ada. Aku tidak mau berselisih saat keadaanmu begini"

Sebenarnya dia hanya tidak mengerti kinerja kami bukan untuk menghancurkan masa depan anak-anak.

Memang dari beberapa yang kami tangani sudah keterlaluan dan memiliki hukum pidana di undang-undang.

Makanya kebanyakan dari kasus kami, mereka berakhir di penjara ataupun dikeluarkan dari sekolah.

Tapi dia tidak mau tahu tentang itu dan dengan mudahnya tertipu.

"Apel?"

"Terima kasih"

"Aku juga belikan macaron untukmu, aku dengar itu yang kau suka"

"Ah, berita?"

"Video di imternet"

"Terima kasih, maaf sudah merepotkan"

"Kau tidak membalas pesanku akhir-akhir ini"

Waktu itu, ingatanku hilang.

Aku habis membaca buku diary komandan dan kekacauan kemarin terjadi.

Aku merasa bersalah pada semuanyang telah kubunuh.

Aku tidak bisa cerita hal ini, semua yang kuderita sebisa mungkin jangan sampai terdengar media.

"Sibuk?"

"Iya, masa hukumanku mau berakhir sebentar lagi aku akan jadi penyidik lapangan lagi"

"Baguslah"

"Lee Joonbin, apa sudah mengerti tentang yang kita bicarakan terakhir?"

Tentang mengapa organisasi ini ada.

Mengapa target kami hanya anak berandal yang kelewat batas.

Korban yang menderita karena pelaku bullying.

"Kurang lebih, mereka ternyata lebih licik dari rubah dan hanya pura-pura"

"Aku belajar kalau...kita harus melihat dari berbagai sisi manapun, kupikir maksudnya melihat satu orang dari kanan, kiri, depan, dan belakang"

"Itu bukan seperti itu, dasar"

"Memang, dari situ aku tahu latar belakang anak-anak nakal kenapa bertindak seperti itu, kenapa guru sampai mengintimidasi murid berprestasi tinggi, dan banyak hal"

Kami hanya tidak ingin mereka jadi lebih buruk dari yang sekarang.

"[Y/n], kau jauh lebih baik dan pimtar daripada aku"

Aku sering dibilang bego sama yang baca.

"Lalu, kau tidak perlu memanggilku dengan lengkap"

"Pak Lee"

"Kurang nyaman rasanya"

"Joonbin"

Kenapa cuma menatapku?

Kan dia yang menyuruhku untuk memanggilnya jangan dengan nama lengkap.

Mending makan apel.

"Aku kira kau bukan tipe yang suka mendengarkan musik dengan ini"

Pengalihan topik. "Hanya saat aku sendirian aku perlu ini, mungkin Joonbin sudah dengar kalau aku mengalami halusinasi pendengaran"

"Separah apa?"

"Sampai aku bisa melukai diri sendiri seperti ini"

Luka yang aku alami bukan karena kecelakaan, tapi pak menteri menutupinya dengan itu.

Agar tidak menuai curiga.

"Aku akan datang lagi jika luang"

"Terima kasih sudah kemari"

Aku tidak nyaman dengannya, orangnya terlalu serius dan kurang bersahabat.

Aku tidak suka.

Aku memakai lagi headphone yang diberikan Hwajin, aku melihat video dari newtube.

Berandanya kebanyakan tentang badan hak pendidik.

Ada aku juga.

"Ada yang datang ya?"

"Iya, sudah selesai merokok?"

"Hm, siapa yang datang?"

"Lee Joonbin"

"Apa!? Bagaimana bisa kau mengenal si klimis kacamata itu?!"

"Saat istirahat dari tugas, kami mengobrol di taman"

"Keparat! Jangan dekat-dekat dia! Apa dia melakukan sesuatu padamu?"

Kenapa Na Hwajin begitu gelisah?

Apa karena aku kemarin berteriak pada sersan dan jenderal?

"Na Hwajin, dia tidak melakukan apapun padaku baik di masa lalu maupun sekarang. Dia cuma menjengukku dan memberiku keranjang buah dan macaron"

"Yah, sudahlah...[y/n], kau senang ya dijenguk teman?"

"Dia membuatku tidak nyaman"

"Pfft!"

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang