Na Hyerim - Clover

15 2 0
                                    

SPOILER WARNING!!

Penerbit : BacaTahun Terbit : Tangerang Selatan, Mei 2023 (cetakan pertama)Tebal Buku : 254 hlm; 13 x 20,5 cmISBN : 978-602-6486-91-2Genre : Slice of Life; Fantasy; Philosophy

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerbit : Baca
Tahun Terbit : Tangerang Selatan, Mei 2023 (cetakan pertama)
Tebal Buku : 254 hlm; 13 x 20,5 cm
ISBN : 978-602-6486-91-2
Genre : Slice of Life; Fantasy; Philosophy

~~~~~~~~~~~~~~~

Bagaimana jika kau kedatangan seekor kucing yang bisa mengabulkan keinginanmu begitu saja?
Apa yang paling ingin kau ubah dalam hidupmu?

Unik? Cek ✔️
Kucing? Cek ✔️
No pikir-pikir, langsung masuk keranjang dan check out 🧾💸
Jadi, bagaimana dengan ceritanya? Apakah sesuai dengan ekspetasiku? Mari kita terjun.

Novel ini berkisah tentang Jeong-in, seorang remaja laki-laki yang masih duduk di bangku SMP kelas 8. Ia hidup hanya berdua dengan neneknya yang serbakekurangan atau ekonomi rendah, singkatnya, miskin. Neneknya berprofesi sebagai pemungut kertas/kardus bekas, yang di mana karena sering mengajak cucunya ikut serta sejak kecil, Jeong-in pun jadi terbiasa untuk memungut kardus-kardus setiap perjalanan pulang sekolah dan dijualnya. Selain itu, lelaki remaja ini ternyata juga bekerja paruh waktu dengan jadwal terbatas karena masih SMP. Intinya, hidup mereka bisa makan kenyang sudah sangat bersyukur.

Kenapa dia hidup berdua saja dengan nenek? Di mana orang tuanya? Apakah dia anak yang tidak diinginkan? Well, memang tidak diceritakan lebih rinci terkait latar belakang tentang keluarganya, tapi melalui salah satu penggalan narasi yang merupakan adegan mimpi buruk Jeong-in, ia dulunya punya seorang ibu yang sangat menyayanginya, tapi sayang sekali meninggal dalam usia yang cukup mudah (Jeong-in masih balita) karena kecelakaan kendaraan.

Menjalani hidup susah dan serba terbatas sejak usia dini, Jeong-in menjadi pribadi yang lebih cepat dewasa daripada usia sesungguhnya. Tidak, lebih tepatnya dipaksa untuk dewasa demi bertahan hidup. Teman-teman di sekolah suka meledeknya akan situasi ekonominya, belum lagi pada awal-awal chapter sedang dibahas karyawisata ke Pulau Jeju yang tentu saja tidak sedikit biayanya. Lebih baik Jeong-in membeli makanan daripada menghamburkan uang ke liburan yang sia-sia (jika dia memiliki uang tersebut).

Sejalan dengan menceritakan situasi dan latar belakang Jeong-in, tiada angin tiada badai, seekor kucing hitam muncul dan senantiasa terus mengikuti remaja tersebut. Siapa sangka, binatang kecil yang sempat menggerakkan hati nurani Jeong-in sehingga mengajaknya pulang ke rumah nyatanya adalah jelmaan iblis yang tergoda akan 'kelezatan' Jeong-in, ingin menjadikannya santapan, sebagai ganti bersedia mengabulkan permintaan pemuda tersebut, apapun itu.

Itulah isi premis dari cerita ini, yang sangat menarik tentunya. Dan siapa sangka lagi, premis ini pula yang menjadi inti dari cerita ini hingga akhir, dikarenakan alih-alih tergoda, Jeong-in ternyata cukup pesimis dan ragu untuk membuat kontrak (walau sudah diberi testing/ sample akan kekuatan sang iblis yang ajaib) sehingga si iblis pun secara tidak langsung sibuk menggoda Jeong-in di setiap kesempatan yang ada.

Selain interaksi Jeong-in dengan sang iblis, tentu saja ada muncul pula tokoh-tokoh lain yang berpengaruh dalam hidupnya, mulai dari sang nenek, pemilik/ bos tempat paruh waktu, bapak tukang kardus, dan satu-satunya teman sekolah yang cukup peduli dan ingin berteman dengannya, Jae-ah.

Novel ini ditulis dengan POV3 yang berfokus pada sudut pandang Jeong-in. Terjemahannya bagus dan mudah dimengerti. Akan tetapi, sepertinya ini murni dari gaya kepenulisan author sendiri, yang di mana jarang menggunakan dialog tag sehingga ada beberapa kali dialog percakapan antar dua orang menjadi ambigu, tentang siapa yang mengucapkan dialog yang mana. Selain itu, salah satu yang lumayan mengusikku juga adalah kata batinnya Jeong-in. Tidak cetak miring, tidak pula adanya dialog tag, dari kata ganti "dia-nama" yang sering mendadak menjadi "aku" lumayan membuatku bingung pula, sampai ada beberapa saat harus baca ulang untuk memastikan kembali.

Untuk penokohan di sini, rata-rata tokoh jatah mereka untuk keluar/ berinteraksi dengan prota itu lumayan minim. Jadi selain dialog umum/ percakapan biasa, tidak terlalu banyak sifat dan karakteristik yang unik/ spesifik dari masing-masing tokoh yang menonjol keluar, sehingga jatuhnya lumayan flat. Untung saja tokoh yang muncul tidak banyak, jadi lumayan mudah untuk diingat dan dibedakan satu sama lain.

Daripada plot dan konflik cerita, novel ini lebih fokus dalam memberikan filosofi akan makna dari kehidupan, apa itu kenyataan, dan apa itu khayalan. Terus terang, pesan moral tersampaikan dengan baik, tapi sekali lagi, daripada mengembangkan jalan cerita, author lebih suka memaparkan teori dan ilmu yang meskipun relate dengan cerita tapi lumayan random. Mungkin salah satu tujuannya adalah untuk menunjukkan karakter sang kucing iblis itu berwawasan luas dari lamanya ia telah ada di dunia ini. Tapi menurutku pribadi, malah si kucing terkesan jadi sok bijaksana 😅 dan cerita jadi melebar ke mana-mana banyak cabang gitu. Sangat disayangkan sekali karena porsi untuk plot cerita malah berkurang.

Untuk ending dari cerita ini, hmm, boleh dikatakan baik/ happy. Jeong-in diberi tes lagi, mencoba dunia khayalan, dunia yang ia inginkan itu. Tapi mau sebagus dan seindah apapun, semua itu tidaklah nyata, bagai hanya halusinasi. Maka dari itu, dengan tekad yang kuat, Jeong-in tegas menolak segala godaan dan memutuskan untuk kembali menjalani kehidupannya, yang walaupun sulit dan pahit, tapi itu adalah nyata.

Overall, ini cerita yang ringan tapi bermakna. Dalam sekali duduk aku menyelesaikan novel ini. Tidak memberi kesan yang mendalam (karena aku pecinta tema dan plot berat) tapi lumayan membuka wawasan dan memberikanku pelajaran akan kehidupan. Salut saja aku dengan Jeong-in. Usia yang masih muda dan boleh dikatakan labil ini ternyata sanggup menolak godaan. Orang-orang yang tidak takut konsekuensi mungkin gak akan ragu memohon keinginannya untuk dikabulkan. Kalau aku ... lihat-lihat dulu deh syaratnya gimana 😂

Nilai: 🌻🌻🌻🌱

Extra:

Bagi yang tertarik, buku ini masih lumayan baru, jadi otomatis masih tersedia secara offline di toko begitu juga online di olshop kesayangan Anda. Sesekali bacalah cerita yang mengandung makna, jangan drama mulu 😜

Happy reading~

Novel Review - Mariani MarzzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang