SPOILER WARNING!
Penerbit : Haru
Tahun Terbit : Jawa Timur, Desember 2017 (cetakan pertama)
Tebal Buku : 292 hlm; 19 cm
ISBN : 978-602-6383-37-2
Genre : Sci-fi; Romance; Psychological~~~~~~~~~~~~~~~
Tiada makhluk hidup di dunia ini yang ingin terluka. Namun, tiada pula makhluk hidup yang bisa menghindari luka, termasuk luka hati atau biasa kita sebut sebagai "sakit hati."
Summer Mayberry, seorang gadis remaja tingkatan SMA, mengawali penggalan kisah hidupnya sebagai protagonis cerita ini dengan percobaan bunuh diri. Ia adalah anak Broken Home -Ayah kabur dari rumah, Ibu tidak lagi peduli padanya. Seolah tidak cukup, Harry, teman semasa kecil yang juga merupakan satu-satunya tempat pelarian untuknya, pun tidak pernah lagi mencoba untuk sekadar berkomunikasi dengannya. Cinta pertama yang kandas bahkan sebelum dimulai.
Lah, hanya begitu? Apa sih yang menyedihkan dengan keadaannya? Kan tinggal cari teman baru dan kesibukan saja.
Ya, kalimat ini tidak salah, tidak pula benar. Manusia dilahirkan sama di dunia ini, tapi juga boleh dikatakan berbeda, terutama kekuatan batinnya. Walau hanya sebuah masalah yang sepele menurut kita, bisa menjadi tekanan yang sangat dahsyat bagi seseorang. Dan hal inilah yang terjadi pada Summer sehingga dia menjadi depresi.
Tidak hanya begitu, ia yang cenderung pendiam dan suka menyendiri pun tidak luput menjadi sasaran bullying. Sehingga untuk kesekian kalinya, Summer memutuskan untuk bunuh diri lagi.
Well, aksi tersebut berakhir gagal lagi. Akan tetapi, percobaan kali ini membuatnya bertemu dengan Dokter Cornell, salah satu dokter yang bertugas di Rumah Sakit tempat Summer dirawat sekaligus seorang peneliti. Sang Dokter menawarkan kepadanya Formula Olvidelo.
Memang sempat ragu, tapi begitu mengetahui Formula tersebut dirancang untuk membuat manusia lupa akan kejadian buruk di masa lalu, Summer pun bersedia untuk menjadi subjek tes demi masa depan yang bisa mengembalikan senyumnya.
Singkat cerita, Summer pun mulai menjalani masa menjadi subjek tes Formula Olvidelo bersama dengan 11 remaja lainnya yang juga depresian dan suicidal.
Walaupun ini hanyalah kisah fiktif = tidak nyata, penelitian-penelitian yang dilakukan Kak Mpur sangatlah realistis. Novel ini ditulis menggunakan sudut pandang pertama pelaku utama, dan dengan Summer yang notabene serta bertekad untuk tidak dekat dengan subjek tes manapun, kita sebagai pembaca kurang lebih tetap bisa melihat dan merasakan seperti apa dan bagaimana pemikiran orang-orang yang depresi.
Setelah pembuka yang singkat dan padat akan alasan Summer menjadi depresi, kisah berikutnya akan lebih fokus pada penelitian dan interaksi antar subjek tes dan juga dengan para guru/ konsultan yang sukarelawan. Karena ini tentang penelitian, otomatis riset yang dilakukan pun tidak perlu diragukan. Dibumbui dengan tema sci-fi (mesin yang praktis serta struktur gedung canggih untuk penelitian yang seperti berada di planet lain). Jadi meski terkesan fantasi, tetapi nilai dan pesan positif bisa tersampaikan dengan baik.
But, untuk semua calon pembaca diharapkan mempunyai pikiran jernih dan luas. Sebab, selain Summer seperti yang telah kuceritakan di atas, subjek tes lain juga memiliki masalah sendiri dan depresi sendiri yang cukup relatable dengan kenyataan sehingga berpotensi tinggi men-trigger pembaca yang batin lemah. Maka dari itu, kuharapkan untuk menganggap fiktif hanyalah fiktif tidak peduli semirip apapun dengan kenyataan.
Dilanjut.
Pada umumnya yang kita ketahui, untuk mengobati pasien yang mempunyai penyakit batin tentu bukanlah suatu hal yang gampang. Tak jarang, ada yang otw sembuh pun dengan mudahnya bisa kambuh lagi karena suatu kecerobohan entah karena suatu keadaan atau seseorang yang dihadapi. Lalu bagaimana dengan sakit hati?
