Mya Ye - Love on the Blue Sky

12 1 0
                                    

SPOILER WARNING!

Penerbit : Gramedia Pustaka UtamaTahun Terbit : Jakarta, Desember 2010 (cetakan pertama)Tebal Buku : 192 hlm; 20 cmISBN : 978-979-22-6456-2Genre : Romance; Slice of Life; Religious

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Jakarta, Desember 2010 (cetakan pertama)
Tebal Buku : 192 hlm; 20 cm
ISBN : 978-979-22-6456-2
Genre : Romance; Slice of Life; Religious

~~~~~~~~~~~~~~~

Seringnya, hidup tidak selalu berjalan sebagaimana mestinya seperti yang kita inginkan atau hendaki. Kadang naik, kadang turun. Semuanya terserah dan juga tergantung kepada kita bagaimana menanggapinya dan menjalankannya.

Kisah ini bermula dengan Amanda, sang protagonis kita yang memulai hidup di tempat baru. Oleh tuntutan pekerjaan, ia seorang diri berpindah ke Pulau Sumatra, menjalankan tugasnya sebagai kepala cabang di bank yang baru saja dibuka di sana.

Sebagai wanita karier muda berusia dua puluhan, merantau jauh dari keluarga dan teman adalah salah satu keputusan yang lumayan berat. Akan tetapi, berkat kekuatan imannya yang tinggi serta dukungan jarak jauh dari Alex, sang pacar yang selalu setia mengisi kekosongan hatinya, Amanda berusaha untuk kuat akan cobaan dan tantangan ini.

Kota yang ditempatinya ini digambarkan sebagai kota yang relatif kecil dan lumayan sepi akan penduduk. Ini menjadi rintangan yang cukup rumit juga bagi Amanda, disebabkan ia yang berasal dari Jakarta yang merupakan kota padat. Beradaptasi pada tempat dan suasana yang benar-benar bertolak belakang ini tentu membutuhkan waktu yang lama. Syukur perlahan tapi pasti, ia mulai terbiasa.

Tempat baru, relasi baru. Tidak dipungkiri, Amanda pun didekati oleh personal baru yang ingin menarik perhatiannya. Dino, itulah nama pria yang dengan cepat akrab dan menjadi sahabat Amanda di kota ini.

Dan, begitulah jalan ceritanya. Plot cerita maju yang lumayan datar. Dicantumkan genre slice of life karena dari awal hingga pertengahan, novel ini fokus menceritakan kisah hidup Amanda di tempat baru ini layaknya sang prota yang berbagi buku diarynya untuk kita baca. Untuk konflik, pertengahan terakhir baru mulai kerasa, itupun tidak dalam hingga ke tahap drama atau menegangkan yang memicu adrenalin. Kenapa?

Nah, Alex, pacar Amanda. Pria ini telah dikenalkan secara telling narasi panjang beserta dengan pengenalan via biodata Amanda di awal cerita (nilai minus). Pria ini bukan pria biasa, dalam artian tidak sebaya ataupun melajang. Alex, lelaki yang disukai Amanda dan nyata menyukai Amanda balik, adalah seorang pria yang sudah beristri anak, juga dengan jarak usia belasan tahun jauhnya dari Amanda. What? Apakah prota kita seorang pelakor? Oh, tenang saja, tentu tidak. Jauh sebelum kedua insan ini saling kenal, telah diceritakan bahwa Alex sudah berpisah lama dengan istrinya, tapi status tidak jelas alias tidak cerai tapi menyukai dan memacari perempuan lain. Rumit? Tidak juga, sih. Anggap aja Alex seolah lupa password dan membuat akun baru lalu pasang status in relationship with Amanda 🤣

Jadi apa konflik yang terjadi? Yup, sangat mudah ditebak. Setelah LDR sekian lama, Alex yang bertemu kembali dengan Amanda di kota baru, usai bersenang buat sang pacar bahagia setinggi langit pun dengan kejamnya menghempaskan Amanda kembali ke daratan keras. Alex meminta putus, karena dengan alasan demi kepentingan anak, ia ingin balikan kembali dengan sang istri.

Kesal? Yowes pasti! Siapa juga yang gak kesal coba, apalagi si Amanda? Berpacaran bertahun-tahun menunggu Alex menceraikan istri lalu menikahinya secara sah, eh malah dicampakkan begitu saja bagaikan mainan. Menjadi orang dewasa, daripada mengemis atau mencari ribut hingga terjadi drama, mau tidak mau Amanda pun terima saja keputusan ini. Sehingga jatuhnya kepada Tuhanlah Amanda lampiaskan kesedihan dan kekesalannya.

Dino yang tahu akan hal ini tentu tidak melewatkan kesempatan untuk mendekati Amanda. Tapi sekali lagi, para tokoh di sini rata-rata sangat manusiawi, dan Dino termasuk salah satunya yang lebih ke sebagai sahabat yang baik, mendengar dan memberikan sandaran kepada Amanda. Sangat bagus, tapi sekali lagi flat.

Bagaimana dengan endingnya? Well, boleh bilang otw gantung sih. Jadi di sini, daripada Amanda berhasil move on lalu membuka lembaran baru karena kekuatannya sendiri, dia dipaksa untuk move on, karena Alex dimatikan oleh karena kecelakaan. Dan sebelum dibilang apakah menerima cinta Dino apa tidak, kisah ini berakhir dengan Amanda yang dipindahtugaskan lagi ke pulau yang baru, Sorong, di Irian Jaya. Nah, gimana? Ibarat kita menggenggam hanger dan baru saja hendak menggantungnya di tiang. Gantungan yang masih menggantung di udara. Bisa dibayangkan? Seperti itulah. 🤣

Dengan ini, plot cerita bisa dikatakan sangat datar. Mulai, berjalan, agak oleng dikit saja, sampai. Tidak ada lubang, tidak ada polisi tidur, tidak ada lampu merah. Lurus saja.

Penokohan pun bisa dikategorikan flat alias datar juga. Memang, ada beragam karakteristik yang terasa perbedaannya, tapi tidak menonjol karena kebanyakan hanyalah narasi penjelasan akan kejadian/ kegiatan Amanda, sisanya percakapan yang standard bagai di kehidupan sehari-hari bertemu teman lalu cerita atau curhat. Mereka ada tapi hanya numpang lewat, tidak memberikan makna yang besar terhadap jalan cerita.

Jangan lupa juga, cerita ini diberi tag genre religi. Karena dari awal hingga akhir, Amanda digambarkan sebagai karakter yang taat beragama dan rajin beribadah. Tapi karena broken heart, ia pun menjauhi diri dari Tuhan, sama sekali tidak berdoa atau mengikuti kegiatan agama lagi. Selain konflik cinta, novel ini lebih didominasi dengan konflik batin berlatar agama. Hampir di setiap saat selalu mengingatkan kepada Amanda untuk kembali kepada Tuhan, yang secara tidak langsung ditujukan juga kepada para pembaca untuk ingat kepada Yang Maha Esa. 🤫

Untuk kepenulisan, hmm ... 50 50 sih. Penulis menggunakan POV 3 sudut pandang Amanda, tapi beberapa kali tercampur/berganti di narasi menggunakan kata "aku" yang lumayan ambigu apakah ini suara batin Amanda atau nyata narasi yang berubah menjadi POV 1, jadinya lumayan membingungkan. Dan satu hal, aku pribadi lumayan terganggu dengan gaya kepenulisan author, yang meskipun ringan dam mudah dipahami, tapi hampir semua jeda menggunakan tanda titik, melupakan eksistensi tanda koma. Jangan sedih ya, Tanda Koma. 🤧

Overall, ini cerita yang sangat ringan tapi dipanjang-panjangkan dengan kegiatan keseharian yang flat dan pesan-pesan rohani yang bertebaran di mana-mana. Banyak tokoh yang muncul tapi tidak dimaksimalkan dengan baik, itu termasuk tokoh penting seperti Alex dan Dino karena terlalu fokus pada suasana batin Amanda saja, yang sekali lagi walau kondisinya lumayan baperin, tapi sebagai pembaca aku tidak baper karena pembawaan karakter yang kurang menjiwai, terutama karena penulisan teknik tellingnya juga. Akan tetapi, pesan moral sangatlah kuat karena mau bagaimana pun juga, janganlah kita manusia lupa dengan agama dan kekuasaanNya.

Nilai: 🌻🌻🌱

Extra:
Bagi yang tertarik, buku ini masih tersedia secara preloved di olshop kesayangan Anda. Juga tersedia sebagai ebook. Ingat, tetap yang asli, jangan bajakan ya kawan-kawanku.

Enjoy~

Novel Review - Mariani MarzzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang