SPOILER WARNING!!
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Tahun Terbit : Jakarta, April 2015 (cetakan keempat)
Tebal Buku : 320 hlm; 20 cm
ISBN : 978-602-03-1570-6
Genre : Teenlit; Rom-Com~~~~~~~~~~~~~~~
Mau pilih mana? Menjadi anak tunggal; Menjadi anak sulung; Menjadi anak tengah; apa Menjadi anak bontot? Sayangnya, hal seperti ini tidak bisa dipilih karena sudah ditakdirkan saat kita dilahirkan di dunia ini, termasuk anak tunggal karena orang tua belum tentu setuju jika kita bilang tidak ingin punya saudara lagi.
Nah, prota kita yang bernama Monique (nama panggilan Nikki), yang terlahir sebagai anak sulung dari dua bersaudara (adik bernama Leroy), pada masa keemasan remajanya (usia 17 tahun) menginginkan seorang abang. Berhubung Pop dan Mamah tidak akan mungkin bisa lahir anak yang lebih tua darinya, Nikki pun berinisiatif mencari dan memilih abang untuk dirinya sendiri di sekolah. Richard. Pada pandangan pertama, kakak kelas yang ganteng, pintar, dan fun ini pun langsung terpilihlah menjadi abangnya. Oh, enggak, bukan cinta pandangan pertama. Justru keduanya bertemu itu bertengkar pada pertama kalinya, merebut baju sale. Barulah kemudian pendekatan, ternyata asyik dan sefrekuensi, barulah saling setuju mengadopsi sebagai pasangan abang dan adek.
Jika ingin dibahas secara singkat, buku novel dengan setebal 320 halaman ini mayoritas adalah menceritakan kehidupan Nikki. Hubungannya dengan keluarga, teman, gebetan, termasuk juga impian dan sifatnya. Intinya, tentang jati diri Nikki, tapi tidak benar-benar genre Slice of Life. Justru, genre terbesar dari cerita ini adalah Comedy-nya.
Nikki mempunyai dua ibu, yaitu ibu kandung (Maddy) dan ibu asuh besar bersamanya sejak bayi (Mamah). Diceritakan Nikki mempunyai kegemaran dengan warna hitam dan hal mistis seperti tarot, sehingga dia sering dianggap terlalu dark untuk dijadikan teman, menjadi salah satu yang sering kena sindir, terutama oleh kumpulan perempuan glamour. Dan, dirinya yang berada di sisi gelap ini naksir berat dengan Nathan, salah seorang lelaki yang tampan, artis terkenal di sekolahnya. Setelah menghabiskan hampir seperempat buku untuk menceritakan latar belakang Nikki, cerita pun lebih fokus pada kisah cintanya ketika dengan mendadak, Nathan naksir dan menembak Nikki, memintanya menjadi pacar.
Kepenulisan. Cerita ini ditulis dengan POV1 dari sudut pandang Nikki. Karena ini teenlit dengan genre komedi yang mendukung, bahasa yang digunakan adalah bahasa yang cukup gaul pada zamannya dan hampir setiap saat selalu melucu. Memang, ada beberapa kali aku tersenyum kecil saat membaca adegan/ percakapan mereka yang cukup jenaka, tapi karena mayoritas dikomedikan, beberapa bagian terasa dipaksakan dan beberapa kali juga aku merasa bosan. Pada saat kondisi yang serius pun masih sudah sempat melucu, seperti salah pada tempatnya. Jadi walaupun author bertujuan untuk mengaduk emosi pembaca, sayangnya aku salah satu yang tidak mempan, B aja selama membaca.
Lagipula, novel ini bisa begitu panjang bukan karena ceritanya yang kompleks atau rumit, justru karena melucu terus, plus dengan deskripsi objek yang mendetail tapi jatuhnya lebay dan kebanyakan, maka jadilah begitu panjang. Komedi memang harus selalu main kata dan keadaan, tapi entahlah, mungkin kebanyakan aku sampai merasa muak.
Penokohan. Untuk poin ini, nilai dari 50 50. Artinya, khusus untuk sifat, karakteristik, dan perkembangan karakter Nikki sangatlah baik. Dia yang seperti remaja pada umumnya yang mementingkan diri sendiri, egois, belum cukup dewasa untuk berpikir rasional, tapi perlahan menyadari kesalahannya dan berubah, tersalurkan dengan baik. Hubungannya dengan keluarga, terutama dengan Maddy yang diceritakan cukup membencinya, juga berakhir dengan baik. Namun sebaliknya, karena terlalu fokus pada satu bagian, bagian lainnya terasa diabaikan, salah satunya adalah chemistry Nikki dan Nathan. Keduanya memiliki status pacaran hampir setengah buku, tapi karena terlalu pentingin melucu dari pikiran Nikki, hubungan mereka berdua kebanyakan hanya disampaikan secara telling saja = tanpa harus menunggu sampai ending sudah sadar bahwa mereka berdua itu tidak akan mungkin langgeng. Belum lagi cara Nathan yang mendekati Nikki begitu mendadak dan mencurigakan.
Dan cukup krusial, meskipun berhubungan sangat baik, tapi antara Nikki dan Richard tidak terlihat hubungan abang adik, melainkan sahabat yang sangat dekat saja. Jadi sedikit kurang klop dengan judul dan topik utama novel ini 🤔
Plot & alur cerita. Selain penokohan yang terkesan berat sebelah, plot cerita pun seakan terskip-skip meskipun nyatanya alur berjalan lurus tanpa ada skip time yang besar. Sekali lagi, novel ini tujuan utamanya adalah melucu, tak jarang membutuhkan narasi sepanjang 1 lembar hanya untuk perumpamaan komedinya, baru kemudian melanjut kembali pada adegan/ percakapan yang sedang berlangsung. Oleh karena itu, beberapa adegan yang menurutku penting pun tidak dapat jatah yang cocok, berakhir disampaikan secara telling saja. Termasuk pada saat klimaks, niat buruk Nathan yang mendekati Nikki hanya untuk memanfaatkannya terkuak, tapi terus terang aku tidak baper, karena beberapa alasan di atas. Nathan yang katanya sudah berubah dan serius menyukai Nikki pun tetap terasa bohongan, bualan belaka. Entahlah, tidak ada feelnya sama sekali.
Ending. Untuk bagian ini tanpa harus kukatakan sebagai spoiler pun kuyakin semua tahu, bahwa Nikki berakhir dengan Richard, abang adopsinya. Namun jujur saja, sebelum mencapai ending, konflik yang diberikan kurang memuaskan bagiku, yaitu Richard yang mendadak pergi ke New York, dikabarkan meninggal (April Mop untuk kerjain Nikki tapi dikira betulan), lalu pulang lagi ke Indonesia, padahal sebelumnya berkata tidak akan balik lagi. Alasannya, supaya penyakit BBC (Big Brother Complex) Nikki bisa sembuh dan memandang Richard dengan status yang lain. Ya, chemistry mereka berdua adalah yang paling kuat di cerita ini, tapi karena lagi-lagi poin² penting ini ditulis secara telling = tidak penting daripada humornya super panjang, aku tidak merasa puas, perumpamaan sudah ngedan lama di WC yang keluar hanyalah angin alias kentut. Nanggung bener dah 🤧
Overall, ini cerita yang cukup menyenangkan. Konflik kehidupan Nikki adalah notabene masalah yang dihadapi anak remaja seusianya, jadi kurasa jika dulu kubaca saat seusianya, mungkin akan lebih suka karena relatable, tapi entahlah sudah lupa 😂 Bahasa yang ringan dan bawaan yang mulus membuat ngalir aja dan lumayan menikmati humornya (walau kadang agak memaksa) Oh ya, lupa mention. Ada satu poin yang lumayan disayangkan, yaitu dikatakan Nikki fans berat dengan tarot, tapi hanya ada satu kali saja adegan ia memainkan tarot, itupun kurang lengkap, sisanya lebih fokus pada fashion taste gelapnya. Sangat disayangkan karena kurang mendalami riset tarot tersebut, padahal karakternya sudah antimainsteam.
Nilai: 🌻🌻🌻
Extra:
Jika disurvey, karya jadul ini lebih banyak beredar di internet cover versi lamanya, sedangkan versi baru hanya seberapa foto. Dan aku pribadi tentu lebih suka desain cover versi baru milikku, lebih unyu gemes 😋Bagi yang tertarik, buku ini masih tersedia secara preloved di olshop kesayangan Anda. Bahkan aku membaca, bisa pinjam baca gratis melalui ipusnas.
Happy reading~
KAMU SEDANG MEMBACA
Novel Review - Mariani Marzz
Random~To be read or must to be read~ Coret-coretan yang berisikan review novel berbagai macam genre (terutama romance) Sebagai pengingat juga cerita apa saja yang sudah pernah dibaca & dikoleksi Silakan singgah untuk baca, mana tahu dapat rekomen bagus ...