××Reader POV××
"[Y/n]!"
"Ah, iya kak?"
"Ada apa? Ini masih pagi lho kok melamun"
"Tidak..."
Aku kepikiran ucapan sersan tempo hari.
Beliau memberiku seragam lamaku yang sekarang aku sembunyikan di tempat di mana kakak Lim tidak akn tahu.
Beliau sempat membawaku ke suatu tempat dan...
Aku tidak ingat.
Semuanya gelap saat aku menginjakkan kaki di sana.
Aku masuk ke mobil bersama kakak Lim ke tempat yang katanya shelter.
"Kakak Lim, apa shelter ini untuk anak-anak yang kabur?"
"Iya, pak menteri sudah setujui katanya kau yang urus proposalnya. Tidak kesulitan kan?"
"Laptopku sempat mati sendiri karena baterainya habis"
"Hahaha, untung datanya sempat kesimpan! Kalau tidak ukh~ rasanya menjengkelkan"
Sersan mencurigakan sekarang.
Aku tidak bisa berpikir dia ada di pihak mana sekarang.
Dari bicaranya yang berkelit dan ekspresinya itu ada sesuatu yang beliau sembunyikan.
Aku ingin percaya beliau.
"Lukamu bagaimana?"
"Sudah membaik"
"Pak memteri memarahimu lagi ya?"
"Iya, seram, beliau sampai menangis, lebay"
"Pfft~ haha! Kosakatamu jadi gaul ya! Han Yeri yang ajarkan?"
"Iya, katanya biar aku tidak dibodohi orang"
"Wah, anak itu berubah sekali ya sejak di penjara"
"Anu kak, apa Hwajin masih marah?"
"Senior? Hm~ mau beli sesuatu buat baikan? Biar dia senang"
"Beli rokok"
"Aduh, ya nggak rokok juga! Hm...oh! Tidak perlu beli sesuatu, coba kau lakukan sesuatu saja juga bisa"
"Melakukan sesuatu?"
"Aku jelaskan ya"
📚📚📚
××Author POV××
Gedung yang tidak terlalu tinggi namun luas itu berisi anak-anak yang kabur dari rumah.
Anak-anak ini punya alasan mengapa mereka kabur.
Kekerasan orang tua terhadap salah satu dari kesekian alasan mereka kabur dari rumah.
Rumah yang seharusnya jadi tempat bernaung dan aman bagai neraka bagi anak-anak ini.
Karena mereka akan disambut oleh iblis yang disebut orang tua.
Seharusnya orang tua melindungi, membimbing, dan merawat anaknya dengan baik.
Memang beberapa oramg tua sangat keras terhadap anaknya itu untuk kebaikkannya di masa depan.
Dan ada yang menggunakan alasan tersebut hanya untuk melampiaskan emosi saja.
Pendidikan yang keras bukan berarti menyiksa darah daging sendiri hingga mengakibatkan trauma mendalam.
Pendidikan keras bukan berarti harus main tangan.
Anak mengeluh itu biasa.
Dengarkan keluhan mereka dan hibur mereka.
Beri nasihat dan saran.
Orang tua marah juga bukan berarti mereka membenci kalian sebagai anaknya.
Itu juga merupakan bentuk perhatian dari orang tua kalian.
Meski memang menyebalkan :v
Tapi itu tandanya mereka peduli pada kalian sebagai anaknya.
Memang ada oranv tua yang terkadang tanpa sadar mengancam jika anaknya tidak mau menurut, membandingkan anak dengn orang lain, bahkan tanpa sengaja berkata kasar.
"Besar juga"
"Dengan ini pemimpin kelompok mereka tidak akan berani kemari, yah seahrusnya"
"Kakak Lim, apa mereka akan disuruh berthan hidup di shelter ini?"
"Tidaklah! Ini tempat aman seperti safe house!"
Diskusi keluarga penting untuk mencurahkan hati satu sama lain.
Antara orang tua dan anak.
"Oh, sudah datang"
"Pagi senior~"
"Selamat pagi, Na Hwajin"
"Lukamu tidak apa?"
"Sudah membaik, anu Hwajin"
"Hm?"
"Masih marah?"
"Uhm...yah, sedikit", Na Hwajin menggaruk pipinya.
"Izinkan aku merapikan penampilanmu"
"Eh? Hah? Kok tiba-tiba!?"
Saling mengungkapkan apa isi hati itu penting.
Jalin komunikasi yang baik dengan keluarga.
Anjay bijak :v//plak
📚📚📚
×
×BONUS××
Na hwajin: kau suka aku berkumis atau tidak?
You: dua-duanya *cukur kumis*
Na Hwajin: *deg! One kiill :v* kau suka aku gondrong atau rambut pendek?
You: *bersihin pisau cukur* hm...aku belum pernah lihat Hwajin rbut pendek jadi...
Na Hwajin: *deg-degan :v*
You: dua-duanya *lap dagu Na Hwajin*
Na Hwajin: *double kill :v* berponi atau tidak?
You: hm...*naikin poni Na Hwajin* dua-duanya
Na Hwajin: *triple kill :v* gawat nih, haha *dag dig dug aselole :v*
You: *jepit poni Na Hwajin ke atas*
Na Hwajin: *ambil kacamata + pakai* kacamata *lepas kacamata* atau tidak?
You: dua-duanya, apapun penampilan Na Hwajin semuanya cocok denganku dan aku tidak keberatan
Na Hwajin: ukh! *SAVAGE :V, meningsoy :v gaklah cuma pingsan dengan wajah "UmU"*
You: Na Hwajin!? Kakak Lim! Na Hwajin mati!?
Lim Halim: nggak kok, hihi~ imutnya
Han Yeri: ^w^ *asyik ngerekam*
