××Reader POV××
"Makan yang banyak ya"
"Uhm, sersan saya sudah cukup"
"Hei, hei jangan panggil aku sersan! Aku sudah bukan sersan lagi"
Jadi begini ya makan malam bersama keluarga?
Ah, bukannya aku tidak pernah makan malam dengan kakak Lim.
Hanya saja karena pekerjaan yang kadang membuatnya harus dekat degan sekolahnyang ditanganinya jadi bisa dibilang kadang-kadang saja?
Tugasku sering dipindah-pindah oleh pak menteri.
Anak-anak sersan ternyata sudah SMA semua juga.
Memang sih antara komandan dan sersan masih tua sersan.
Komandan dan aku hanya beda...4 tahun?
Aku pertama bertemu dengannya saat aku 14 tahun, komandan 18 tahun waktu itu.
Ini ya yang dinamakan nostalgia.
"Enak?"
"Enak"
"Aih~ manisnya anak ini!"
"Sayang tenanglah"
"Ibu heboh sendiri"
Aku tidak tahu kapan sersan menikah dan punya anak.
Mungkin sudah lama cuma aku saja yang tidak tahu.
"[Y/n], mau menginap di sini semalam?"
"Ehm, maaf saya harus pulang terima kasih tawarannya"
"Ah, sayang sekali~"
Aku sudah punya tempat yang disebut rumah.
Tempat dimana aku ingin pulang.
Setelah makan malam, aku membantu sersan membereskan peralatan makan.
Keluarga yang harmonis ya.
"[Y/n]", sersan yang ada di balkon memanggilku. "Sini, sini"
Aku menghampirinya setelah selesai cuci piring.
Melihat langit dari balkon.
Banyak bintang di langit bersinar cantik.
"Damai ya?"
"Iya..."
"Sekarang kau bebas bagaimana rasanya?"
"Tidak tahu..."
Bebas yang dimaksud aku tidak tahu bagaimana rasanya.
Aku tidak mengerti sama sekali.
Sersan memelukku dari samping. "Masih merindukan komandanmu itu?"
"Saya masih mau mengingatnya"
"Ya, itu pasti"
Aku tidak mau melupakannya.
"Terus, terus, bocah bernama Na Hwajin itu bagaimana?"
"Hwajin?"
"Iya, iya, aku dnegar kalian dekat"
"Cuma rekan kerja"
"Hm~ tapi mesra ya"
Mesra itu apa?
📚📚📚
××Author POV××
L