«1»

8.4K 775 81
                                    

××Author POV××

Hari baru kala sang surya menyinari bumi.

Hari baru untuk beraktivitas.

"Pagi~ hoam~"

"Selamat pagi nona Lim"

"Aduh, sudah kubilang jangan panggil aku pakai nona"

Mengisi perut dengan sarapan pagi yang hangat.

Secangkir kopi dan teh hangat untuk menyegarkan tubuh.

"Hari ini jadwal rapat ya"

"Iya, no...maksud saya Lim"

"Masih belum terbiasa ya [y/n]? Aku memaklumi hal tersebut, aku pernah di militer juga yah meski tidak selama dirimu. Aku tidak risih kok dipanggil 'nona' hanya saja, aku hanya ingin kau terbiasa kehidupan di sini"

"Saya usahakan"

"Aku akan membantumu sebisaku"

"Terima kasih banyak atas bantuannya"

"[Y/n], hiduplah dengan bebas sekarang...kau sudah tidak terikat lagi dengannya atau kelompok itu"

"Saya berusaha...sesuai wasiat yang beliau sampaikan"

"Bagus kalau begitu! Ayo berangkat!"

Pergi bekerja kemudian.

Dijemput dengan mobil tampan namun yang punya dan menyetir lebih tampan.

"Halo nona-nona"

"Uhh, kapten mulai deh"

"Selamat pagi tu...maksud saya kapten"

"Haha, cukup seorang Lim Halim yang memanggilku kapten! [Y/n] panggil aku sayang saja!"

"Kapten Na Hwajin!"

"Baik, saya mengerti"

"Hah!? [Y/n] jangan turuti dia!"

Pria berambut hitam panjang yang diikat itu tersenyum jahil. "[Y/n]"

"Ada apa uhm...sayang?"

"Buahaha! Aduh, aku baper!"

"[Y/n]! Aku pernah bilang kan soal jangan turuti kata kapten?!"

Dan pagi hari yang cerah untuk tawa.

📚📚📚

××Reader POV××

Misi hari ini...

Ah, no...Lim bilang saya...aku tidak perlu lagi melakukan hal yang pernah kulakukan di militer.

Aku bebas...

Seperti perkataan komandan sebelum beliau...mati.

Di negara baru aku menetap.

Kota baru aku menetap.

Banyak bangunan tinggi yang menjulang kokoh.

Jalanan yang ramai.

Tidak ada perang.

Masyatakatnya tidak membawa senjata ataupun berpakaian lusuh dan kotor.

Inikah dunia yang damai?

Sangat indah...

Di mana orang-orangnya tidak perlu takut akan pasukan militer yang tiba-tiba menyerang.

Tidak perlu takut akan adanya bom dari langit ataupun ranjau di tanah.

"[Y/n]"

Eksistensiku kembali melihat ke depan ketika dipanggil Na Hwajin.

Aku duduk di kursi belakang.

"Sudah terbiasa di tempat yang damai begini?"

"Saya rasa...sedikit"

"Semua butuh proses, di sini pun ada perang juga tapi tidak menggunakan senapan, bom, atau lainnya. Itu ilegal di sini kecuali ada surat izinnya, kami berperang degan cara lain untuk membela yang lemah"

Aku tahu karena komandan pernah memberitahuku hal tersebut.

"Di belahan dunia lain ada cara berperang yang lebih damai dan aman"

Kalimat tersebut masih melekat diingatanku

Di sini orang-orangnya tidak perlu takut ketika mereka terlelap.

"Ada hal yang menarik buatmu setelah kemari? Aku misalnya"

"Kapten jangan mulai lagi"

"Iya"

"Hah?"

"Seriusan aku membuatmu tertarik? Aku bercanda lho"

"Saya tertarik karena pak menteri bilang, kalau anda umur segini belum menikah. Saya kurang mengerti batasan pria untuk menikah jadi saya tertarik untuk menanyakan hal itu pada anda. Kata pak menteri, anda perjaka tua, perjaka tua itu apa?"

"Pfft!", kenapa Lim tertawa?

"Ah, jadi karena itu haha. Pak tua sialan itu"

Aku tidak salah tanya kan?

Tapi aku penasaran apa artinya.

Oh iya, di negara inj aku bekerja sebagai bagian dari badan perlindungan hak pendidik.

Ini ada karena adanya tindakan murid yang semena-mena ke guru sekolah, kata mereka.

Kurang lebih aku mengerti.

Pengajar seharusnya dihargai dan dihormati, kecuali kalau mereka juga melakukan hal semena-mena juga ke anak didiknya.

Memberi sedikit "pelajaran" pada murid berandal atau guru yang menggunakan seenaknya menggunakan posisinya, begitu penjelasan tuan Na Hwajin...ehm, Na Hwajin.

Ini pekerjaan pertamaku setelah dibawa ke sini oleh pak menteri.

Kurang lebih aku mengerti tugasku.

"[Y/n], bagaimana perasaanmu saat pertama kali mendapat tugas pertamamu? Gugup ya?", nona Lim...ehm, Lim? Menanyakan perasaanku?

"Saya tidak tahu"

Gugup saja tidak.

Apa karena aku biasa mendapat misi?

Tapi kata pak menteri, aku tidak boleh sampai kelewatan atau melakukannya seperti waktu di militer.

"Saya hanya merasa harus...mengontrol diri di tugas saya ini"

"Itu bagus karena tugas pertamamu kelihatannya ada di depan mata"

Mobil itu dicuri?

Ah, juga ada hal lain.

Anak di bawah umur yang belum bisa ditindak hukum juga termasuk.

Aku harus menangani tugas ini.

DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang