SPOILER WARNING!!
Penerbit : Noura Books
Tahun Terbit : Jakarta Selatan, 2019 (cetakan pertama)
Tebal Buku : 346 hlm; 20 cm
ISBN : 978-602-385-886-6
Genre : Mystery Thriller~~~~~~~~~~~~~~~
Apa yang akan kamu rasakan ketika pada suatu hari, kamu mendadak menonton LIVE bunuh dirinya sahabatmu?
Ya, itulah yang terjadi dengan Karen. Tanpa ada tanda-tanda yang aneh sebelumnya, dan ketika ia menyadarinya, semuanya sudah terlambat. Anne, teman terbaik, satu-satunya sahabat Karen, bahkan sudah saling berjanji untuk meraih cita-cita dan impian masa depan bersama, telah meninggal dunia dengan cara gantung diri di salah satu ruang kelas sekolah mereka.
Tentu saja ini menjadi pukulan yang sangat berat bagi Karen. Dia tidak tahu apa yang telah terjadi dengan sahabatnya sehingga ia bisa mengambil keputusan seperti itu. Namun, nasi sudah jadi bubur, mau sebagaimana dipungkiri, kenyataan tetaplah kenyataan. Setelah melewati masa nersediah, dengan berat hati Karen memutuskan untuk kembali bersekolah dan melanjutkan hidup, sampai sesuatu terjadi.
Karena LIVE bunuh diri Anne dilaksanakan di sekolah, otomatis nama baik tempat tersebut bisa berdampak buruk. Oleh karena itu, sekolah melarang keras semua siswa untuk menonton lagi video tersebut. Tetapi entah oleh siapa, video yang sempat terhapus itu kini muncul lagi dan ditonton secara diam-diam oleh beberapa teman sekelas Karen. Karen yang mengetahuinya pastilah murka dan melarang, sampai ia diberitahu bahwa ada yang aneh dalam video tersebut. Benar saja, setelah dilihat kembali ternyata memang ada yang janggal dari gerak-gerik Anne. Tidak hanya itu. Pada saat Karen mengunjungi rumah Anne karena terbawa kebiasaan, ia menemukan kode-kode rahasia yang ditinggalkan Anne khusus kepada Karen. Kode SOS, kode yang hanya mereka berdua ketahui.
Curiga. Tidak, yakin kalau ini bukan sekadar bunuh diri biasa. Mulailah Karen mencari dan membongkar kode-kode yang diberikan oleh Anne, untuk mengetahui rahasia apa yang sebenarnya disembunyikan, kebenaran dari kasus gantung diri ini.
Itulah premis dari cerita ini. Menggunakan bahasa keseharian anak muda serta kepenulisan POV1 berfokus pada Karen yang ringan, bacaan ini sangat mudah diresapi dan lumayan bikin penasaran ala turn pager. Pase dijaga dengan baik dan seimbang, lebih ke jarang kendor sehingga membuat kita pengen terus lanjut. Buktinya, cerita dengan 300+ halaman ini kuselesaikan hanya dalam sekali duduk. Desain layout dan font dari buku ini juga menjadi salah satu pendukung, tapi tetap saja fokus utama adalah ceritanya harus menarik dan seru barulah membuat orang rela begadang.
Karena Anne sudah meninggal sejak awal mulai cerita, tentu saja alur yang paling cocok adalah alur maju mundur sebagaimana yang digunakan juga dalam novel ini guna untuk menjelaskan latar sekaligus memperkenalkan para tokooh utama dan hubungan mereka. Anne dan Karen, karena memiliki sifat yang cenderung pendiam, mereka pun sering menjadi sasaran empuk untuk dirundung. Meskipun begitu, mereka berdua selalu saling menguatkan dan menyelamatkan, sehingga bisa lulus dari SMP dengan selamat. Selain sebagai seorang penulis fiksi yang berbakat, Anne juga sangat suka dengan cerita misteri dan detektif. Dan dialah yang mencetuskan untuk membuat kode rahasia khusus mereka berdua, yang tidak hanya menyelamatkan mereka dalam situasi yang genting, tapi juga merupakan tugas yang harus Karen lakukan sekarang, memecahkan kode untuk mencari kebenaran.
Dalam aksinya menjadi detektif, Karen ternyata sekali lagi harus dihadapi dengan perundungan, yaitu dari Bianca. Sebagai anak dari Ketua Yayasan, Bianca sungguh menjadi yang paling berkuasa di sekolah, belum lagi dirinya yang sangat pandai menjaga image malaikat dibalik hati iblisnya aka muka dua, ia sama sekali tidak punya kelemahan. Kenapa Karen bisa dirundung tanyamu? Well, orang yang suka merundung tidak butuh alasan untuk membully orang lain, bukan? Tapi ada salah satu alasan yang bisa dia ungkit, yaitu Karen "mendekati" pacarnya yang bernama Cello. Oh tidak, Karena tidak beneran mendekatinya. Hanya sekadar bertegur sapa saja, Bianca yang begitu overprotektif pun merundung siapapun yang mendekati miliknya. Alasan kedua, setelah diusut, kematian Anne ternyata berhubungan erat dengan Bianca. Karena nyatanya, Anne yang lebih dulu menjadi korban bully Bianca sebelum Karen sekarang.
Untuk penokohan di sini kalau mau jujur tidak begitu mencolok. Yang prota akan seperti prota, anta menjadi anta, begitu pun peran pembantu dan figuran. Intinya, mereka hanya bertingkah sebagaimana peran mereka sesuai porsi, tanpa benar-benar menunjukkan keunikan atau perbedaan istimewa. Apalagi tema yang diangkat adalah perundungan, jadi ya seperti yang Anda bayangkanlah. Si lemah tampak lemah, si jahat tampak jahat, dll seterusnya. Alih-alih karakteristik tokoh, novel ini lebih fokus pada pemecahan teka-teki dan kasus yang telah menimpa Anne beserta Karen = lebih mementingkan plot cerita.
Dan masuk kepada plot, boleh kuacungkan jempol 👍. Cerita perundungan mungkin sudah tidak asing lagi, ya, bahkan boleh dibilang banjir. Tapi sekali lagi, kepenulisan yang merakyat (mengkota sih lebih pas 😂) membuat cerita lebih enak dinikmati, menjadi seru. Memang, beberapa adegan sudah lumayan mainstream/ mudah ditebak, sampai ada beberapa kali kerasa bosan pengen skip gitu, tapi tetap memicu adrenalin dan bikin penasaran. Apalagi resolusi yang digunakan untuk menjebak si antagonis benar-benar up to date deh, good.
Untuk ending, hmm ... aku tahu author sengaja menggunakan teknik plot twist, ingin menipu pembaca bahwasanya kasus ini tidak segampang yang kita pikirkan. Tapi menurutku lumayan dipaksakan. Aku tidak ingin terang-terangan spoil apa yang terjadi, tapi kesan yang kudapatkan dari ending adalah semua usaha Karen memecahkan misteri jadi terasa sia-sia. Seharusnya Anne tidak perlu seperti itu, seperti mempermainkan Karen dengan membolak-balikkan fakta. Kalo mau lebih benar, seharusnya Anne gak bunuh diri (dan cerita ini pun tidak pernah ada 😂)
Overall, ini cerita yang cukup menegangkan. Memang karya ini tidak sempurna, karena selain beberapa faktor yang kusebut di atas, novel yang harusnya dengan plot utama misteri malah tergantikan oleh tema perundungan. Maksudku, jika di kisah-kisah detektif kita sibuk mencari pelaku, tapi di sini pelakunya sudah sangat jelas, sehingga jatuhnya lebih ke bagaimana mengungkapkan keburukan si pelaku. Tapi di lain sisi, tema perundungan ini juga memberikan pelajaran yang sangat berharga. Karena mau itu beneran atau sekadar bercanda, kalau sudah mengganggu orang lain, dampaknya pasti selalu ada. Hargai dan hormatilah siapa pun itu, karena semua makhluk hidup punya hak atas kehidupan dan pilihan mereka masing-masing tanpa harus memaksakan kehendak.
Nilai: 🌻🌻🌻🌻
Extra:
Saat membaca-baca review pembaca lain di goodreads, ada yang membagikan series live action yang diadaptasi dari novel ini dengan judul yang tertera di poster. Aku langsung gercep nonton dong. Sayang sekali, aku tidak bisa nonton full, hanya beberapa episode dan itupun loncat-loncat. Tapi setelah dibandingkan dengan novel, aku tetap prefer novel sih karena lebih mendetail. Tapi untuk seriesnya tetap bagus, pemerannya ok-ok dah pokoknya. Boleh coba ditonton juga beri dukungan 👍
As always, yang tertarik untuk membaca, novel ini masih tersedia secara online di olshop kesayangan Anda.
Happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
Разное~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...