«36»

591 117 1
                                    

××Author POV××

Suara keyboard yang ditekan jemari lentik terdengar di penjuru ruangan.

Tugas sebagai orang di balik layar tidak kalah berat dengan yang di lapangan.

"Eh? Aku kok nangis?"

Tidak jarang mata jadi sering berair karena menatap layar persegi dengan teknologi canggih.

"Tetes mata dari senior Jo mana ya?"

Itu tugasmu sekarang, setelah pindah dari petugas lapangan.

Duduk dengan posisi sama dan menatap layar persegi pagi hingga malam.

Apalagi kalau lembur seperti sekarang.

"Kamar mandi"

Ini bukan hal biasa bagimu tapi kau berusaha sebaik mungkin.

Para seniormu di kantor itu juga peduli padamu meski ada yang iri.

Yes people :v

Suara sendi yang bergesekan dengan tulang berbunyi ketika kau merenggangkan tubuhmu.

Kamar mandi tidak jauh dari tempatmu, setelah memakai obat tetes mata kau pun kembali bekerja.

Memperbaiki yang salah dan membuat laporan.

Sebuah aplikasi sedang dibuat di sana.

Jemarimu kembaliengetik tiap kata di layar tersebut.

Tangan kananmu pun tak henti menggerakkan mouse.

Bukan mouse yang berarti tikus :v

Kantor tempatmu singgah sudah sepi.

Tinggal dirimu dan komputermu yang menyala.

Fokus dan kosentrasi.

Dari kerjaan ini matamu jadi sedikit minus dan pakai kacamata.

"Hng~!"

Kau meregangkan punggungmu yang pegal.

Bukan suara lagi EHEM! :v

Helaan nafas keluar dari bibirmu.

Tombol enter kau tekan.

"Tunggu terkirim saja"

Kau mendaratkan kepalamu di meja sambil menunggu data dikirim setelah menyimpan dan mengcopynya.

Dinginnya pendingin ruangan membuat rasa kantuk yang kau tahan jadi makin kuat.

Dengkuran terdengar pelan darimu yang mulai masuk ke alam mimpi.

Seseorang masuk ke kantormu.

Bukan, 2 orang.

Seorang security dan satu lagi seorang pegawai juga di Badan Hak Pendidik.

"Terima kasih pak, dari sini saya handle~"

"Baik, tolong kembalikan kuncinya ke pos ya"

"Baik~"

Security itu lanjut patroli.

Orang tadi langsung masuk dan menyalakan lampu.

Nafasnya terhela ketika melihat perempuan yang dicarinya terlelap di mejanya.

"Nyenyak banget ya, pasti capek"

Dia mematikan komputer setelah mengecek yang di komputer dan memotretnya sebagai bukti terkirim dan berhasil di copy.

Juga memotret muka tidur perempuan itu.

"Aish~ imutnya cewekku~"

Jas hitam disampirkannya ke wanitanya itu dan mengangkatnya hati-hati beserta barang bawaannya.

Tas ransel di depan dan wanitanya di belakang.

Tak lupa ia melakukan apa yang dipesankan security tadi.

"Makasih pak~", katanya dengan wajah berseri.

"Nggak masalah pak, ingetin itu pacarnya ya jangan sering lembur sampai pagi"

"Sampai pagi?"

"Iya, diantata yang lain cuma pacar anda yang tahan lembur sampai pagi"

"Duh, ini sih kelewat rajin namanya", gumam pria yang menggendong wanitanya itu. "Terima kasih informasinya pak"

Pria itu membawa wanitanya pulang ke rumahnya karena paling dekat dan malam sudah larut.

Sudah minta izin dengan orang rumah wanitanya itu tentu saja.

Ia membaringkannya di tempat tidurnya.

Perlahan.

"Na Hwajin?"

"HIYA!"

Na Hwajin hampir membantingmu tadi kalau tidak dia tangkap dengan kecepatan cahaya :v

"O-oh, apa aku membangunkanmu?"

Kepala wanitanya tergeleng. "Aku sudah bangun tadi cuma mataku terasa berat"

"Tidur lagi saja, ini sudah malam"

"Hm..."

"Ganti baju dulu ya, nanti seragam kantormu kusut"

"Ehm..."

"Sudah makan belum? Kalau mandi?"

"Capek..."

Na Hwajin hanya tersenyum. "Tidurlah lagi setelah ganti baju"

Kepalamu hanya terangguk kecil.

Pria gondrong itu menyiapkan bajumu dan membiarkanmu mengganti baju.

Nggak ngintip kok.

Na Hwajin membereskan bajumu yang kau pakai seharian ini.

"Semoga mimpi indah, [y/n]"

"Hwajin"

"Kamu perlu sesuatu?"

"Uhm...temani saja di sini"

"Oh, baiklah"

Na Hwajin duduk di samping tempat tidurnya.

Hanya menemani tidak lebih.

Dia mengusap lembut kepalamu membuatmu senyaman mungkin untuk tidur.

Matamu semakin mengantuk karena Na Hwajin bersenandung pelan.

Kaupun terlelap kembali ke alam mimpimu.

Na Hwajin mengecup keningmu dengan malu-malu.

"Terima kasih atas kerja kerasnya [y/n], mimpiin aku ya hehe~"

Mata Na Hwajin membulat ketika tangannya digenggam olehmu.

Jemarinya diemutmu seperti seorang bayi yang mengigau mengemut dotnya.

Kekehan kecil keluar dari bibirnya.

"Aduh, kok gemesin banget sih!"

Tidak lupa diabadikan :v

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang