«40»

406 77 1
                                    

××Reader POV××

"Cuti?"

Aku dipanggil ke ruang pimpinan bersama kakak Lim.

Aku ingat karena ada banyak catatan dan buku harian yang ada di kamarku.

Memo-memo kecil menempel semua di dinding.

Meski aku tidak yakin pasti setiap minggunya.

Aku sudah tahu bagaimana kondisiku saat ini.

Aku akan hilang ingatan setelah 1 minggu berlalu.

"Sesekali tidak apa, kalian sudah bekerja keras"

"Terima kasih banyak!", kakak Lim semangat sekali. "Kami permisi"

Dia mendorongku keluar ruangan dan hari ini juga kami dapat cuti.

"Ayo ke pantai!"

"Pantai?"

"Ayo beli baju renang!"

"Bajunya bisa berenang? Pantai itu bukannya anggota tubuh manusia?"

"Aku hubungi temanku!"

"Kakak punya teman?"

Aku tidak didengar ya?

"Kak, pertama kembali ke kantor dulu"

"Oh, iya! Harus beberes meja dulu ya! Aku akan jemput ya, aku akan cepat!"

Cuti ya...

Ngiiing!

📚📚📚

××Hwajin POV××

Hah, kembali ke titik awal.

Dengan kondisi [y/n] yang begitu.

"Jangan menyerah! Demi ayang!"

Aku sudah janji pada diriku sendiri untuk berubah.

Btw hai sayang~

Kangen aku?

Aku memang ngangenin~

"Na Hwajin"

Ah, dia datang padaku. "Kenapa ayah memanggilmu?"

"Aku dapat cuti"

"He~ itu bagus! Rencana mau ke mana?"

"Kakak Lim mengajakku ke pantai karena kakak juga dapat cuti"

Apa aku minta cuti juga?

Tapi kalau semua anggotanya cuti pasti nantinya menumpuk.

Duh, ingin sekali aku ikut.

"Na Hwajin sudah tidak apa?"

"Hm? Maksudmu?"

"Ayah...maksudku pak menteri cerita padaku kalau Na Hwajin sempat mengajukan pengunduran diri"

Ah, yang itu ya...

Aku hanya kelewat emosi dan ingin sekali membunuh anak di penjara yang membunuh Gayoon.

Aku kalut. "Kau mau membereskan barangmu kan? Setelah itu mau ikut aku sebentar?"

"Makan siang?"

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang