SPOILER WARNING!
Penerbit : Haru Media
Tahun Terbit : Jawa Timur, September 2018
Tebal Buku : 176 hlm; 16 cm
ISBN : 978-602-03-52185-8-3
Genre : Fairy tale; Dark; Young Adult~~~~~~~~~~~~~~~
"What if fairy tales were real?"
Tidak sedikit orang yang berspekulasi dan berkonspirasi bahwasanya kebanyakan dongeng itu adalah atau berdasarkan kisah nyata, yang telah diimprovisasi menjadi cerita yang lebih ringan untuk dinikmati anak kecil, yang tentu dengan ending yang bahagia. Padahal, tidak semua kisah itu benar-benar merupakan kisah yang bahagia bagi para tokoh-tokoh yang terlibat.
Dan tentu, tidak sedikit pula orang-orang yang mempunyai imajinasi tinggi mengimprovisasi lagi atau mengubah kisah dongeng menjadi kisah milik versi sendiri atau lebih akrab disebut "fan fiction." Novel ini pun bisa dibilang merupakan salah satu fan fiksi dari kisah dengan judul yang sama.
Singkat kata, alur cerita yang ditulis oleh Kak Cendana ini memilih alur yang sama persis dengan dongeng yang kita ketahui. Sang pemeran utama bernama Snow White, putri kerajaan yang yatim piatu, kemudian kecantikannya membuat iri sang ratu sekaligus ibu tirinya. Ia pun tidak segan-segan untuk menghilangkan nyawa Snow White, tapi tidak berhasil. Sang ibu tiri dikalahkan, dan Snow White hidup berbahagia dengan Sang Pangeran yang menyelamatkannya.
Ya, sederhananya seperti itu, tapi novel ini ditulis lebih kompleks dan lebih "nyata" dari dongeng yang kita baca. And of course, lebih dark.
So, on to the story, cerita ini diawali dengan Ibunda Snow White aka Ratu Kerajaan yang masih hidup dan tengah mengandung. Setelah melahirkan, Sang Ratu tidak langsung meninggal, tapi beberapa harinya setelah itu. Apa penyebabnya? Kita loncat dulu.
Berikutnya, Raja yang baru saja melewati hari duka meninggal Sang Istri, tiada menunggu lama, ia sudah terpikat dengan wanita yang sangat cantik dan jadilah ia ratu yang baru sekaligus Ibu Tiri Snow White.
Berbeda dengan dongeng yang digambarkan lembut dan lemah, Snow White di sini berkarakter periang. Ia suka lari ke sana-sini, juga berlatih pedang dan menunggang kuda. Akan tetapi, di sinilah letak minusnya. Supaya tidak meleceng jauh dari dongeng yang diketahui umum, aku pribadi merasa Snow White di sini "tidak asli." Plin plan gitu. Orang zaman dulu yang pernah memegang senjata (apalagi wanita) cenderung memiliki jiwa perang. Tetapi, pas dirinya diburu dan melarikan diri hingga bertemu dengan 7 kurcaci, Snow White berdiam di tempat, lebih tepatnya menetap di hutan yang bisa melindunginya dari Ratu jahat. Iya, memang tidak salah tinggal di tempat aman, tapi bukannya lebih serius memikirkan cara untuk kembali ke kerajaan dan merebut tahta kembali, Snow White malah sibuk bermain dengan binatang-binatang liar di hutan, sampai dengan cerobohnya memakan apel beracun gak pake mikir. Padahal sudah ada peri bermainnya yang memperingatinya. Setelah diselamatkan dan dapat back up perang dari Pangeran, barulah Snow White menyerbu untuk merebut kembali kerajaannya. Bagaimana kalau saja tidak bertemu dengan pangeran? Apakah dia hanya akan menunggu negaranya hancur begitu saja? Intinya si Snow White ini seolah memiliki dua kepribadian, satu polos, satu tegas yang tidak menyatu dengan baik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
De Todo~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...