Chapter 4. Lovely Pink dan Janji

1.3K 179 8
                                    

Kamus keempat: Kemenangan terkadang membuat orang lain terluka.

Geomeka mengembuskan napas gerah. Dia nggak tahu kalau sekarang harus terdampar di sini, di rumah Abith. Baru saja dia pulang dari sekolah, namun cowok itu sudah menghadangnya. Menjanjikan sesuatu yang sejak awal Geomeka inginkan. Rencana mengundang band LP, alias Lovely Pink. Kejadian di sekolah tadi siang mengubah segalanya!

Setelah kemarin Abith mengatakan sesuatu, malamnya Geomeka nggak bisa diam saja. Dia berbeda dengan adiknya yang nggak pernah memikirkan sesuatu sekeras ini. Makanya Geomeka cocok dijadikan pemimpin, karena ketika lainnya sedang tidur... dia mencoba menganalisis apa yang harus dia lakukan.

Baik, Abith membuatnya berpikir banyak hal. Jadi, alih-alih mengerjakan tugas, Geomeka malah mengirim pesan pada cowok itu. Hanya untuk sekadar bertanya apa maksudnya dengan membantu.

Sumpah, tatapan Abith sangat meyakinkan waktu itu!

"Jadi, apa maksud lo tadi siang?"

Abith sedang mandi, jadi dia nggak bisa membalas pesan Geomeka. Geomeka yang memang nggak tahu, dan karena jarang sekali Abith lama membalas pesannya... akhirnya gemas juga. Dia nggak suka di-PHP, jadi dia mencoba... menelepon. Iya, menghubungi Abith lebih dulu. Karena hanya Abith satu-satunya harapan. Setelah LP menjadikannya ketua OSIS, sekarang dia harus membalas jasa.

Lagi pula, dia nggak terlalu ingin jadi ketua OSIS, tapi... tapi... dia ingin punya kesibukan waktu itu!

Teleponnya nggak diangkat! Berani sekali anak ini! Geomeka makin geram. Dia mencoba menghubungi hingga beberapa kali. Setelah panggilan kesembilan, dia mulai sadar bahwa tingkahnya sangat menggelikan. Jadi, dia meletakkan HP-nya. Dia menyerah.

Dua jam setelah itu barulah Abith menghubunginya!

"Mas nelepon aku, ya?"

Seharusnya Abith bisa membaca HP-nya sendiri. Ada panggilan tak terjawab, ada missed call. Kenapa dia bertanya sumbang?! Kurang ajar! Nggak tahu diri! Cuih!

"Menurut lo?" Ketus Geomeka menjawab.

"Maaf, Mas.... Barusan aku masih mandi."

Otak Geomeka travelling. Mandi model apa dua jam? Luluran? Membangun candi dalam kamar mandi? Dia nggak tahu di belahan bumi mana ada cowok yang bisa mandi selama itu, dia nggak menyalahkan. Itu hak pribadi.

Tetapi karena dia sudah telanjur dongkol karena Abith membuatnya menunggu dan berpikiran yang nggak-nggak, maka perbuatan Abith mandi selama dua jam itu nggak bisa dikategorikan normal!

"Mas lagi apa?"

Idih, malah tanya lagi apa! Geomeka tersadar, menepuk pipinya sendiri, lalu mulai mengatakan apa yang menjadi keinginannya! Nggak perlu lama-lama, yang penting jelas dan padat!

"Gue mau kerja sama bareng lo. Soal LP."

"LP yang mana, ya, Mas?"

Kurang ajar upil ini! Berani-beraninya dia mempermainkannya! Asem!

"Lo beneran bikin gue emosi, ya?"

Abith terbatuk-batuk. Dia terkekeh di sana. Mendengar Geomeka marah sangat menyenangkan. Dia nggak pernah tahu kalau ketua OSIS nyentriknya ini punya sisi yang nggak bisa ditebak oleh orang lain.

"Bisa, Mas. Mas perlu ke rumahku dan kita omongin hal ini."

Geomeka mengembuskan napas.

"Nggak bisa ngomong di telepon aja?"

Jokes In Our BedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang