«44»

467 55 2
                                    

××Author POV××

Mari kita mundur lagi sejenak.

Sebelum menjadi anggota resmi badan perlindungan hak pendidik.

"Eh? Game? Apa itu?"

"Itu ya itu sejenis hiburan dengan teknologi"

"Apa ini akan ada di ujian pegawai negeri?"

"Tidak sih, aku hanya ingin kau tahu budaya anak-anak di sini. Gunakan saja komputerku ini"

"Baik, saya harus apa?"

Seorang gadis muda memasuki rumah menteri.

Hal ini tidak pernah tercium media.

Choi Kamgseok, selaku menteri pendidikan yang dikenal dengan mengatakan hal tanpa di filter ini telah memungut seseorang.

Seseorang dari negeri yang jauh yang masih kolot.

"Saya salah ya?"

"Tidak, tidak, back upmu bagus mereka saja yang tidak tahu terima kasih. Bahkan kau lebih baik dari Na Hwajin"

"Siapa?"

"Sudah fokus saja"

Ia mengajari orang yang begitu naif terhadal dunia ini segalanya.

Dan orang tersebut sangat mudah melalui ujian pegawai negeri yang katanya susah.

Dengan mendapat nilai sempurna.

Namun itu juga yang dikhawatirkan oleh menteri tersebut.

"Saya pergi menginvestigasi?"

"Iya, karena ini hari perdana organisasi ini jalan coba kau lihat bagaimana kami bekerja di lapangan"

"Baik, saya mengerti"

"Akademikmu bagus tapi praktik dan melihat langsung itu penting, percuma kalau akademikmu bagus tapi praktiknya nol besar", menteri menunjukkan sebuah foto dari ponselnya. "Nah, ini seniormu alias orang pertama di organisasi ini. Lihat dan pelajari bagaimana dia melakukan tugasnya"

"Sembunyi-sembunyi?"

"Hm, jangan sampai dia tahu keberadaanmu saja"

"Saya mengerti"

"Kau juga boleh menanyakannya pada anak-anak di sana"

Karena organisasi ini masih baru dan butuh banyak orang, Choi Kangseol merekrut gadis entah dari mana ini dengan alasan agar dia bisa mengetahui dunia lebih luas.

Pesan dari kawan lamanya sangat membuatnya membekas.

Latar belakang gadis itu sangat membuatnya ingin memecahkan kepala orang yang tega membuat manusia jadi senjata hidup tak berperasaan.

Gadis yang dibuat dan dimatikan perasaan manusianya.

"Ah, rambut panjang bergelombang itu ya?"

Ia gampang mempelajari segalanya dengan cepat meski jiwa militernya masih ada.

"Kami diperbolehkan untuk melakukan hukuman fisik asal masih batas wajar dan ada alasannya...sisanya sesuai yang di kasih pak menteri"

Ia membuntuti anggota tersebut ke mana pun tanpa ketahuan.

Dan bertanya pada anak-anak di sana.

"Selamat siang"

"Eh, selamat siang?"

"Saya seorang jurnalis lepas ingin menanyakan tentang kehidupan sekolah anda. Apa boleh saya wawancara?"

"Ehm, boleh?"

Ia akan mencatat apa yang penting dan mempelajarinya langsung.

"Ayah"

"Siapa ayahmu dasar berandal"

"Kau tidak menyuruh orang untuk mengawasiku saat kerja kan?"

"Instingmu mengerikan! Bisa dibilang iya, nanti kau akan kedatangan anggota resmk baru. Sekarang dia sedang mempelajari bagaimana kerja di lapangan"

"Harus ya sampai membuntutiku?"

"Harus dong"

Bagaimana pun juga sesama dari militer keduanya memiliki insting yang tajam.

Beberapa kali Na Hwajin ingin memergoki orang yang membuntutinya tapi gagal.

Gadis itu licin bagai belut.

"Hebat ya sampai membuat kalian jadi baik"

"Ahaha, aku hanya tidak mau tertangkap orang seperti dia"

"Kakak juga akan jadi anggota itu kan? Jangan jadi seperti dia!"

"Saya tidak tahu, tolong rahasiakan ini pada orang itu"

Sampai ke anggota perempuan yang baru dia juga mengikutinya.

Bernasib sama seperti Na Hwajin, Lim Halim juga tidak bisa menangkap stalker itu.

"Hahaha! Bahkan sersan sepertimu juga kalah!"

"Dia gesit sekali! Dan cepat menghilang!"

"Sudah periksa di kegelapan? Mungkin saja dia berkamuflase"

"Sampai saya melakukan itu pun dia tidak tertangkap!"

"Wah, hantu yang dikirim orang tua itu sangat licin ya"

Padahal keduanya dari pasukan khusus.

Pak menteri memberi "hantunya" itu tugas di penjara anak-anak.

Untuk beberapa minggu ke depan sampai dia resmi jadi anggota.

"Uwaaah~ kakak seperti boneka poselen deh~"

"Perawatan di mana kak?"

"Hantu" itu di luar dugaan disegani dan dikagumi di sana.

Tak selamanya aksi kucing-kucingannya berhasil.

"Senior!"

"Nah~ mau kabur ke mana?"

Ia ketahuan dan terjebak oleh jebakan kedua orang tersebut.

"Untuk apa pak menteri mengirimmu?"

"Tidak ada gunanya menyangkal"

"Saya murid pak menteri Choi Kangseok yang akan jadi anggota organisasi badan perlindungan hak pendidik"

"Apa?"

"Eh, memang pak menteri ada bicara begiti?"

Kalau sudah ketahuan untuk apa menyamar?

"Saya [full name], saya disuruh untuk melihat langsung bagaimana anda berdua bekerja di lapangan untuk saya pelajari. Mohon bantuannya Na Hwajin, Lim Halim"

Di siang hari yang cerah semuanya tampak.

Dari wajah dan segalanya.

"Haduh, orang tua itu kenapa tidak mengenalkan langsung sih? Kita jadi melakukan hal bodoh begini"

"Kan bisa dari dekat"

"Pak menteri menyuruh saya sembunyi-sembunyi"

"Kau itu dijahili si tua itu tahu"

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang