Armaya Junior - Cinta Mati

6 1 0
                                    

SPOILER WARNING!!

Penerbit : GagasmediaTahun Terbit : Jakarta Selatan, 2010 (cetakan kedua)Tebal Buku : 286 hlm; 13 x 19 cmISBN Digital : 979-780-412-7Genre : Mystery; Adult

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerbit : Gagasmedia
Tahun Terbit : Jakarta Selatan, 2010 (cetakan kedua)
Tebal Buku : 286 hlm; 13 x 19 cm
ISBN Digital : 979-780-412-7
Genre : Mystery; Adult

~~~~~~~~~~~~~~~

Pernahkah Anda merasa tertipu? Bukan oleh manusia, melainkan oleh buku. Oleh cover dan juga blurbnya. Inilah salah satu buku yang patut berada di peringat "10 Besar desain penipu". Kenapa aku berkata demikian? Bisa dibaca genre apa yang kutulis di atas? Yes, benar sekali. Dengan judul, desain cover, dan juga blurb belakang yang membahas tentang cinta mati, "Cintai seseorang saja sangat dahsyat seolah mati", nyatanya mati yang dimaksud adalah arti mati yang sesungguhnya. Dan kisah dalam novel ini adalah Misteri Pembunuhan.

Cerita dimulai dengan Dita, sang protagonis yang sedang mengisolasi diri di sebuah rumah peristirahatan di wilayah yang sepi (dan tidak ada sinyal) untuk menulis novel. Bukannya terinspirasi dan mendapatkan ide dari meditasinya lalu mulai menulis, ia malah tiba-tiba menyaksikan adegan panas yang sedang dilakukan di rumah panggung sebelah melalui kaca jendela yang sangat besar dari rumah tersebut. Sungguh tidak kusangka 😅😂

Pada hari berikutnya, pada saat ia sedang jalan-jalan di pantai untuk rileks sekaligus mencari ide, berkenalanlah dia dengan satu keluarga yang juga sedang piknik di sana. Suami istri bernama Ratna dan Didi beserta dua anaknya. Tak lama setelah itu, berkenalan pula mereka dengan penghuni rumah panggung yang disaksikan Dita melakukan adegan dewasa, bernama Eva. Dan tiba-tiba dari Evalah, perempuan itu menunjukkan satu kasus pembunuhan yang terjadi 7 tahun yang lalu, yang belum tahu siapa pelakunya. Dari awal rasa penasaran, Dita mulai mencari tahu tentang kasus ini, lalu perlahan terlibat secara aktif untuk membongkar kisah sebenarnya dan siapa pelakunya.

Kepenulisan. Bahasa yang digunakan dalam cerita ini adalah semi formal, dengan POV 3 yang berpusat pada sudut pandang Dita seorang. Dikarenakan ini adalah cerita misteri yang tidak hanya mencari pelaku pembunuhan tetapi juga mencakup motif dan alasan para tokoh terlibat baik sebagai pelaku maupun korban, alih-alih berpindah POV ke tokoh lain, cara yang digunakan untuk memberitahukan info adalah melalui percakapan tidak langsung alias menyampaikan. Contohnya seperti ini: "Si A berkata bahwa dia hari itu pergi menemui Si B di cafe. Kemudian Si B yang tiba di sana menyampaikan alasannya kenapa terlambat pergi ke sekolah pada hari itu."

Tidak ada flashback secara langsung, melainkan karena diceritakan ulang seperti kalimat di atas yang bukan hanya berupa kalimat singkat, melainkan bisa sepanjang satu chapter penuh. Sehingga ada beberapa kali cara kepenulisan seperti ini cukup membingungkan bagiku, harus baca ulang beberapa untuk lebih jelas siapa sebenarnya "si dia" yang dimaksud.

Penokohan. Selain Dita, ada beberapa tokoh yang muncul dan terlibat dalam kasus yang sedang diusut. Walaupun begitu, tipikal cerita yang terlalu fokus memecahkan misteri, karakteristik para tokoh di sini lumayan abu-abu. Selain saat membahas/diskusi kasus, jikalau sedang saling berinteraksi seringnya ditulis secara telling, bahkan pada chapter-chapter awal jumlah dialog itu bisa dihitung dengan jari.

Daripada plot, kebanyakan bagian mendeskripsi gerak-gerik yang lumayan detail tapi mubazir atau tidak begitu penting bagiku. Meski ditulis secara POV3, tapi saking fokus hanya pada Dita, jujur saja lebih cocok jika digunakan POV1. Bahkan terus terang, untuk si prota sendiri aku juga kurang paham/dekat dengannya saking hanya mementingkan kasus. Singkatnya, tokoh di sini hampir semuanya kurang hidup.

Plot & alur cerita. Sekali lagi, alih-alih cerita cinta seperti bagaimana cover dan blurb memberi kesan, novel ini adalah kisah misteri tentang sebuah kasus pembunuhan yang tidak ada hubungannya dengan Dita si protagonis. Pertama, Dita itu penulis dan bukan detektif. Kedua, tiada angin tiada badai, artikel/berita tentang kasus pembunuhan ini diberitahukan kepada Dita dan memancing rasa penasarannya oleh Eva yang baru saja kenal dengannya beberapa hari. It's a gamble move.

Oklah, rata-rata orang memang mempunyai rasa penasaran yang tinggi, apalagi seorang penulis yang umumnya mempunyai imajinasi tinggi, membayangkan dan menebak siapa dalang sesungguhnya. Tapi kedekatan mereka (Dita dan Eva) tidak menjamin Eva kenal betul akan watak Dita yang yakin pasti akan menyelidiki kasus ini. I mean, tujuan Dita ke tempat sepi adalah untuk menulis bukan menjadi detektif. Bisa jadi pada awal ia menunjukkan ketertarikan kemudian melupakannya karena mementingkan naskahnya yang terus dikejar deadline. Memang akan terjadi kasus pembunuhan lagi (spoiler) tapi itu masih lama. Singkatnya, plot cerita dirancang terlalu mulus sampai terasa aneh dan janggal bagiku. Parahnya lagi, aku tidak tahu alasan kenapa Eva mengungkit dan ingin kasus ini diangkat kembali, secara dia sendiri menjadi salah satu yang terlibat dalam kasus tersebut. Too weird.🥴

Ending. Good news as always, kasus misteri telah terpecahkan, telah diketahui juga motif dan pelakunya. Tapi sayang sekali, bagiku sedikit too good to be true. Maksudku, aku tidak mengerti kenapa kasus ini bisa tidak terpecahkan selama 7 tahun, because sedikit spoiler lagi, seseorang yang terlibat actually tahu segalanya dan kenapa baru sekarang speak-up nya? Kenapa harus tunggu selama ini dan kenapa harus dengan Dita? Semakin ke sini semakin gak masuk ke akalku. Ini bukan bingung sejenis plot twist ya, tapi memang benar bingung. Kecuali si Dita yang menemukan tentang kasus ini barulah dia cari tahu. Tapi bukan, dia dikasih tahu dengan sengaja tapi tanpa alasan yang jelas. Pertanyaannya, apa istimewanya Dita sampai terpilih? Kebetulan yang sangat kebetulankah? Ketika hampir semua tersangka berkumpul dan Dita "kebetulan" ada di sana sebagai orang yang gak punya hubungan apa-apa jadi melibatkannya?🧐

Kemudian catatan kecil, pelakunya terlalu mudah untuk ditebak, sayang sekali. Kasusnya pun jujur saja tidak begitu ribet tapi diribet-ribetkan, salah satunya dengan cara penyampaian kepada pembaca yang cukup membingungkan.

Overall, ini adalah novel penipu. Saat membeli novel ini berharap kisah cinta yang kompleks, eh malah kisah misteri dengan taburan banyak adegan & pembahasan ++, karena itu adalah salah satu alasan sang korban terbunuh. Penulisan yang cukup detail tapi lumayan membingungkan terutama pada saat menjelaskan latar belakang, alibi, dan trik yang dilakukan. Diskusi dan pemecahan kasus yang terlalu lancar sehingga polisi seakan tidak bekerja dengan baik dulunya sama sekai tidak membuat sang prota terlihat pintar. Saat mencapai ending pun aku kebanyakan hanya merasa B saja, tidak ada sesuatu yang istimewa kecuali agak bingung.

Oh, dan satu lagi. Tidak ku-mention di atas, tapi kebalikan dari penulis lain yang suka membuat nama tokoh yang panjang dan susah diingat, sang penulis membuat nama yang simple tapi rada mirip semua. Dita, Didi, Doni, Dini, yang semua tokoh ini gak punya ikatan apa-apa. Come on, gak ada nama lainkah? Atau sebuah kesengajaan untuk membuat pembaca tambah pening membedakan mereka? 👻

Nilai: 🌻🌻🌱

Extra:
Bagi yang tertarik, novel ini tersedia secara preloved di olshop kesayangan Anda.

Happy reading~

Novel Review - Mariani MarzzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang