Tere Liye - Moga Bunda Disayang Allah

26 1 0
                                    

SPOILER WARNING!

Penerbit : SabakgripTahun Terbit : Jawa Barat, 2020Tebal Buku : 297 hlm; 20,5 cmISBN : 978-623-03-96074-9-4Genre : Base of true story; Anak

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerbit : Sabakgrip
Tahun Terbit : Jawa Barat, 2020
Tebal Buku : 297 hlm; 20,5 cm
ISBN : 978-623-03-96074-9-4
Genre : Base of true story; Anak

~~~~~~~~~~~~~~~


Tiada satupun makhluk hidup yang terlahir dengan sempurna, termasuk pula di dalamnya manusia. Sehebat-hebatnya kemampuan seseorang, entahlah kecerdasannya, kekuatan, dan lain-lain tetapkan ada yang namanya kelemahan atau kekurangan itu. Bahkan, tidak jarang manusia yang dinyatakan ciptaan Tuhan paling mendekati sempurna itupun ternyata adapula yang tidak sempurna sama sekali. Itulah yang terjadi dengan Protagonis utama kita, Melati.

Melati, seorang anak gadis berusia 6 tahun. Jika kita lihat sekilas, ia tampaklah sempurna, manis, menyita perhatian. Akan tetapi, kesempurnaannya hanya berlangsung pada 3 tahun awal sejak kelahirannya, dan suatu bencana yang menimpanya secara tidak sengaja dan tidak disadari, membuatnya yang masih balita 3 tahun menjadi sosok yang buta, tuli, dan juga bisu.

Di sisi lain, ada seorang pria malang bernama Karang. Ia yatim piatu sejak lahir, tapi hal itu tidak menjadi hambatan baginya untuk bermimpi dan terwujudlah menjadi seorang yang mendirikan puluhan Taman Baca dan menolong banyak anak yang bernasib sama atau bahkan lebih malang darinya. Ia seolah utusan malaikat, seseorang yang bisa mendatangkan keajaiban, dan menjadi seseorang yang amat disukai semua anak-anak yang ditemuinya. Sayang sekali, keadaan bahagianya pun terputus karena ia pun tertimpa bencana yang tidak kalah hebat, kecelakaan yang menewaskan 18 anak didiknya, sehingga ia yang diselimuti perasaan bersalah menjadi sosok yang sangat depresi dan melarikan diri dari dunia ini.

Kedua manusia yang tidak sempurna inipun dipertemukan oleh beberapa kebetulan yang menjadi takdir. Hubungan antara guru dan anak didik ini mulai terjalin dengan sendirinya, tidak peduli ada yang suka ataupun menolak. Tentu, perjalanan mereka sangat susah, rumit, yang tidak jarang hampir putus asa. Namun, keajaiban terjadi. Melati yang selama 3 tahun aksesnya dengan kehidupan seolah terkunci pun terbuka lebar. Meski tanpa mata melihat ataupun telinga mendengar, oleh keajaiban Tuhan ia mulai bisa mengenal dunia. Begitupun dengan Karang yang perlahan namun pasti, bisa bangkit kembali dan mencoba untuk memulai lagi kehidupannya.

Dan tentu saja, selain dua tokoh utama di atas, kita tidak boleh melupakan sosok yang dimiliki oleh semua makhluk hidup di dunia ini, yaitu Bunda.

Salah satu keajaiban terbesar dalam kisah ini adalah perjuangan Bunda yang tiada henti untuk mencarikan obat, mencarikan penerangan untuk Melati sang putri tercintanya. Yang secara tidak langsung pun menjadi kunci yang menyembuhkan depresi Karang karena berhasil dipertemukan lalu mengajari Melati mengenal dunia.

Seperti yang tertulis di genre, novel ini terinspirasi dari kisah nyata Hellen Keller (1880-1968) yang bernasib sama seperti Melati = buta, tuli, dan bisu. Tentu saja, jalan cerita novel ini berbeda dengan kisah yang sesungguhnya. Tapi tidak menutup kemungkinan, perjuangan mereka semua juga sama sungguh mengharukan. Tetapi jujur aku pribadi saat membaca novel ini kerap membandingkan kisah Hellen Keller dan kisah Melati, yang kurang lebih membuatku lebih pro ke Hellen Keller (bukan berarti aku tidak suka novel ini ya). But because we are not talking about her documentary, so let's move on.

Novel Review - Mariani MarzzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang