SPOILER WARNING!
Penerbit : PT Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Jakarta, Januari 2007
Tebal Buku : 384 hlm; 20 cm
ISBN : 978-979-22-2582-2
Genre : Chicklit; Dewasa; Romance~~~~~~~~~~~~~~~
"Ketika cinta itu buta dan tak pandang usia."
Itulah slogan yang sering kita dengarkan, terutama dari orang yang menjalin hubungan dengan seseorang yang kita nilai tidak cocok dengannya ataupun terpaut usia yang jauh.
Dan, itulah fokus utama kisah cinta dalam novel ini:Kisah cinta antara Sheila dan Bram, yang perbedaan usia mereka adalah 20 tahun.
Ya, Anda tidak salah baca. Mereka yang bisa menjadi pasangan Ayah-Anak karena perbedaan usia memilih menjadi pasangan kekasih.
Terus terang, aku pribadi suka topik/plot cerita yang unik seperti yang satu ini. Daripada kisah cinta anak sekolah yang sudah membanjiri dunia oren ini, aku sukanya yang berbau dark dan rumit ini 🤪
Jika kita baca dari Blurb novel ini sendiri, sebenarnya lebih menyorotkan bahwa protagonis kita adalah anak dari seorang pembunuh, tidak ada membahas tentang perbedaan usia. Tapi sungguh beruntung ternyata kisahnya adalah begitu dan aku menyukainya.
Baik, kita masuk dalam cerita:
Diawali dengan Sheila yang menderita karena keluarganya dalam ambang kehancuran (orang tua yang saling bertengkar). Hingga suatu hari dikabarkan Mamanya menghilang dan Papanya ditangkap atas tuduhan membunuh istrinya sendiri.
Meskipun tiada bukti kuat, tapi karena Charles (ayah Sheila) telah mengakui perbuatannya, maka ia ditangkap. Sejak saat itulah Sheila disebut sebagai anak pembunuh yang mewarisi darah pembunuh.
Kenapa begitu? Karena Sheila mudah terbawa emosi dan ringan tangan mencari sesuatu di sekitarnya untuk memukuli orang yang bertengkar dengannya.
Ia yang awalnya dirawat oleh saudara, jadi harus dipindahkan ke asrama, bahkan hampir dikeluarkan dari sekolah karena sifatnya itu. Beruntung ia bertemu dengan Bram, pemuda yang tinggal berdua saja bersama pembantu di rumah belakang asrama. Sejak saat itu Sheila pindah tinggal di sana dan mulailah kisah hidupnya.
Jika ingin diceritakan, kisah hidup Sheila ini cukup panjang (ya wong 300 halaman lebih, cok! 😂)
Intinya, novel ini berkisah dari Sheila yang masih gadis 17 tahun hingga 22 tahun.Memang ada skip time, tapi hidupnya yang penuh drama dibawakan dengan baik.
Selain Sheila dan Bram tokoh utama kita, banyak tokoh lain yang dikenalkan dan semuanya mempunyai posisi yang penting dalam kisah ini, begitu juga dengan figuran ataupun tokoh pembantu tambahan yang semakin melengkapkan cerita ini.
(Well, aktor film jadi figuran pun tetap dibayar, kan? Jadi semua orang itu penting 😉)Sudut pandang di sini menggunakan POV 3 serba tahu, dan silih berganti ke banyak tokoh tidak hanya fokus pada tokoh utama. Penulisan ini bagus karena seperti yang kukatakan, banyak tokoh, maka banyak masalah. Jadi tidak akan cukup kalau hanya disuguhkan dari 2 sudut pandang saja.
Plot ceritanya bagus, ada naik ada turun. Memang banyak sekali drama yang cliche, tapi masih bisa diterima karena plotnya nyambung.
Untuk kisah cintanya?
Kalau mau jujur, cukup aneh sih bisa terjadi hubungan antara Sheila dan Bram. Karena meskipun mereka tinggal seatap, Bram yang berprofesi sebagai penulis itu jarang sekali keluar kamar, bahkan sangat cuek dan dingin.
Memang Sheila dari awal sudah menanamkan rasa hormat dan berterima kasih karena Bram satu-satunya orang yang bersedia menolongnya dikala yang lain tidak. Sedangkan Bram?
Apa karena lama tidak melihat betina? Digambarkan Sheila itu berpenampilan cukup cantik juga, begitupun Bram yang ganteng dan awet muda.
Ya kembali lagi, cinta itu buta. 😂Sebagai konflik cerita cukup banyak. Ada Reza yang selalu mengejar cinta Sheila, ada pula wanita lain yang dijodohkan kepada Bram. Dan lagi semasa muda, Bram adalah seorang aktor terkenal. Tapi karena kecelakaan yang membuatnya cacat kaki serta wajah yang rusak sebelah, maka dari itu ia mengurung diri dan merubah profesi menjadi penulis. Jadi ketika ia muncul kembali, tentu media ingin meluputnya, belum lagi skandal cintanya dengan gadis yang masih remaja. Susah hidupmu, Mas. 🤣
Tidak hanya konflik cinta, konflik hidup pun cukup banyak karena saudara Sheila cukup jahat terhadapnya. Biasa, seperti bawang merah bawang putih gitu, jadi tidak perlulah aku jelaskan panjang kali lebar lagi. Yang intinya Sheila pun susah untuk hidup tenang.
Oleh karena usia dan keadaan, mereka terpaksa berpisah. Namun bertemu lagi ketika 5 tahun berlalu, tepatnya setelah Sheila sudah bisa dibilang dewasa. Dan tentu, konflik baru pun muncul. Ribet x deh mereka untuk bersama, banyak aja rintangannya.
But in the end, happy ending kok. Seperti sinetron-sinetron andalan, yang baik akan bahagia, yang jahat akan tobat. Pas awal aku baca, resolusinya menurutku cukup termasuk plot twist Deus ex Machina sih. Tapi masih bisa diterima. Kak Agnes sukanya buat happy ending sih, jadi aku sudah bisa menduganya.
Overall, kisah ini memuaskan. Penulisannya cukup bagus, porsi Show dan Tell-nya cukup seimbang, konfliknya bagus meski ada beberapa bisa ditebak. Deskripsi perasaan pun bagus karena aku sebagai pembaca ikut larut dan bisa merasakan perasaan mereka meskipun sering ganti POV. Seolah kita bisa memahami kenapa mereka berpikir dan merasa demikian. (Walau beberapa cukup kekanakan menurutku).
If you like drama, cerita ini boleh masuk daftar bacaanmu. 😙
Nilai: 🌻🌻🌻🌻
Extra:
Bagi yang tertarik untuk membeli dan membacanya, di Online Shop masih tersedia karya Kak Agnes ini tapi dengan tiga model cover buku yang berbeda dan masih baru (bukan bekas).
Kurasa isi ceritanya sama, yang artinya tidak ada perbaikan/perubahan cerita. Berarti tergantung selera Anda suka gambar yang mana, maka itulah pilihanmu untuk dibeli jadikan koleksi.
Enjoy 😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
Random~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...