SPOILER WARNING!!
Penerbit : Bukune
Tahun Terbit : Jakarta Selatan, 2014 (cetakan kelima)
Tebal Buku : 258 hlm; 13 x 19 cm
ISBN : 602-220-009-1
Genre : Chicklit; Slice of Life~~~~~~~~~~~~~~~
Cinta tak pernah memaksa
Cinta itu menguatkan
Membutuhkanmu, menginginkanmu menjadi penguatku
Ikhlas dengan apa pun keputusanmuSungguh quote yang begitu menyentuh dan menenangkan. Melalui kisah kali inilah quote tersebut dikembangkan menjadi sebuah cerita yang mungkin saja biasa, tapi pelajarannya dapat kita ambil dan renungkan dengan baik. Mari kita mulai ke pembahasan
Icha, protagonis kita memulai kisah dengan menceritakan ketidak harmonisan keluarga paman dan bibinya yang ia numpang tinggal. Hampir setiap hari mereka bertengkar karena urusan keluarga dan anak, sehingga pada akhirnya Icha yang sudah tidak tahan memutuskan untuk pindah saja ke rumah sewa, dengan alasan sudah selesai kuliah dan mau mandiri hidup di kota menrantau. Walau awalnya Bibi Salma sedikit keberatan dan langsung mengatakan bahwasanya suasana rumah yang membuat keponakannya tidak betah, akhirnya tetap dilepaskan.
Skip time, 2 tahun berlalu. Icha yang sudah hidup lumayan nyaman dengan pekerjaan yang memuaskan sekaligus tidak terkekang oleh jam kantor tetap karena berprofesi sebagai pengajar lepas, ia didatangi oleh Bibi Salma ke rumah. Dan, si Bibi tidak sendirian, melainkan dibawa serta seorang gadis cilik yang manis bak bidadari bernama Camelia. Melalui cerita singkat, ternyata Camelia adalah cucunya Bibi Salma, alias anak dari putrinya yang bernama Aida. Tujuan kunjungan mereka ke sini adalah untuk menitipkan Camelia kepada Icha, lebih tepatnya minta bantu jaga dan antar jemput pulang dari Taman Kanak-Kanak. Orang tuanya alias Aida adalah seorang model, tapi nyatanya terlibat dalam kasus narkoba dan sekarang sedang diamankan. Tak ingin cucunya yang masih balita ini terluka batin dan diserang media, Bibi Salma pun berinisiatis memindahkannya ke kediamannya, dan mengatakan kepada Camelia bahwa mamanya sedang dinas keluar kota. Kalau ayahnya? Bibi Salma tidak tahu siapa itu, maka dari itu diberitahulah bahwa ayahnya sudah meninggal.
Selain dengan Bibi Salma dan Paman Faud suaminya, Icha tidak pernah akrab dengan anak dari pasangan tersebut. Tapi karena kasihan, Icha pun menerima permintaan ini, berhubungan dia lumayan banyak mempunyai waktu luang untuk menemani dan menjaga si kecil. Maka dari itu, dimulailah pendekatan antara Tante dan ponakan yang lucu itu.
Tak berselang lama, seorang pria dewasa mendatangi lagi rumah sewa Icha. Dia yang memperkenalkan diri sebagai Hazri, ketika Icha mengamati wajahnya (dideskripsi sebagai pria ganteng), ia menemukan banyak kesamaan antara wajahnya dan wajah Camelia. Menandakan, pria ini ternyata adalah ayah dari Camelia. Sayang sekali, entah oleh alasan apa, Hazri merahasiakan statusnya dan hanya dipanggil Paman Haz oleh Camelia. Bermula dari kunjungan demi kunjungan untuk melihat sang anak, siapa sangka, benih-benih cinta antara Icha dan Hazri pun mulai tumbuh.
Kepenulisan. Cerita ini ditulis dengan POV1 yang berfokus pada sudut pandang Icha. Namun dalam beberapa episode, diselip juga pada bagian akhir POV1 dari Hazri juga. Karena kedua yang tidak selalu bertemu dan Hazri yang cenderung tidak pernah menceritakan masalah pribadinya, melalui sudut pandang itulah kita pembaca menjadi lebih paham akan karakteristik dan masalah yang dihadapi oleh Hazri. Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari yang lumayan ringan. Walaupun jika kubandingkan lebih banyak narasi daripada dialog dalam novel ini, tapi menurutku lumayan seimbang yang artinya info dump tidaklah terlalu banyak sampai kerasa men-spoiler pembaca. Memang ada beberapa bagian yang menurutku tidak penting untuk diceritakan, lebih hanya untuk menambah jumlah halaman. Tapi sejauh itu masih tidak terlalu mengusik masa membacaku.
Penokohan. Tokoh yang muncul dalam cerita ini tidaklah banyak. Mungkin karena salah satu faktornya adalah cerita ini ditulis dalam POV1, sehingga aku merasa tokoh-tokoh yang muncul tidak terlalu dieksplor karakteristiknya. Yang alih-alih sebagai peran pembantu, mereka lebih terkesan sebagai figuran bernama saja, yang keberadaan mereka tidak berdampak besar pada jalannya cerita. Camelia boleh dibilang sering muncul, tapi sayangnya juga kurang banyak berinteraksi. Dia memang membantu cerita, tapi chemistry antaranya dengan Icha tidak kentara. Untuk Icha dan Hazri boleh dibilang ok. Kemudian balik lagi ke kepenulisan. Author yang lumayan mahir memainkan kata dan menulis majas adalah hal yang baik, memperindah tulisannya. Tapi sekali lagi, karena POV1 di cerita ini terbagi untuk 2 orang yang berbeda, cara tulis indah yang nyatanya tidak dibedakan itu memberi dampak bahwa kedua tokoh (Icha dan Hazri) tidak ada perbedaan sifat yang signifikan, kecuali masalah yang sedang mereka hadapi saja. Simplenya, ibarat sudut pandang Ichalah yang menjelaskan keadaan Hazri dan sekelilingnya. Kita pembaca tahu berbeda karena untuk hal ini, author menggunakan font yang berbeda saat berada di POV Hazri.
Alur & Plot cerita. Untuk alur yang digunakan adalah alur maju. Kukatakan Telling dan Showingnya cukup seimbang karena perpaduan antara suara batin Icha dan adegan-adegan yang terjadi cukup bagus. Hanya saja, adegan yang diperlihatkan lebih ke kejadian sehari-harinya = datar = tidak adalah dramanya. Jika ingin terus terang, beberapa kali aku terserang bosan dan juga ketiduran. Plot yang ditulis dalam kisah ini sudah sangat mainstream dan sangat mudah ditebak. Tanpa harus Hazri yang menjelaskan, hampir seluruh garis besar cerita sudah kuketahui, bahkan sekadar "oh" saja tidak. Ya B aja, sampai C pun bisa. Intinya, sedatar aku mendengarkan perdebatan apakah bumi itu bulat atau segi.
Ending. Kisah yang tidak ada drama biasanya berakhir bahagia ataupun gantung, yang untungnya di sini adalah bahagia. Kedua pasangan utama bersama dan menikah. Camelia pun ikut bersama dengan mereka. Apakah anak ini akan beralih memanggil mereka dengan sebutan papa dan mama atau tidak, aku tidak tahu karena mencapai ending, author seolah buru-buru langsung menyelipkan berbagai pesan moral secara berturut-turut, yang untungnya lumayan cocok dengan situasi dan tidak terkesan dipaksakan.
Overall, ini kisah kehidupan yang sejujurnya jika terjadi di kehidupan nyata adalah hal yang sangat berat, terutama terhadap Camelia yang notabene masih balita tapi sudah dilempar sana-sini, seakan-akan dia adalah anak yang tidak diinginkan oleh siapa pun. Tapi dengan adanya Icha yang berstatus tante tapi menyayangi anak tersebut melebihi seorang ibu, menyampaikan pesan bahwa masih ada orang baik yang tulus menyayangi seseorang jika mereka ingin. Tapi secara cerita, kisah ini terlalu flat karena hampir semua chapter selain tentang kehidupan biasa ya kejadian yang menyenangkan. Konflik yang sempat terjadi di cerita ini pun tergolong sangat ringan, ibarat hanya dengan bertanya dan menjelaskan sudah selesai aka kurang komunikasi. Akan tetapi, pada akhirnya semua terselesaikan dengan baik.
Nilai: 🌻🌻🌻
Extra:
Ini adalah cerita yang sudah lumayan lama, tapi bagi yang tertarik masih tersedia secara preloved di toko olshop kesayangan Anda. Memang agak membosankan, tapi semua karya itu wajib dihargai, apalagi jika mengandung pesan moral yang baik.
Happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
عشوائي~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...