Well saudara saudari sekalian, jawaban Anda betul dan sang protagonis kita benar mengalaminya. Ia menemukan cinta yang baru 👏
Selama masa penelitian, 12 remaja yang menjadi subjek tes menggunakan nama samaran. Summer dengan nama April, dan pria yang berhasil menarik perhatiannya berinisial June.
Selain tentang penelitian dan isi pikiran Summer yang bergelud dengan keadaan (mostly), adegan lainnya adalah interaksinya dengan June. Hubungan mereka cukup ringan but actually porsinya pas dan sesuai untuk mereka. Pelan namun pasti kita pembaca bisa merasa Summer mulai jatuh cinta lagi meskipun sang prota selalu menyangkalnya.
Berikut untuk klimaks serta ending juga bagus menurutku. Daripada mengandalkan Formula Olvidelo (yang ternyata sukses dan berhasil pada akhir untuk teman lainnya), Summer berhasil menghadapi masalahnya dan mempertahankan memori masa lalu sebagai sumber kekuatan.
Memang tidak semua orang bisa bangkit dari keterpurukan, tapi dengan Summer yang menjadi satu-satunya yang bisa bangkit tanpa bantuan Formula, ini secara tidak langsung memberikan kita pesan bahwa harapan itu ada, dan luka bisa sembuh seiring berjalannya waktu.
Point plus berikutnya adalah kata-kata mutiara di setiap bab yang bermakna dan menginspirasi. Salut pokoknya dengan riset Kak Mpur.
For negative point, sekali lagi tentang interaksi. Aku paham tentang keterbatasan kata dan halaman. Tetapi selain dengan June dan karakter penting lainnya, cerita ini kurang akan interaksi.
12 remaja dibagi menjadi 3 kelompok beranggotakan masing-masing 4 orang. April, June, May, dan Desember. Terkecuali sedikit pembahasan tentang depresi mereka, aku sebagai pembaca sama sekali tidak bisa mengenal May dan Desember dengan baik. Parahnya, 8 remaja lainnya selain nama mereka menjadi nama bulan, aku sudah lupa siapa mereka, laki-laki atau perempuan. Gak pernah muncul dan gak pernah ada. Memang Summer digambarkan untuk tidak ingin bersosialisasi dengan siapa pun, tapi entahlah. Aku merasa terlalu kosong, mengingat mereka 12 remaja harus mengikuti kelas yang sama walau beda kelompok. Sebagaimana menolak, Summer tetap harus melihat wajah mereka. Sayangnya, tidak ada interaksi sama sekali.
Untuk kepenulisan bagus, ringan, serta mudah dipahami. Namun ada beberapa typo bertebaran.
Dan untuk ending. Tenang, Summer mendapatkan ending yang bahagia. Hanya saja, sedikit berlebihan, atau lebih tepatnya "memaksa untuk sempurna." Selain segala hal sudah lancar sentosa, tiada angin tiada hujan, Summer tak sengaja bertemu kembali dengan Harry dan pria tak tahu diri ini tiba-tiba memeluk Summer menginginkannya kembali.
Helloww? Apakah ini contoh dari penyesalan bertemu mantan yang sudah glowing? 😂 I mean, Harry tak pernah muncul! Yah kecuali di awal, dan dimention beberapa kali. Intinya, aku bingung dan hanya melongo.
Overall, ini kisah yang sangat menginspirasi. Formula Olvidelo ini seolah sebuah pelarian yang pastinya diinginkan banyak orang yang sedang susah, digambarkan dengan formula tersebut berhasil muncul di pasaran dan mungkin bisa menyelamatkan banyak orang. Tapi dengan Summer yang memilih untuk menghadapi masalahnya tanpa mengandalkan formula, menandakan bahwa ada orang lemah, ada pula yang kuat dan mampu bertahap. Yin dan Yang.
Tidak ada manusia yang sempurna. Meski dia tersenyum setiap hari bukan berarti hidupnya selalu penuh dengan kebahagiaan. Bahkan bisa jadi luka dibalik senyumannya lebih banyak dan lebih sakit daripada yang kita kira. Alangkah baiknya kita tidak pernah menyerah dengan keadaan. Walaupun sulit dan terkesan mustahil, niscaya kita akan menemukan jawabannya selama kita tidak memutuskan untuk berhenti.
Nilai: 🌻🌻🌱
Bagi yang tertarik, novel ini masih tersedia secara online. Silakan dicari dan beli di toko online terpercaya Anda.
Enjoy~
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
Random~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...