«Look At Me»

1K 145 25
                                    

××Author POV××

Ngaku kalian yang udah nungguin chap ini :v

Uhum.

Tanganmu menutup mulut Na Hwaji yang akan mempertemukan bibirnya denganmu.

"Wonhaji anh-a (tidak mau)", katamu.

Sinar manik Na Hwajin sedikit kecewa.

Dia menjauhkan tubuhnya darimu. "Kenapa?"

Tanganmu menangkup wajahnya. "Aku tidak mau, perlakuan Hwajin membuatku bingung"

"Kau juga tahu", sanggahnya.

"Perlakuanmu membuatku senang dan sakit secara bersamaan"

Manik Na Hwajin membesar.

Dia ingin menjauh tapi tidak bisa karena ditahan olehmu.

Mulai agresif ya pak :v

"Aku senang dengan semua yang Na Hwajin lakukan padaku tapi dadaku selalu merasa sakit dan terkadang sesak saat...", lanjutmu. "Saat aku sadar yang Na Hwajin lihat bukanlah AKU melainkan nona Gayoon"

Na Hwajin serasa tersudut dengab penakanan kata yang kau ucap.

Sorot matamu sendu.

Na Hwajin tahu itu.

Ia ingin membuatmu bahagia tapi itu semua malah membuatmu terasa sakit.

"Di matamu...bukan aku yang terpantul tapi nona Gayoon", lanjutmu lagi. "Bahkan aku...menyesuaikan karakterku dengn orang yang selalu Na Hwajin LIHAT"

Bibirmu kau gigit, rasa sakit itu menjalar dari dadamu.

"Aku tidak tahu perasaan apa ini tapi ini...terasa sakit"

Bulir bening mulai jatuh dari bendungan yang sudah tidak muat menampungnya.

"Tolong hentikan...", katamu. "Jika Na Hwajin melakukannya karena itu aku mohon hentikan...perasaan ini sangat menyakitkan"

Tanganmu terlepas dari menangkup wajahnya.

Beralih menutupi wajahmu yang basah.

Baju bagian dadamj kau remas merasakan sakit di sana.

Apa itu penyakit?

Kau pun tidak tahu, bahkan dokter yang kau kunjungi bilang itu bukan penyakit yang bisa disembuhkan oleh obat.

Sekalipun itu obat buatan apoteker handal sekalipun.

Setitik air menyentuk telapak tanganmu.

Tanganmu yang menutupi wajahmu ditarik ke bibir tipis seorang pria.

"Mianhe (maaf)", katanya. "Aku seharusnya tahu itu akan menyakitimu"

Na Hwajin pun merasakan yang sama saat melihatmu menangis dan mendengar semua perasaanmu.

"Awalnya aku memang melihatmu sebagai Gayoon", diusapnya pipimu. "Namun aku sadar...kau bukanlah dia, kau adalah [y/n], wanita misterius yang sangat polos"

Tubuhmu direngkuhnya dalam pelukan.

"Kau sanggup mengisi relung hatiku yang kosong, kau berhasil menarik perhatianku, saat aku sadar akan hal itu...aku takut setengah mati akan kehilanganmu", lanjutnya. "Aku takut...kau juga pergi selamanya seperti Gayoon, itulah mengapa aku sangat tidak suka melibatkanmu dengan misi lapangan terkadang"

Lenganmu membalas pelukannya, menangis di dada bidangnya.

"Aku takut kau akan kembali ke dirimu yang dulu...aku tidak mau itu terjadi [y/n]"

Na Hwajin menarik dirinya dari pelukan yang dia berikan.

Mengambil cincin yang dibelinya murah kembaran denganmu agar terlihat seperti cincin pernikahan.

"Saat aku sadar aku semakin mencintaimu...aku mulai ikhlas atas Gayoon tapi aku tidak mau melupakannya juga", katanya memasangkan cincin itu padamu dan dirinya sendiri. "Aku melihatmu apa adanya bukan lagi sebagai Gayoon"

Tanganmu dikecupnya.

"Dan aku mau peran ini menjadi nyata dan berlangsung selamanya", lanjutnya menggenggam tanganmu. "Kalau kau tidak mau ju--!"

Bibir Na Hwajin terkunci karena bibirmu menciumnya singkat.

"Aku masih tidak mengerti...", katamu. "Rasa sakit di dadaku hilang saat Na Hwajin mengatakan hal itu...tapi aku masih ragu, aku seperti merebut posisi non Gayoon"

"Kakakmu ah maksudku adik ipar bahkan Han Yeri mengatakan padaku, aku harus move on"

Na Hwajin mengecuo setiap inci wajahmu.

Dan berakhir di bibir.

"Aku ingin membahagiakanmu bukan sebagai pengganti Gayoon tapi sebagai dirimu [y/n]"

"Hwajin..."

"Apa kau tidak apa denganku yang banyak kekurangan ini?"

Kepalamu terangguk kecil. "Apa yang aku rasakan sama dengnmu?"

"Iya [y/n], itu artinya seperti 'aku mencintaimu' [y/n]"

Bisikan reader ehem :v

Bisikan setan sepertinya merasuki diri orang ini :v

Ciuman yang cuma kecupan itu menjadi lumatan dan adu lidah.

Ini kan yang kalian tunggu :v

Dan entah sejak kapan helaian kain yang tadinya menempel pada tubuh kalian tergeletak begitu saja di lantai.

Gesekan antar kulit menghasilkan bunyi lain di kamar tersebut selain bunyi gesekan yang basah.

Penerangan di kamar itu tak menyala.

Jendela terkunci rapat tanpa celah.

Play safe pak :v

Pelan pak :v

Anak orang polos lagi dinodai :v

Jambakan dan cakaran di dapatnya oleh pelukis yang ia cintai.

Seprai sudah berantakan.

Selimut yang tadinya menyelimuti sudah ikut jatuh ke lantai dengan lunglai.

Malam yang dingin mendadak panas :v

Berakhir dengan kalian saling memeluk satu sama lain.

"Kau tidak apa [y/n]?"

Kepalamu hanya bisa terangguk disela kau mengambil oksigen dengan rakus.

Na Hwajin menyelimuti dirinya dan dirimu, memeluk pinggangmu dengan sayang.

Tidak percaya dia akhirnya melakukannya denganmu.

"Masih sakit?"

"Tidak...capek"

"Tidurlah, [y/n]"

"Dengan begini kita jadi pasutri beneran?"

"Euhm...be-belum sih uhuk"

"Tapi kan kita melakukan hubungan pasutri"

"Ma-masih ada hal lain juga baru kita bisa jadi pasutri"

"Uhm...begini wajar ya? Seperti di film Fifty Shade--"

"Kau dikasih lihat film laknat itu!?"

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang