SPOILER WARNING!
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Jakarta, Juli 2012 (cetakan pertama)
Tebal Buku : 208 hlm; 20 cm
ISBN : 978-979-22-8700-4
Genre : Romance; Young Adult~~~~~~~~~~~~~~~
Jatuh cinta boleh dibilang adalah hal yang sangat mudah dan bisa dialami oleh siapapun. Namun, mempertahankan rasa cinta itulah yang menjadi rintangan, bahkan terkadang sangat sulit dan menyesakkan dada karena menahan air mata. Apalagi jika kita terlambat menyadari rasa itu, ketika semua sudah terlambat.
Buku ini sudah kesekian kalinya aku baca ulang dengan jarak waktu yang lumayan lama (lihat tahun terbit 😗) dikarenakan aku lupa jalan ceritanya. Dan, setelah selesai membacanya lagi, akhirnya aku sudah ingat. Bahwa, Aku menyukai cerita ini, tapi aku membenci ending cerita ini. No, no, ini tidak hanya soal sad ending atau sejenisnya, tapi lebih kompleks daripada itu, membuatmu menyesal sudah membaca kisah ini. Untuk lebih jelasnya, mari kita masuk ke dalam cerita:
Novel ini bermula dengan Clara, gadis (yang katanya) berpenampilan biasa-biasa saja sebagai protagonis kita, sedang berliburan ke Swiss. Melalui sudut pandang POV1 yang berfokus pada dirinya, secara tidak langsung kita diselipin akan ungkapan hatinya yang sedang merindukan seseorang. Seseorang yang sudah diam-diam ia sukai sejak lama, tapi tidak mampu mengutarakan perasaan tersebut, memilih untuk memendamnya seorang diri. Dengan kata lain, sang MC sedang dalam masa broken heart karena cinta bertepuk sebelah tangan. Kemudian dengan cepatnya, di negara yang lumayan asing ini terkecuali mengenal Om dan Tante yang tinggal di sana, Clara bertemu dengan seorang pria tampan dan langsung jatuh cinta padanya. Ya, cinta pada pandangan pertama. Namun, tidak sempat mereka saling berbincang, bahkan sekadar menanyakan nama pun belum, keduanya sudah kehilangan kesempatan untuk bertemu. Clara sudah kembali ke Indonesia.
Singkat cerita, 3 tahun pun berlalu. Clara, dengan hati yang masih mendambakan cinta Neo (sahabat sejak kecil yang menjadi sosok cinta tak terbalasnya akhirnya terungkap) tetapi diam-diam menggunakan foto pria Swiss sebagai wallpaper HP-nya, kini memutuskan untuk melanjutkan studi S2 ke Korea. Takut hatinya akan goyah, pada detik terakhir pun Clara tidak berani untuk bertemu dan mengucapkan salam berpisah dengan Neo, kemudian berangkatlah ia ke negeri Ginseng. Kira-kira apa yang akan terjadi, ya? Iya, benar sekali. Dunia fiksi selalu sempit, kalau tidak ya selalu serba kebetulan (karena jika tidak, kisah ini tidak lagi berlanjut 🤪) Maka sesuai tebakan kalian, Clara bertemu lagi dengan pria Swiss.
Kim Donggun, blasteran Swiss-Korea, dalam jangka waktu 3 tahun ini telah menjadi artis yang terkenal dan lumayan naik daun di Korea. Dan ternyata, tidak hanya Clara, ternyata Donggun juga mengenal sang prota meskipun mereka hanya pernah bertemu satu kali dan sudah lama sekali, yang jujur bagiku sungguh tidak masuk logika. Maksudku, Clara masih mending karena menyimpan foto Donggun. Sedangkan Donggun tidak, hanya berbekal tertarik juga pada Clara dan ternyata mampu mengingat dan mengenalnya begitu mudah. Aku saja yang seminggu tidak bertemu mungkin sudah mulai sulit mengenali seseorang. 🤣 abaikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
Random~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...