SPOILER WARNING!
Penerbit : Haru
Tahun Terbit : Jawa Timur, Januari 2024 (cetakan pertama)
Tebal Buku : 120 hlm; 19 cm
ISBN : 978-623-5467-21-4
Genre : Mystery; Thriller; Mature~~~~~~~~~~~~~~~
Kecil-kecil cabe rawit.
Ini istilah yang sangat cocok untuk novel ini, yang di mana hanya dengan tebal 120 halaman saja tapi bisa memberikan kisah yang lumayan berdaging 😋
Enam anggota keluarga pemilik toko bangunan ditemukan terbantai di rumah mereka. Penyelidikan polisi menyimpulkan bahwa mereka saling membunuh karena perebutan warisan.
Namun, bagaimana jika insiden tersebut adalah hasil campur tangan orang lain?
Inilah isi blurb dan juga merupakan inti cerita novel singkat ini, misteri tentang pembunuhan massal yang terjadi beberapa tahun silam.
Menggunakan alur maju-mundur, dijelaskanlah kisah sebenarnya yang terjadi melalui POV1 dari dua orang yang bergantian, Danisa dan Imelda.
Danisa, seorang psikiater yang tiba-tiba bertemu dengan Imelda, yang kemudian menawarkan diri untuk berkonseling pada sang Doktor untuk menjadi klien ke-211. Pada alur maju ini akan lebih banyak membahas interaksi antar dua tokoh utama ini, mempertanyakan pertanyaan yang umum terbayang tapi tidak umum dijawab. Pertanyaan tentang hidup-mati, tentang hubungan, tentang orang tua, tentang menjadi manusia.
Berpindah kemudian pada Imelda. Inilah sebenarnya kisah yang terjadi, penyebab tragedi mengerikan yang menimpa sekeluarga malang itu. Dari alur mundur ini, diketahuilah Imelda mempunyai hubungan kerabat dengan para calon korban, lebih tepatnya ayahnya adalah adik kandung dari keluarga pemilik toko bangunan.
Alkisah pada zamannya, keluarga tersebut sangatlah makmur dan harmonis. Namun, ada satu kemalangan yaitu anak tertua bernama Karim ternyata mendadak menjadi gila saat berusia 18 tahun. Sebagai anak tertua kedua, Adil diberikan tanggung jawab untuk merawat kakaknya, bahkan kedua ortu rela memberikan sebagian besar harta warisan sebagai imbalan untuk menjaga sang kakak yang ODGJ. Sayang sekali, Adil yang tidak punya hati nurani ini malah membebankan tanggung jawab ini kepada adiknya yang adalah ayah dari Imelda. Termasuk tidak membayar dengan layak, sehingga di saat Adil hidup kaya raya, Yunus sang adik hidup penuh hutang sana-sini.
Dengan latar belakang keluarga yang menyedihkan begini membuat karakter Imelda menjadi pribadi yang kuat logika keadilan dan penuh akan dendam kebencian. Tak butuh waktu lama untuknya mengetahui kenyataan tentang harta warisan dan ayahnya yang tidak becus, mau saja diinjak-injak kakaknya itu. Daripada menunggu karma buruk berbuah sendiri yang pastinya lama sekali, Imelda memutuskan untuk menjadi orang yang akan mengubah nasib keluarganya sendiri.
Ya, benar sekali. Imelda akan menghabisi keluarga Paman Adil untuk merebut kembali harta warisan yang harusnya menjadi milik keluarga mereka.
Entah karena faktor gen keluarga atau tekanan yang berat, Imelda dengan mudahnya pun menjadi psikopat. Ia mengawali aksinya dengan "memberantas" dulu Karim si gila dengan sengaja menendangnya pada suatu kesempatan yang bagus, sehingga ia jatuh ke sungai dan tewas menyedihkan. Bukannya merasa takut, justru rasa senang dan puaslah yang memenuhi hatinya, menjadi penuh bunga-bunga kelegaan. Ia tidak pernah merasa gentar untuk membunuh jikalau ia memang punya alasan yang valid dan logis untuk tindakannya itu.
Kurang lebih, itulah inti dari cerita ini. Halaman yang tipis otomatis membuat plot hanya berfokus pada alasan dan aksi Imelda yang menjadi penyebab dari insiden ini. Novel ini dikategorikan mature karena begitu detailnya langkah-langkah yang Imelda persiapkan untuk melakukan aksi pembunuhan massalnya, termasuk trigger lain yang memperkuat alasan Imelda untuk melenyapkan keluarga ini. Bagaimana tidak? Spoiler: Husni, anak dari Paman Adil juga memiliki jiwa psikopat karena digambarkan suka menyiksa binatang sejak usia kecil. Dan parahnya, ia mempraktekkan hubungan incest dengan adik kandungnya bahkan menghamilinya. Ia bahkan tidak segan hampir memperkosa Imelda.
Sayang sekali, meskipun penulisan di sini ringan dan mudah dibaca, tapi karena singkat jadi terkesan sangat tergesa-gesa. Tokoh-tokoh lain yang banyak keluar kebanyakan hanya bisa jadi figuran bernama dan memberi sedikit pengaruh saja. Mungkin dikarenakan ini POV1, yang otomatis hanya berpusat pada tokoh utama.
Pada akhir cerita, ada tertulis catatan dari penulis bahwa kisah ini diangkat dari kisah nyata. Hal ini sangat membuatku melongo, membayangkan ada pula manusia segila ini nyata hidup di dunia ini. Namun satu hal, ntahlah adegan klimaks ini asli atau telah dibumbui tambahan fiksi, tapi kenyataan bahwa Husni-lah yang benar-benar membantai keluarganya dan Imelda hanyalah pembunuh tambahan/ ekstra membuatku sedikit kecewa. Ya, namanya juga plot cerita gak bisa diganggu gugat, hanya ya kurang puas saja. Bahkan Imelda sendiri pun menyayangkan hal ini, gak bisa benar-benar melakukan aksi membunuhnya, spotlight yang kerebut begitu saja 🙈 Jujur aku menunggu sekiranya apa sesungguhnya yang Imelda lakukan, eh nyatanya hanya kebagian manisnya saja.
Tibalah di penghujung cerita, ending. Siapa sangka, pada detik-detik terakhir author masih sempat membubuhi plot twist yang tak kusadari, tapi jujur juga tidak terlalu membuatku terkejut ampe WOW gitu. Maksudku, plot twistnya tidak berpengaruh terhadap jalan cerita di awal gitu, lho. Tidak ada plot twist pun tidak masalah, lebih ke surprise dadakan saja. But I appreciate it.
Overall, ini kisah yang singkat tapi menyerukan. Dengan gaya bahasa yang ringan dan to the point, author membuat kita gak sabaran untuk terus melanjutkan cerita tanpa ingin jeda, ingin cepat-cepat tau apa sebenarnya yang terjadi, walau pada akhirnya ada sedikit kekecewaan pribadi dariku karena over excited pada klimaks dan endingnya. Mungkin ini maksudnya diminta untuk jangan berharap terlalu banyak, cukup baca dan nikmati saja 😂 Aku pribadi juga menyayangkan kurangnya dukungan secara psikologi akan alasan Imelda dan Husni menjadi seorang psikopat, alih-alih hanya banyak alasan membunuh saja. Untuk Imelda mungkin ok, tapi untuk Husni tidak karena dia membunuh massal disebabkan oleh emosi. Jikalau saja Imelda tidak campur tangan, kira-kira apa yang akan terjadi? Husni jadi buronan, atau akan tertangkap begitu saja karena membunuh dengan gegabah tanpa berpikir cermat layaknya seorang psikopat sejati?
Nilai: 🌻🌻🌻🌻
Extra:
Bagi yang tertarik, buku ini masih tersedia di toko buku dan olshop kesayangan Anda. Jangan sampai rasa penasaran membunuhmu, cepatlah beli atau minimal pinjam dari teman dan segera baca, berikan juga penilaianmu. Apakah cerita ini memang bagus atau terlalu dibagus-baguskan saja?Enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
Random~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...